Break

336 12 1
                                    

"Hana..." aku seperti mendengar suara iman, tapi ngapain dia pagi pagi kesini? Aku langsung bergegas membukakan pintu untuk iman.

Sejenak aku terdiam melihat nya. "Ada apa?"

"Berangkat bareng aku yuk!"

"Tapi.."

"Ayolah.. Please.." "dan.. Ini buat kamu.." dia menyerahkan bunga mawar merah kepadaku.

"Makasi."

"Han." iman membuka percakapan

"Ya?"

"Kamu masih marah?"

"Hmm?"

"Kamu masih marah soal yang kemarin?"

Aku hanya tersenyum mendengar pertanyaan iman.

"Kok cuma senyum?"

"Jadi aku harus apa?"

"Ya dijawab lah."

"Senyuman itu, jawabannya!"

"Han, aku gak maksud!"

"Emm.. Udah deh man. Aku gak mau kita terlalu berlebihan. Aku mau kita tuh biasa biasa aja. Jangan terlalu drama. Lagian mau kamu dekat sama cewek mana pun, itu terserah kamu."

"Maaf han!"

"Yaudahla, gak usah pakek drama gini deh"

"Yaudah.. Maaf maaf"

"Man, aku boleh minta sesuatu gak?"

"Apa han? Apapun itu, akan aku penuhi!"

"Kita break dulu ya."

Iman langsung menghentikan mobilnya dan menatap tajam wajahku.

"Maksud kamu?"

"Aku mau kita break dulu."

"Kenapa? Masalah yang kemarin? Aku kan udah minta maaf han!"

"Bukan itu man! Tapi karena aku ngerasa, usia kita ini masih muda. Kita masih perlu belajar bukannya pacaran. Jadi aku mau fokus dulu ke belajar."

"Itu namanya bukan break han! Tapi kamu mau putus kan? Kita baru aja ngerayain annive 1 bulan, kamu malah gini! Gak ngerti deh!"

"Maaf sebelumnya! Tapi aku memang mau fokus man! Lagian aku ngerasa di usia kita ini, gak cocok buat pacaran!"

"Yaudah deh terserah." iman langsung menghidupkan mobilnya dan melaju sangat kencang.

Sampai disekolah, aku sama iman gak ada tegur sapa. Jangan kan tegur sapa, melihat wajahnya saja aku masih gak berani. Wajahnya terakhir kali kulihat waktu di mobil. Wajahnya seperti ingin memakan orang, makanya aku takut untuk nyapa dia.
"Eh han, ada surat nih!" kata rara, teman sekelasku

"Dari siapa?"

"Gak tau!"

"Yaudah, makasi ya!"

Aku langsung membuka isi surat itu

Setiap kali aku mengingat nya
Aku selalu tersenyum
Mengingat usahamu mendekatiku
Mengingat semua kelakuanku padamu
Memang benar kata orang
Roda kehidupan akan selalu berputar
Kamu dulu dibawah. Mengejarku!
Sekarang, aku yang dibawah. Berusaha mempertahankanmu!
Tapi semua sia sia

Ketika waktu itu datang
Aku putuskan untuk memilihmu
Setetes rasa itu, menetes dan semakin parah
Detak jantungku mencintaimu, apalagi aku!
Aku telah menjadikanmu pilihan terakhir hatiku

Terima kasih untuk semuanya
Tawa, senyum, candamu, akan selalu di ingatanku
Walaupun ini singkat, tapi aku bahagia
Maaf kalau aku terlalu berlebihan
Karena aku hanya ingin kamu tau
Aku masih disini
Menunggu mu, menantimu
Dengan perasaan yang sama!
                      
~Mr.Flat~

"Mr. Flat? Ini pasti iman!" batinku

Aku langsung bergegas menuju kantin, karena aku yakin iman pasti dikantin kalau jam istirahat gini.
Benar Dugaan aku. Iman tengah duduk melamun dikantin.

"ini surat kamu kan?" tanyaku

"kenapa?" jawabnya cuek

"maksud kamu apaan sih buat buat kayak gini? gak lucu tau!"

"memang gak lucu. aku serius han. aku buar surat itu dari hati aku. semuanya perasaan aku, ku tuang dalam surat itu han!" kemudian iman berdiri dihadapanku.

Aku terus menatap tajam matanya "biar kamu tau han. aku masih gak ikhlas dengan semua keputusan kamu ini." dan dia meninggalkan aku sendiri

"maaf!" teriakku. membuat mata orang yang dikantin menatap ku kaget.

iman berhenti sejenak. dia gak samperin aku. tapi dia malah lanjut jalan dan membiarkan aku dengan rasa malu ku disini.


Stay with meTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang