Chapter 15

476 39 3
                                        

~Annyeong~
Assalamu'alaikum, semuanya♡
Selamat Pagi, Selamat Siang, Selamat Sore dan Selamat Malam.
.
Gimana nih puasanya?
Udah ada yang batal belum?
Ini Chapter 15, semoga suka ya..

──────⊹⊱✫⊰⊹──────

= Happy Reading =

"Dalam dua belas purnama yang akan datang, akan terjadi banyak gejolak yang terjadi antara bangsa kita dan serigala. Ayah tidak janji untuk selalu disini, tapi ayah harap kalian dapat menjalankan tujuan kita dengan baik meski tanpa pengawasan dariku" jelas Robert pada kelima anaknya.
Setelahnya pria itu langsung pergi begitu saja tanpa menunggu jawaban maupun respon anak-anaknya.

Dylan menatap kepergian ayahnya heran, sedangkan Erza menyugarkan rambutnya kebelakang. "Bagaimana setelah ini?" tanya Erza bingung.

Stella mengedikkan bahunya, "Gue mau balik ke kamar" ujarnya kemudian langsung pergi, setelah sebelumnya menyempatkan untuk menatap keempat saudaranya bergantian.

"Kita harus kembali bicara, Will" seru Eva yang kemudian pergi menyusul Stella.

"Kalian menyembunyikan sesuatu?" tanya Dylan curiga.

William menghembuskan napasnya berat, setelah kejadian purnama berdarah itu semuanya jadi sedikit memusingkan untuk nya.

"Kita bicarakan nanti? Gue rasa ini bukan waktu yang tepat?" seu William yang juga kebingungan.

"Setidaknya beritahu kita garis besarnya. Diantara kita berlima, hanya kita berdua yang tidak mengetahui apapun disini. Ini tidak adil William" ujar Erza dengn sedikit menyiratkan ketidaksukaannya.

William menatap kedua saudaranya dalam, "Ini bukan waktu yang tepat"

"Kapan waktu itu akan tiba? Atau apakah kalian sudah tidak menganggap kita ada? Apakah kita masih saudara? Tapi kurasa tidak" jawab Dylan kemudian pergi begitu saja, disusul dengan Erza yang tentu mengkhawatirkan si pembuat onar itu.

William megacar rambutnya kasar, sungguh ia juga lelah. Ia ingin membagi informasi nya, hanya saja ini bukan jalan yang bagus untuk dua saudaranya itu.

••

"Maksud lo Ayah menghilangkan ingatan Dylan dan Erza secara paksa? Bagaimana bisa?" tanya William tidak percaya.

Eva menggeleng, "Gue gak tau, tapi gue curiga ayah juga menghilangkan ingatan kita"

"Tunggu! Lo tau ini dari mana?"

Eva terdiam seketika, ia tidak memperhitungkan pertanyaan ini dalam obrolannya dengan William. Karena bagaimana pun, sejak dulu William akan selalu langsung mempercayainya tanpa banyak tanya.

"Jawab saja Eva" seru William dengan suara rendah.

"Gue bisa ngelakuin apapun kalo gue mau" jawab Eva tanpa menjawab pertanyaan William.

••

"Bangsat!" umpat William dan kemudian pergi dari ruang keluarga, ia butuh sesuatu untuk menenangkan pikirannya sekarang.

✢✢✢

Dalam kehidupan yang kian lama kian menyeramkan, dia tetap berdiri dengan kedua kakinya, sendirian.
Dalam dunia ini tidak ada yang tidak mungkin untuk dilakukan, pengakuan dan penghormatan kian marak diburu oleh mereka para penggila.

Malam semakin larut, hembusan angin semakin terasa dingin, cahaya rembulan yang penuh berhasil menerangi cermin alam itu dengn begitu mempesona.

Desir ombak mulai menjamah kaki polos sang gadis, namun tak berhasil mengembalikan kesadarannya yang kini tengah berkelana entah kemana.

"Claira..."

Sang gadis menoleh kearah datangnya suara, raut wajahnya menunjukkan rasa penuh keterkejutan disana.

"Kak Christ? Kenapa lo bisa ada disini?"

Christopher, lelaki itu tidak menjawab. Ia berdiri tepat disamping Claira dan mengusap puncak kepala gadis itu lembut.

"Claira lelah? Atau masih ingin bermain?" tanya Christ lembut.

Claira menyengit heran, "Apa maksud kakak?"

"Purnama ini masih akan terus berlanjut jika lo tidak merasa lelah"

"G-gue gak paham kak"

Christ tersenyum tipis, "Sepertinya memang belum saatnya" ujar lelaki itu sendu.

Claira diam, ia benar-benar tidak paham akan arah pembicaraan Christ.

"Gue bakal pergi untuk sementara" ujar Christ tiba-tiba.

"Pergi? Kemana?"

Christ tersenyum tipis, "Ketempat dimana kehidupan sebenarnya akan dimulai"

Entah bagaimana setelah mengatakan itu tubuh Christ mulai memancarkan sinar yang cukup terang, dan ketika sinar itu menghilang Christ pun menghilang dari sana. Meninggalkan Claira yang kini hanya mematung ditempatnya.


= Thank You =

──────⊹⊱✫⊰⊹──────

Gimana buat Chapter 15 nya?
Mohon bantuannya kalo ada salah ketik, Typo, atau salah terjemahan.

.

Semoga suka ya..
Bisa kali vote.. <3
Selamat Pagi, Selamat Siang, Selamat Sore, dan Selamat Malam
Assalamu'alaikum, Babay!♡
~annyeong~

The Legend Of BloodyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang