~Annyeong~
Assalamu'alaikum, semuanya♡
Selamat Pagi, Selamat Siang, Selamat Sore dan Selamat Malam.
.
Gimana nih kabarnya? Semoga baik-baik aja ya..
Ini Chapter 08, semoga suka ya..──────⊹⊱✫⊰⊹──────
= Happy Reading =
Benar saja malam harinya bulan purnama merah itu bersinah begitu terang, bahkan sinarnya dapat menembus lapisan kaca tebal dari jendela hotel tersebut.
Dikamar yang ditempati Lelaki Connor bersaudara itu sudah terlihat seperti kapal pecah, semuanya berantakan bahkan cermin di kamar itu pun sudah pecah.
"AKHH.." teriak Dylan kesakitan sembari memegang lehernya.
William dan Erza pun sama, hanya saja keduanya masih dapat untuk menahannya. Mereka bahkan masih mendapatkan kesadaran nya meskipun sedikit.
"Dylan.. Akh.. Sa-sadarlah! Kendalikan.. Dirimu!" ujar William menahan sakit, ia menepuk pipi Dylan kencang yang kini tengah ditahan pergerakannya oleh Erza.
"AKHHH.... LAPAR..." teriak Dylan yang semakin menggila, ia memberontak dengan menggunakan seluruh kekuatannya.
Erza yang awalnya masih dapat menahan Dylan, kini sudah tidak lagi. Kekuatan fisik Dylan pada dasarnya memang lebih besar dari dirinya.
William yang melihatnya segera menyegel pintu kamar mereka dengn kekuatannya, mau bagaimanapun keadaannya dia harus tetap menjaga seluruh anggota keluarganya.
Dengan keadaan terengah, William segera menghampiri Dylan yang sedang berusaha membuka pintu kamar tersebut.
William segera menekan titik sadar milik Dylan, dan dalam seketika Dylan yang awalnya terus memberontak kini terjatuh lemas ke lantai.
"Erza lo eumh.. Lo masih kuat kan un- akhh.. untuk sekedar menutup tirai jendela itu?" geram William sembari menatap saudaranya.
Erza mengangguk dan dengan sisa kesadarannya ia arahkan kekuatannya kearah jendela, seketika tirai jendela yang awalnya masih terbuka kini sudah tertutup rapat.
"Hah.. Hah.. Willh.. Kita tidak bisa terus berada disini" ujar lirih Erza yang kini sudah terduduk dilantai, mereka sudah mulai tenang karena sinar dari bulan itu terhalangi oleh tirai.
"Besok kita pulang, bersabarlah" seru William sembari menyeret tubuh Dylan kearah tempat tidur.
Mereka terdiam, masih mencoba untuk membangkitkan kembali kesadaran mereka. Namun ditengah kesunyian tersebut, Erza mengingat sesuatu yang sangat amat penting.
"Will!" pekik Erza panik, William yang merasa namanya dipanggil pun menoleh.
"Kita melupakan Eva dan Stella!"
✥
Sedangkan ditempat yang sama namun kamar yang berbeda, terlihat dua orang perempuan yang kini tengah panik. Keduanya panik karena melihat saudari mereka yang beberapa waktu lalu mereka temukan dengan keadaan pingsan.
"Sial.. Sial.. Sial! Oh my god Cla.. Ayo bangun dong!!" seru Rachel yang sudah hampir menangis, ia terus mengguncang pean lengan saudarinya.
Sedangkan Cassie kini tengah mencoba menghubungi saudara lelakinya.
"RYAN BANGSAT! SIAL KENAPA MALAH DITOLAK TOLOL!" umpatnya yang kesekian kali, dia sudah sangat kesal dengan kedua saudaranya itu. Bagaimana tidak kesal, mereka yang disini tengah panik sedangkan yang ditelepon selalu mematikan panggilan darinya.
"Cass coba lo telpon mami, minta petunjuk untuk apa yang harus kita lakukan" seru Rachel, "Mungkin saja ini ada hubungannya dengan bulan didepan sana" lanjutnya sembari menunjuk jendela yang kini sudah tertutup rapat oleh tirai.
Cassie mengangguk, dan dengan secepat kilat ia langsung menghubungi sang mami.
"Hallo princess, ada ap-"
"MAMI.. TOLONG... INI LAGI URGENT!! INI CLAIRA DARI TADI GAK MAU BUKA MATA MI, INI GIMANA?? MAMI? HALLO? MI?!" teriak Cassie dengan panik dan juga bahagia.
"Oh my god princess! Diam dulu! Biarkan mami bicara, okay?"
Cassie mengangguk meskipun tau sang mami tak akan melihat ia mengangguk.
"Dia pasti sudah terkena cahaya bulannya kan? Tidak masalah akan ku atasi dari sini, kalian hanya perlu menjaganya agar para vampire tidak menciun bau darahnya"
Setelahnya panggilan langsung dimatikan oleh pihak sebelah, membuat Cassie yang masih kebingungan dengan perkataan sang mami menjadi lebih bingung.
Ia kemudian menatap Rachel yang juga tengah menatapnya.
"Mami cuma bilang buat jaga Claira supaya baunya gak sampe ke penciuman bangsa vampire, tapi bukankah Claira gak berdarah?" bingung Cassie, ia mendekat kearah ranjang yang ditiduri oleh Claira.
Rachel yang mendengarnya senja di ikut bingung, "Tapi dulu mami bilang selama tidak terkena langsung oleh cahaya bulan, aroma kita tidak akan tercium kan?" tanyanya yang dibalas anggukkan oleh Cassie.
"Lah terus ini kita udah nutup semua tirai jendela buat ngehalau sinar, tapi kenapa mami bilang gitu? Terus kenapa mami cuma ngasih pesan buat jaga Claira doang? Kita berdua gimana?"
Cassie terdiam sejenak, "Gue rasa.. Ada yang salah disini! Tapi apa ya?" bingungnya yang membuat Rachel ikut menjadi lebih bingung.
✥
✥
✥= Thank You =
──────⊹⊱✫⊰⊹──────
Gimana buat Chapter 08 nya?
.
Semoga suka ya..
Bisa kali vote.. <3
Selamat Pagi, Selamat Siang, Selamat Sore, dan Selamat Malam
Assalamu'alaikum, Babay!♡
~annyeong~