No!

338 12 2
                                    

Mungkin aku udah salah besar karena mutusin iman tanpa alasan yang bener bener jelas. Tapi, ini memang udah menjadi pilihan aku. Aku pengen fokus dulu sama belajar aku dan aku gak mau kenal dulu sama yang namanya cinta.

Aku tengah duduk dibangku taman kota yang bener bener masih asri banget. Jarang jarang ada taman yang masih bagus kayak gini. Duduk sendiri dengan sebuah novel dan secangkir milkshake ditanganku. Entah kenapa, belakangan ini aku mulai menyukai lagi membaca novel. Sebelumnya aku juga suka banget baca novel dan sering mengkhayal gak jelas. Tapi semenjak aku sibuk dengan iman, aku jadi jarang ngebaca novel yang memang hobby aku.

"Hay" mataku langsung melihat ke orang yang menegur ku dan mengacaukan semua khayalanku

"Hei. Duduk sini." dan ternyata itu eki. OMG!!! udah lama gak teguran samaa dia. kira kira sebulan duabulan gitu la.

"Kamu apa kabar han?"

"Seperti yang kamu lihat sekarang. Aku baik baik aja" aku memberikan senyum termanisku

"Gimana dengan iman? Baik baik aja kan?" Spontan aku langsung menatapnya. aku bingung, darimana dia tau kalau aku pernah sama iman? aku gak pernah ada ngehubungin dia semenjak aku dekat sama iman. jadi siapa?

"Maksud kamu?"

"Udahla han. kamu jangan pura pura gak tau gitu. aku udah tau semua kok. tentang kamu dan iman pastinya."

"Ki, Ma.." dia langsung memotong perkataanku

"Udahla han. semua juga udah lalu kan?"

"Maaf banget ki. aku gak maksud"

"Yaudahla. aku juga mau minta maaf ya sama kamu mungkin selama ini aku banyak banget salah sama kamu."

"Aku udah maafi semuanya kok ki. Ohiya, kamu tau darimana kalau aku sama iman?"

"Vina." Jawabnya

"Vina?" aku langsung kaget mendengar jawaban dari iman. kok bisa sih vina ngebocorin semua nya? padahalkan dia udah janji gak bakal kasi tau eki

"Iya. Kenapa?"

"Emm.. Gapapa sih."

"Han,"

"Ya?"

"Aku pamit ya. Mungkin untuk beberapa tahun kemudian kita bakalan susah buat jumpa"

"Hah? Kenapa?"

"Aku mau ke Bali han. Mungkin aku bakalan tinggal disana sama orang tua aku."

"Kenapa sih ki harus pindah?"

"Orang tua aku sekarang dipindahkan kerjanya jadi di bali. So, aku jadinya ikut sama mereka. Gak mungkin dong aku tinggal disini sendirian."

"Tapi kamu harus janji ya, kamu harus rutin temui aku minimal sebulan sekali."

"Hana... ya gak bisa lah. aku jugakan harus sekolah."

"Pokoknya aku gak mau tau. Kamu harus rajin temui aku!."

"Kamu itu masih aja kayak dulu! EGOIS!"

"Biarin aja! weekkk!"

"Aku antar pulang ya.." aku hanya menganggukkan kepala

Sepanjang Jalan kami saling tertawa. Karena eki besok udah harus berangkat, makanya aku puas puasin hari ini ketawa bareng dia.

Eki memberhentikan mobilnya tepat di depan pagar rumahku

"Han," panggilnya sebelum aku keluar dari mobil

"Ya?"

"Makasi buat waktu yang selama ini udah kamu sisain buat aku. Meskipun itu banyak menguras emosi, tapi aku bahagia pernah jadi bagian dari hidup kamu."

Stay with meTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang