Eight

396 13 0
                                    

Kondisi aku lama kelamaan mulai membaik. Dan dokter juga udah mengizinkan aku pulang. Tapi aku aneh deh ngeliat iman. Dulu cuek nya minta ampun, sekarang kok jadi perhatian gini ya?

Kebetulan ini hari minggu jadi bingung mau ngapain dirumah. Untung aja ada eki yang selalu ada kapan pun dan dimana pun.
"Ki, jalan yuk? Bosen nih" send~~
"Kamu bosen? Yaudah aku jemput kamu ya."

Dia memang paling super deh. Selalu ngabulin apa yang aku mau.

Aku langsung bergegas mengganti bajuku. Tiba tiba handphone ku bunyi
Hah? Iman? Ngapain nelepon?
Aku: halo?
Iman: halo han
Aku : ada apa man?
Iman: kamu lagi apa?
Aku: lagi siap siap mau pergi
Iman: wahh pas banget. Keluar deh, aku udah didepan rumah kamu. Kita jalan sekarang
Aku: apa? Serius?~ aku mengintip nya dari jendela kamarku. Dan benar, iman sudah didepan rumahku
Iman: iya, cepetan deh keluar.
Aku: iya bentar.

Aku langsung bergegas menghampiri iman. Aku harus apa sekarang? Iman atau eki?

"Hai han?" dia tersenyum kepadaku sambil menyerahkan bunga mawar merah ke aku

"Eh iya. Ini buat aku?"

"Ya. Gimana? Udah siap? Kita jalan sekarang yuk"

"Tap.. Tapi.." iman langsung menarikku kedalam mobilnya.

Didalam mobil aku hanya diam sambil memikirkan alasan apa yang cocok untuk ngasi tau eki kalau aku gak jadi jalan sama dia.

"Kamu kenapa? Kok diam aja?"

"Gapapa kok." kuberikan senyum manisku ke iman

"Kamu tuh ya, tau aja kalau aku mau ngajakin jalan. Belum aku suruh siap siap, eh kamunya udah siap siap duluan."

"Emm.. Sebenarnya.." lagi lagi iman gak mendengarkan kataku.

"Ohiya, kita mau kemana nih?"

"Terserah." kuraih ponselku. Dan benar, eki udah nelepon aku berkali kali. Handphone nya didalam tas jadi gak dengar. Lagian juga volume deringnya tingkat1
"Kamu dimana han? Aku dah didepan rumahmu nih."
"Kii.. Maaf banget ya. Tiba tiba teman aku ngajakin keluar, jadinya aku pergi sama dia"
"Kamu kok gitu sih? Kenapa gak bilang dari awal? Kalau gak kan aku gak buang buang energi kerumah kamu! Sia sia tau gak!"
"Ki, maaf banget ya.. Ini juga mendadak. Dia tadi tuh maksa banget ki."
"Terserah deh. Aku tuh dah kayak ojek kamu! Sementang aku sayang ke kamu, terus kamu mainin aku kayak gini? Pikir dong han! Kemana kamu yang dulu? Kamu tuh berubah semenjak ada si iman iman itu!"
"Kok iman sih ki? Dia gak salah apa apa!"
"Terus aja kamu belain dia! Atau jangan jangan kamu sekarang lagi jalan sama dia kan? Ngaku aja deh kamu!"
"Enggak kok ki. Aku gak mungkin lah jalan sama dia"
"Terserah!"
"Kii.. Maaf" dia cuma ngeread pesan terakhir aku. Eki pasti marah besar nih.

"Kamu baik baik aja kan han?" tanya iman

"Aku baik baik aja kok man."

aku dan iman berhenti di taman kota yang letaknya lumayan jauh dari rumahku.

Aku sebelumnya gak pernah kesini. Ini indah banget.

"Kamu mau lollipop?" tawar iman

"Emm yaudah." aku duduk dikursi putih. Aku masih takut banget kalau eki marah, pikiran aku dari tadi fokus ke eki aja. Serba salah jadinya! Sekarang udah mulai dekat sama iman tapi malah aku nya kepikiran terus sama eki. Entar kalau aku nolak tawaran iman, aku nya yang nyesel! Aaaaa gak tau deh!

"Nih." iman memberikan lollipop yang ia beli kepadaku

"Makasi"

"Han, aku mau..." sial! Omongan iman terpotong gara gara telepon dari eki!

"Sebentar ya man." aku meninggalkan iman

Aku: halo? Ada apa ki?
Eki: jawab yang jujur han! Kamu lagi sama iman kan?
Aku: apa? Iman? Eng.. Enggak kok.
Eki: gak usah boong!
Aku: aku gak boong ki.
Eki: barusan aku nanya ke mama kamu. Mama kamu liat kalau kamu pergi sama cowok dan bukan sama teman kamu yang kamu bilang itu!
Aku: ki, aku bisa jelasin semuanya!
Eki: apa lagi yang mau dijelasin? Ah! Gak habis pikir deh sama kamu!

Tut..tutt.,tutt.. Eki memutuskan pembicaraan kami. Gawat banget! Eki pasti bakalan marah.

"Man, pulang sekarang yuk."

"Tapi kita baru aja sampek tadi han"

"Aku gak enak badan man."

"Oh yaudah ayok."

Sepanjang jalan aku dan iman hanya diam.

"Sebenarnya kamu kenapa?" kata iman mengawali percakapan

"Aku gapapa"

"Eki marah ya kalau kamu jalan sama aku?"

"Enggak"

"Jadi kenapa kamu tiba tiba kayak gini? Ceritain aja semuanya ke aku"

"Kalau aku bilang gak kenapa napa ya berarti aku gak kenapa napa man! Kepo banget sih jadi orang!" bentakku

"Maaf."

Mungkin aku terbawa emosi jadinya aku ngebentak iman tadi.

"Makasi man" aku keluar dari mobil iman tapi, tangan kekar iman berhasil menahan tanganku.

"Maaf kalau aku jadi penghancur hubungan kalian. Jujur aku gak tau kalau eki marah kamu jalan sama aku."

"Man, kamu gak salah kok. Lagian eki gak marah. Oiya, aku minta maaf banget tadi udah ngebentak kamu. Habisnya aku terbawa emosi."

"Iya aku ngerti kok."

"Yaudah, makasi ya. Aku masuk kedalam dulu ya."

Iman hanya membalasnya dengan senyuman manisnya yang selalu berhasil membuatku meleleh.

"Jadi gini ya permainan kamu!" kata lelaki yang sepertinya aku mengenali suara itu! Eki! Astaga! Eki sekarang dihadapanku dengan wajah yang bener bener marah.

"Eki?"

"Kenapa? Kamu kaget?"

"Ki, maaf."

"Ngajakin aku jalan, terus tiba aku sampek sini kamunya malah gak ada. Dan ternyata pergi sama si mr.flat kamu itu!"

"Ki, tadi itu.."

"Udah deh han! Kalau kamu gak niat jalan sama dia, kamu pasti udah nolak dia. Tapi kenyataannya kamu nya aja yang memang pengen jalan sama dia sampek rela relain bohongi aku!"

"Kii.."

"Aku dah tau kok semuanya! Aku udah tau perasaan kamu gimana ke iman! Kamu sukak kan sama dia? Iya kan?"

"Enggak ki.. Enggak."

"Apa mungkin vina sahabat kamu itu ngasi berita boong ke aku.?"

"Vina?"

"Iya. Aku nanya ke dia tentang sikap kamu ini. Dan untung aja dia orangnya gak pembohong kayak kamu! Untung aja dia jujur dan ngasi tau yang sebenarnya!"

"Tapi ki.. Aku itu sayangnya ke kamu bukan ke iman"

"Halah! Basi tau!"

"Kii aku bener bener minta maaf"

Eki keluar dari rumah ku. Kali ini dia marah sama aku. Dan vina, tega banget dia ngasi tau semua nya ke eki! Gak habis pikir sama vina!

Stay with meTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang