THE NOVEL'S PART FOIVE

37 8 3
                                    

"Kamu ngga malu temenan sama aku?"

***

"Adohh sakettt syekaleee!" teriak Venus sambil meniup luka di sikunya itu.

Mama Venus menatap khawatir anak gadisnya yang tengah ia obati itu. "Aduh adek, kamu habis ngapain sih? Kok ampe bonyok gini sih, dek?" ucap sang Mama, Venus yang mendengar itu hanya memamerkan sederet giginya lalu berpose piece kepada sang Mama.

Tiba-tiba suara mobil masuk garasi terdengar. "Aduh Papa pulang 'kan, kalo liat kamu luka Mama jawab apa, dek? Haduhhh! " sahutnya dengan nada khawatir.

Pintu rumah terbuka, terpampang jelas wajah sang Papa yang baru saja pulang. "Shallom! ASTAGFIRULLAH!! Adek kenapa, Ma?" sahutnya sambil menghampiri anak gadis kesayangannya.

Venus mengendus kecil sambil memasang wajah malas. "Papa ini, agama Papa itu apa? Konsisten dong, masa dua agama sih?!" sahut Venus.

Tiba-tiba Mama Venus menekan luka Venus dengan kapas hingga si empu meringis kesakitan. "Tuh liat Pa anaknya, ada aja ngelesnya urusin tuh anaknya Mama mau buang air baskom ini dulu."

Mama Venus pergi meninggalkan Venus bersama sang Papa berdua di ruang tamu. "Jawab jujur, dek kamu abis ngapain? Nyemplung got lagi? Kamu habis naik sepeda? Manjat pohon lagi? Perasaan orang jatoh dari pohon nggak ampe babak belur gini, dek,"

Tiba-tiba Abang Venus yang bernama David muncul melewati mereka mengenakan boxer bergambar Elsa Frozen menuju dapur. "Byasalah Pa, jadi jagoan neon,"

Venus menoleh ke arah dapur lalu mengendus kesal lalu di balas juluran lidah dengan wajah mengejek. "Bener, dek? Sama siapa?" tanya sang Papa dengan wajah serius menatap Venus.

Venus menunduk lalu menghela napas pasrah sambil bersandar di sofa, sambil memeluk bantal sofa, dengan lirih ia berkata, "Emang sehina itukah kita dari rakyat jelata bisa lolos di sekolah Venus jalur beasiswa berprestasi, Pa?" tanya Venus.

Dengan sayang sang Papa mengelus rambut Venus. "Loh, nggak dong dek, seharusnya bangga ada yang sama kaya adek, kenapa adek ngomong begitu?" tanya Papa.

Venus menatap Papanya dengan mata berkaca-kaca. "Temen satu kelas adek di bully habis-habisan karena dia dari rakyat kelas bawah, Papa tau 'kan sekolah adek isinya anak penjabat, artis dan lain-lain?" Papa pun mengangguk.

Venus menghela napas malas. "Cuma karena Rennath dari rakyat jelata dia di bully habis-habisan jadi adek-"

"Ohh!! Jadi ini yang bikin anak Mama babak belur, iya?!" teriak sang Mama dari arah dapur bersamaan dengan Abang David yang menggelengkan kepala seakan-akan ia terkejut dengan semuanya.

"Iiihh!! Abang diem deh! Jangan jadi kompor!" kesal Venus lalu di balas ledekan dari sang Abang berakhir dengan Abang yang nyaris di pukul sang Mama dengan sendok sayur berbentuk dinosaurus berwarna hijau.

"Jadi adek begini karena bela temen adek?" tanya Papa dengan nada suara yang lembut, Venus mengangguk kemudian Papa mengelus pundak anaknya lalu membawanya dalam dekapan kemudian mengecup sayang puncak kepala anaknya itu.

"Menang nggak?" bisik sang Papa lalu di balas anggukan dan jempol dari Venus.

"PAPA!!! ANAK KITA PEREMPUAN JANGAN DI AJARIN JADI PREMAN!" teriak sang Mama dari arah dapur.

Can't You See Me?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang