Twelve

378 13 1
                                    

Gak terasa banget aku udah 1 bulan sama iman. Dan hari ini aku bakalan ngerayain anniversary 1 bulan bareng iman. Sederhana aja sih. Hanya ada sebuah cake, lilin (karena kami ngerayainnya malam hari), bunga mawar, dan cokelat. Hanya itu. Dan kali ini kami hanya merayakannya di taman belakang rumahku. Orang tua ku juga gak terlalu takut kalau aku berdua sama iman. Ya, karena orang tua aku udah kenal sama iman dan mereka udah deket banget sama iman. Jadinya mereka udah percaya sama iman.

"Han,"

"Ya?" aku tersenyum melihat wajah manisnya malam ini.

"Happy anniversary one month ya sayang. Semoga kita bisa kayak gini sampai kapanpun. Aku sayang kamu. Aku harap, kamu jangan pernah berubah ya" dia meraih tangan ku dan langsung mencium tanganku

"Happy anniversary juga man. Aku juga sayang sama kamu. Dan aku juga berharap kita bisa kayak gini terus sampai kapanpun. Dan kamunya juga jangan pernah berubah ya!"

"Aku janji han. Aku bakalan pertahanin hubungan ini. Aku bakalan jaga kamu, semampu dan sebisaku. Karena aku yakin, untuk saat ini, kamu milikku."

"Ulu ulu.. Co cweet benel kamu nya.." aku menarik hidung mancung iman. Yang hidungnya sangat berbeda jauh dengan hidungku.

"Aku serius."

"Iya deh iya. Love you.."

"Eh. Tumben kamu mau bilang love you duluan? Biasanya selalu aku yang bilang duluan"

"Mungkin kemarin kemarin aku terlalu gengsi."

"Emm.. Kita makan kue ini yuk." aku hanya mengangguk setuju. Aku melihat, iman bener bener semangat banget. Dia langsung ngambil pisau dan memotong kue ini.

"Aaaaa" iman memerintahkan ku untuk membuka mulut.

Ku buka mulutku. Suapan dari iman yang dulu bener aku dambakan, sekarang malah aku bosen di suapin dia mulu. Sekarang giliran aku yang nyuapin dia. Jujur, aku memang gak ada romantisnya pas pacaran sama iman. Malah dia yang tiap hari romantis dan aku nanggepinnya biasa aja. Karena memang iman udah sering ngelakuin itu.

"Hana.."

"Ya man?"

Wajah iman menatap ku dengan pandangan yang bener bener tajam. Wajah nya semakin dekat ke wajahku, semakin dekat, semakin dekat lagi, dann..

Aku menutupi bibirku dengan telapak tanganku karena aku sadar, iman akan mendaratkan bibirnya ke bibirku. Tapi aku gak wanita yang sembarangan. Meskipun iman pacar aku, tapi jangan harap dia bisa dapat bibir, atau pun semua yang aku punya.

"No man!" dia langsung tersentak dan menjauhi wajah nya dari wajahku.

"Maaf han. Aku gak maksud."

"Lain kali, jangan gini lagi ya. Aku gak suka."

"Han, maaf. Sumpah, aku beneran gak sadar tadi."

"Yaudah, emmm udah malam nih. Kamu gak pulang?"

"Kamu ngusir?"

"Hehe. Enggak kok sayang.. Aku takut kalau kamu pulang larut malam, nanti di begal"

"Kamu perhatian banget sih"

"Sekali sekali man.."

"Yaudah, aku pulang ya. Soal yang tadi.."

"Iya udah gpp kok. Aku paham. Yaudah, kamu hati hati ya.."

Kami berjalan menuju ruang tamu untuk menemui orang tuaku.

Stay with meTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang