"Aku suka musik dan membuatnya, mau mendengar?"
***
Sudah tiga jam lamanya Venus berkutat pada ponsel dan laptopnya, mencari sebuah akun sosial media seseorang yang membuatnya sangat penasaran. Ia menghela napas lelah melihat apa yang ia cari kini nihil tidak ada.
"Nggak mungkin banget Rennath nggak main Sosmed, yaaa minimal Insta lah!" kesal Venus, ia menoleh ke jam dinding di kamarnya lalu tersentak kaget.
"Oh iya!! Lupa! Belanjanyaaaaa!" Dengan gerakan terburu-buru ia keluar dari kamarnya menuju Minimarket.
Kini Venus berjalan dengan bersenandung riang dengan belanjaan yang ia beli barusan, snack, susu, biskuit, dan belanjaan bulanan yang lainnya kedua tangannya penuh dengan barang belanjaan hingga seketika dia tersentak kaget karena sesuatu lalu berhenti, ia menjatuhkan kedua plastik belanjaannya tak lupa senyum yang sangat lebar.
***
Rennath meregangkan otot tubuhnya dan menguap sejenak, suara patahan dari persendiannya terdengar di karena ia lelah belajar dan mengerjakan tugas milik kakak kelasnya, ia melirik sejenak bingkai foto di atas meja belajarnya dan tersenyum.
"Kak Jiyoo lagi ngapain sekarang? Udah makan? Udah minum obat?" ucapnya pada sebingkai foto, fotonya yang senyum manis bersama seorang gadis cantik berambut coklat panjang.
Rennath keluar dari kamarnya menuju balkon kamar mengirup udara malam yang dingin tidak ada salahnya, kan? Menatap langit yang bertabur bintang mengingatkan dia akan gadis yang ada di bingkai itu lalu tersenyum, semua kenangan manis terhadap gadis itu menjadi gambaran visual hitam putih di benaknya. "aku kangen, kakak lagi apa? Aku belajar dengan baik di sini, sesuai perintah kakak, yaa ... Walaupun aku belum punya teman, yang penting nilaiku nggak pernah turun." Rennath terus menatap ke arah bintang hingga eksistensinya teralih ketika ada sesuatu bergerak tak beraturan di ujung sana.
Rennath menghela napas lelah. "dia ngapain lagi, sih?" gumam Rennath.
"Hai!!" sapa seseorang di ujung sana dengan senyum merekah, hoodie hitam kebesarannnya membuat keberadaannya mudah di temukan, tubuh Rennath bertumpu pada pagar balkonnya dengan wajah datar menatap ke arah seorang gadis bernama Venus itu.
Venus terus melambaikan tangannya beraturan di atas kepalanya sesekali dia melompat kecil agar di lihat oleh temannya itu, senyum manis miliknya terus terpancar. "Sini!" ajaknya dengan gerakan tangan melambai.
Rennath menghela napas lelah, lalu berbalik dan masuk ke dalam kamarnya, Venus yang melihat hal itu langsung memasang wajah lesu dan berjongkok. Matanya melihat kedua sendal yang ia kenakan lalu beralih kepada kantong kresek belanjaannya kemudian berdiri dan mengangkat barang belanjaanya untuk bergerak lebih dekat dari rumah Han Jisung, Venus menaruh kembali barang belanjaannya kemudian mengambil sekotak susu rasa strawberi dengan senyum merekah.
"Psstt ... Psstt Rennath ayo keluar sebentar," bisiknya, Rennath yang bisa mendengar samar suara itu hanya bisa menghela napasnya, dia yang hanya berdiri berhadapan dengan kasurnya hanya menoleh tanpa mengubah posisinya.
"Rennath, ayo keluar liat aku dapet apa hari ini!" sahut Venus dengan suara yang agak lantang.
Lagi dan lagi Rennath hanya bisa mengabaikan suara itu lalu mulai merebahkan dirinya ke atas kasur dan menutup matanya dengan lengan tangannya namun, belum lama setelah ia merebahkan dirinya matanya langsung terbuka lebar ketika Venus berteriak memanggil namanya dengan suara cukup keras. Untungnya malam ini keluarganya sedang ada keperluan jadi ia hanya sendiri di dalam rumah,.
KAMU SEDANG MEMBACA
Can't You See Me?
Teen Fiction"Dengar, aku akan menjadi penggemar nomor satumu jadi ... Ayo berjuang jangan menyerah!" seru Venus antusias. Rennath menatap Venus sambil tersenyum gemas lalu mengusak puncak kepala Venus dengan gemas. "Penggemarku jelek! Baiklah ayo sama sama berj...