~Annyeong~
Assalamu'alaikum, semuanya♡
Selamat Pagi, Selamat Siang, Selamat Sore dan Selamat Malam.
.
Gimana nih kabarnya? Semoga baik-baik aja ya..
Ini Chapter 10, semoga suka ya..──────⊹⊱✫⊰⊹──────
= Happy Reading =
Claira membuka matanya lebar, keringat sudah membasahi seluruh tubuhnya. Ia bangkit dan duduk dipinggiran ranjang, dengan tangan yang tengah memijat pelan keningnya. Kepalanya terasa sedikit pusing sekarang.
"Gue dimana?" lirih Claira, ia bru menyadari jika saat ini dirinya masih berada di kamar hotel tempatnya menginap.
Ceklek
Suara pintu kamar terbuka, dengan cepat Claira melihat kearah pintu tersebut.
"Oh? Udah bangun lo Clai, baru aja mau gue bangunin. Btw ini susu jatah lo, udah ada sedikit tetesan darah kok" gurau Cassie dengan terkekeh kecil, ia menyerahkan segelas susu itu yang diterima baik oleh Claira.
Claira ini berbeda, Cassie paham akan hal tersebut. Saudarinya itu butuh sekitar setetes darah untuk membangkitkan staminanya lagi.
"Thanks" Claira meminum susu tersebut dengan rasa kebingungan yang begitu besar.
"Oh ya satu lagi! Hari ini kita bakal balik duluan dari yang lain, nanti malem gerhana nya masih berlanjut. Kita takut lo nanti pingsan kaya tadi, makanya mami bilang buat kita pulang duluan gitu" jelas Cassie, gadis itu tengah memasukkan beberapa baju kedalam koper.
Claira diam, ia merasa sedikit dejavu namun juga tidak devaju. Ia memilih untuk berjalan ke kamar mandi setelah meletakkan gelas bekas susu tersebut diatas meja.
"CLAI BAJU BUAT LO PULANG GUE TAFO DI ATAS KASUR YA! BARANG LO JUGA UDAH RACHEL BERESIN, JDI PAS LO SELESAI KITA LANGSUNG PERGI! OH IYA.. GUE KE KAMER ANAK COWO DULU OKE? BYE~" teriak Cassie dari luar kamar mandi, dan tak lama kemudian terdengar suara pintu kamar yang tertutup.
"Sumpah Demi apapun gue bingung!" pekik Claira, "Ini sebenernya ada apa sih?!"
✥✥✥
Saat ini kelima bersaudara itu sudah sampai didepan rumah mereka, dengan formasi Rayn didepan disusul oleh Rachel, Claira, Cassie dan Handry.
Claira sedari tadi menjadi lebih pendiam, ia masih kebingungan dengan keadaan sekarang. Apakah saat ini ia berada di alam nyata atau masih dalm mimpi yang lain? Tapi jika itu dalam mimpi, kenapa dia bisa mengendalikan mimpi tersebut?!
Ceklek
Suara pintu terbuka, terlihat sang ibunda yang keluar dengan senyuman yang sudah merekah.
"Akhirnya anak-anak mami sudah pulang!!" serunya bahagia.
Rachel menghela napas, "Baru aja mau aku dobrak ni pintu mam"
"Ya maka dari itu mami keluar duluan, minggu ini kita udah 5 kali ganti pintu loh dek!" ucap Ceza sinis kepada sang bungsu.
"By the way!! Mami sudah siapkan makanan sambutan untuk kalian dan itu berada dikamar kalian masing-masing" jelas Ceza, "Tapi jangan dulu kabur sayang ku!" tegasnya setelah melihat kedua putranya yang akan pergi.
Rayn dan Handry akhirnya kembali diam dengan kecewa, sedangkan ketiga saudarinya sudah terkekeh menertawai mereka.
"Kalian harus beri salam dahulu kepada seseorang" ujar Ceza dengn senyuman lebar.
"Siapa?" tanya Cassie bingung.
"Tumben rumah kita nerima tamu" celetuk Rachel.
Ceza mendelik tak suka pada Rachel, "Mending sekarang kalian masuk dan beri salam dengan benar, oke?"
Kelima bersaudara itu mengangguk dan mulai berjalan masuk satu persatu.
Dapat mereka lihat ada seorang pria berpakaian serba hitam dengan aroma yang khas tengah duduk disofa ruang tamu. Rayn sebagai kakak tertua memilih untuk memberi salam terlebih dahulu dan yang terakhir tentunya Claira, karena sejak melihat pria tersebut ia sudah diam terpaku bak patung porselen.
"Namanya Laveno Christopher, dia adalah kakak tertua kalian" Ceza memperkenalkan lelaki itu dengan raut bahagia. Dan pastinya berbanding terbalik dengan raut kelima bersaudara itu, mereka tentu saja bingung dengan fakta tersebut.
"Bukannya Rayn yang paling tua disini ya mi?" tanya Cassie bingung.
Ceza mengngguk, "Benar, namun Christ ini adalah putra dari paman kalian" jawabnya dengn mata yang tertuju pada Claira tanpa siapapun sadari.
Kelima bersaudara itu mengangguk, mereka kemudian saling memperkenalkan diri masing-masing.
"Nah jadi Christ ini akan tinggal bersama kita sampai beberapa saat kedepan, jadi mami mohon kepada kalian jangan menganggunya ya?" Kelima bersaudara itu kembali mengangguk.
"Nah kalo gitu silahkan kalian bisa ke kamar masing-masing untuk menikmati sajian istimewa itu, tapi untuk Claira mami minta kamu tolong antarkan Christ kekamar yang ada disamping kamar mu"
Claira mengangguk saja, dan setelahnya ke empat bersaudara lainnya bergi terlebih dahulu, disusul Ceza yang juga ikut pergi tanpa pamit.
"Ayo kak" seru Claira sembari menatap bola mata yang berwarna sangt mirip dengannya itu.
Christ mengangguk, "Ayo"
Keduanya pergi menuju ke lantai dua, tepat menuju ke kamar yang dimaksud oleh Ceza.
✥
"Ini kamar kakak, kamar gue di sebelah jadi kalo kakak butuh apa-apa bisa ke kamar gue" jelas Claira.
Mereka tengah berada di depan pintu kamar yang berada tepat di sebelah kamar Claira, kamar yang sejak dulu dilarang untuk dimasuki oleh mereka.
Awalnya Claira bingung, tapi entahlah dia merasa jika memang kamar itu disiapkan untuk lelaki ini.
"Terimkasih" Christ merogoh kantong celananya, "Buat lo, nanti malam adalah puncak dari purnama merah. Lo bisa minum darah dalam botol itu saat sebelum purnama merah muncul" menyerahkan botol kecil berisi cairan hitam.
Claira menerimanya, "Ini darah?"
Christ membalasnya dengan anggukan."Baiklah terimakasih kak, gue masuk duluan" Claira pergi masuk ke kemarnya.
Setelah beberapa detik setelah Claira masuk ke kamarnya, Christ merapalkan mantra yang diarahkan ke kamar Claira. Dan setelahnya ia masuk ke kamarnya sendiri.
✥
✥= Thank You =
──────⊹⊱✫⊰⊹──────
Gimana buat Chapter 10 nya?
Kurang jelas bukan? Hahaha..
Semoga suka ya..
Bisa kali vote.. <3
Selamat Pagi, Selamat Siang, Selamat Sore, dan Selamat Malam
Assalamu'alaikum, Babay!♡
~annyeong~
