THE NOVEL'S PART SEVEN

26 4 0
                                    

Akhir pekan telah tiba, kini Venus tengah memilih pakaian dengan frustasi di depan cermin besar yang ada di kamarnya, dia menghela napas gusar melihat hampir semua pakaian yang ia miliki tidak sesuai dengan moodnya hari ini.

"Gini nih resiko nggak punya baju," gerutu Venus sambil melempar kandidat pakaiannya yang ke dua puluh ke lantai.

Venus berjalan ke arah kasurnya lalu merebahkan tubuhnya sambil menatap langit-langit kamar yang terdapat bintang-bintang kecil Glow in the dark yang menempel apik di atas sana, Venus melirik sekilas jam tangannya lalu tersentak kaget karena waktu terus berlalu dengan sangat cepat. Dengan gerakan kilat dia beranjak lalu mengambil mini dress bernuansa warna baby pink di lantai dengan gerakan asal dan pergi ke kamar mandi untuk mengganti pakaian, sepuluh menit telah berlalu Venus tengah memotret dirinya dari pantulan cermin dan memberikan foto itu kepada Rennath, tanda jika dia sudah siap untuk pergi.

Namun, di sisi lain Rennath telah menunggu Venus di taman lebih dulu ia tersenyum melihat pesan singkat yang Venus berikan sebuah gambar berisikan mirror selfie yang sangat cantik mengenakan mini dress berwarna baby pink, kini Rennath terlihat berbeda dari biasanya, ia menata rambutnya menjadi lebih acak-acakkan meninggalkan kesan Bad boy, mengenakan kemeja lengan panjang di gulung berwarna biru langit dan kaos putih tak lupa celana panjang berwarna krem, tanpa mereka sadari warna pakaian mereka cukup serasi untuk kencan pertama mereka, penampilan yang sudah Rennath pilih beberapa hari yang lalu.

Rennath berdiri di depan tiang lampu jalanan dengan satu tangan di masukan kedalam saku dan satu tangannya memegang ponsel, Venus yang sudah tiba di sana berteriak menyapa dari kejauhan sambil melambaikan tangan dan melompat kecil, Rennath yang menyadari pergerakan asing dari sudut matanya mulai menoleh lalu tersenyum manis ke arah Venus sambil melambaikan tangannya kemudian berjalan menghampirinya.

"Hallo!" sapa Venus antusias melihat Rennath berjalan ke arahnya sambil tersenyum manis, angin sepoy-sepoy menerpa diri Rennath selama berjalan ke arah Venus menambah kesan tampan nyaris 100% sepertinya dewa angin ingin menunjukkan kepada dunia betapa tampannya seorang anak muda manis yang bernama Hwang Rennath.

Rennath tersenyum menatap Venus lalu merapikan anak rambut Venus yang sedikit berantakan itu kemudian mengeluarkan sebuah coklat dari saku celananya. "Nih, lagi promo soalnya," ucap Rennath di selingi tawa kemudian memberikan coklat itu kepada Venus.

Venus tertawa kecil sambil menerima coklat itu lalu menatap mata Rennath. "Makasih! Sebentar." ucapnya lalu mengeluarkan ponsel dari tas selempangnya kemudian memotret coklat pemberian Rennath dengan pemandangan taman di belakangnya.

Melihat itu Rennath menaikkan sebelah alisnya. "Ngapain di foto?" tanyanya.

"Bukti kalo coklat ini dari Rennath, setiap kenangan harus di abadikan supaya kita inget momen itu sampe tua nanti, kita nggak pernah tau kapan kita bakal lupa momen ini, tapi kalo ada fotonya di ponsel 'kan kita jadi inget kalo kita pernah lakuin hal itu," jelas Venus, kemudian memasukkan coklat pemberian Rennath kedalam tasnya.

"Udah siap? Aku bawa sepeda hari ini, mumpung cuaca lagi bagus banget mau keliling?" tawar Rennath.

Venus mengangguk setuju kemudian mengikuti Rennath yang sudah jalan lebih dulu, suasana indah di pagi hari, udara yang sejuk, langit yang berawan memang paling cocok untuk berkencan dengan pasangan, mengajak anak bulu bermain atau sekedar olah raga santai di taman. Venus duduk menyamping di kursi penumpang kemudian memegang pinggang Rennath agar tidak terjatuh namun, di sisi lain Rennath sudah keringat dingin gugup karena ini kali pertama ia berkencan bersama seorang perempuan walaupun hanya sekedar berkeliling kota mengenalkan lokasi namun, tetap saja rasa gugup dan canggung muncul karena ini kali pertamanya di tambah ada seseorang menyentuh pinggangnya yang membuat dia menjadi mati kutu.

Can't You See Me?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang