THE NOVEL'S PROLOGUE

24 5 0
                                    

"Kamu ciptain lagu?"

"Iya mau dengar?"

***

Saat ini musim penghujan di Kuala Lumpur, suasana dingin di kota itu membuat rasa malas dalam diri ini membara. Namun, rasa malas itu tidak bisa menyerang seorang gadis asal Indonesia ini untuk berangkat ke sekolah di hari pertamanya. Berjalan lurus dengan ponsel lamanya yang sedikit rusak di bagian LCDnya menjadi petunjuk arahnya selama masuk perkarangan sekolah.

Sekolah Internasional School terbesar di Kuala Lumpur ini menjadi tempatnya menimba ilmu saat ini di karenakan sang Papa tengah mendapatkan project besar yang di haruskan pindah Negara untuk beberapa tahun ke depan. Venus Arletta Agatta namanya, perempuan muda yang memiliki jiwa sosial yang sangat tinggi, dulu saat ia kecil dulu dia memiliki cita-cita yang sangat mulia yaitu, menjadi 'Yang Mulia Ratu' sangat mulia bukan?

Venus berjalan selama satu jam mengelilingi sekolah barunya yang sangat megah ini yang bangunannya bisa di katakan nyaris seperti mansion mewah yang ada di buku-buku novel yang sering ia baca. Dengan pandangan terus tertuju pada layar ponsel demi mencari lokasi ruang kepala sekolah lewat peta rute sekolah, awalnya sebelum ia masuk sekolah ia mengira peta rute yang Papanya berikan ini hanyalah lelucon biasa namun ...

Beberapa jam sebelumnya...

"Venus, Papa sudah kirim peta rute bangunan sekolahmu ikuti rute itu dan bertemu Nyonya Rose beliau akan memberikan form pengisian data siswi baru, isi lalu beliau akan mengatarkan kamu ke dalam kelas, paham?" sahut sang Papa dengan nada serius.

Venus tertawa remeh. "Pa, masa sekolah aja pake peta rute sih?? Hahah nggak bakal nyasar ko tenang aja, naik motor pake Google maps aja nggak nyasar masa iya ke sekolah nyasar," ujarnya sambil tertawa.

Sang Papa kini tersenyum menatap anak gadisnya. "Liat nanti aja ya, Dek."

Venus mulai berangkat menuju sekolahnya dengan sang Abang menjadi supir pribadinya namun, ketika baru saja Venus membuka pintu mobil dan dia keluar di situlah ia sadar.

"Peta rutenya aku save, kan ya??" ucapnya bermonolog.

Kini Venus berdiri di depan peta besar yang ada di lobby sekolah peta rute yang sama seperti yang ada di ponselnya, kemudian ia  mulai melirik ke kanan dan kekiri melihat ke arah sekitar apakah ada seseorang yang dapat ia mintai bantuan untuk membawanya menuju ruangan Nyonya Rose.

"Kanan kiri, ya? Kenapa harus peta rute manual kalo kaya gini kenapa nggak google maps aja sih ya, next time ke sini bawa sepatu roda aja deh gede bener." sahutnya bermonolog sesekali mengecek ponselnya yang sudah setengah rusak itu.

Namun, saat ia mulai mengambil rute ke arah kiri sesuatu yang menabrak pundak kiri datang hingga membuat ponselnya terjatuh ke lantai hingga menimbulkan suara hantaman keras yang bergema di karena volume ruangan yang sepi dan luas, ponselnya hancur seketika Venus hanya bisa menatap sayang ponsel legend miliknya.

"Maaf." Venus menoleh mendengar seseorang yang menabraknya kini tengah menunduk ketakutan.

"Sabar cantik sabar, masih pagi hari pertama masuk juga sabar nanti cepet tua." batin Venus. 

Venus menarik napasnya dalam-dalam agar emosinya tidak memuncak, Venus tersenyum lalu berjongkok memunguti serpihan dari ponsel legendnya itu dengan telaten, lalu berdiri dan menatap siswa di depannya seraya menunjukkan ponsel rusaknya. "Rusak, gua mana nih kamu mau tanggung jawab? Masih pagi loh jangan ajak ribut," sahut Venus dengan nada datar begitu juga ekspresinya.

Siswa di depannya mulai menaikkan wajahnya dan menatap Venus. "Maaf, aku udah minta maaf nanti kalo aku ada uang pasti aku ganti ponselmu secepatnya, maaf ...," ucapnya dengan penuh penyesalan, Venus menarik napasnya dalam-dalam lalu berjalan ke arah tempat sampah lalu membuangnya dan kembali ke posisi awal.

Can't You See Me?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang