BAB 6

30 21 0
                                    

Happy reading

.....

Hari pun telah berganti malam, sinar surya sudah menghilang dan datangnya malam pun tak dapat terhalang, meskipun ini adalah hari yang cukup membingungkan.

Malam ini aku mencoba bertanya-tanya, ada apa dengan diri ini? Mengapa hati tak bisa merasa tenang? Mungkin pikiran dan hatiku sedang tak sejalan, Della masih memikirkan perubahan dari Al yang kian berubah dari awal yang dingin kini menjadi hangat menurutnya.

Tok... Tok... Tokkk...

Ketukan pintu kamarku berbunyi ternyata papa memanggilku.

"Kak, ayo makan malam, ini sudah pukul 7 lewat, mama dan adikmu sudah menunggu di meja makan,"ujar papa dari arah pintu kamar.

"Iya pa!"jawab Della lalu mengikuti sang papa di belakang.

Sesampainya di meja makan aku menjumpai adik yang sedang disuapi oleh mama dan sangat menikmati makan malam yang telah hidangkan di meja.

Seperti biasa mama selalu memasak makanan yang super lezat, meskipun di rumah sudah memperkerjakan begitu banyak pembantu, akan tetapi soal masak-memasak mama yang selalu menanganinya.

Sembari makan papa bertanya tentang keaadanku disekolah. "Bagaimana sekolahmu kak?" tanya papa menatap Dela.

"Hmm... Gimana ya? Kakak rasa baik kok pa,"jawab Della.

"Oh gitu, ya sudah. Semangat sekolah nya ya kak!"balas papa tersenyum kearah Dela.

"Baik baik ya kak di sekolahnya, belajar yang rajin, jangan main main dulu biar bisa masuk universitas favorit nanti!"tambah mama.

Dela mengangguk dan berkata "Iya siap, pa ma!"

Seusai makan malam, aku segera beranjak dari tempat makan menuju ke teras depan sambil membawa gitar kesayanganku.

Ku petik gitar itu sdan menyanyikan lagu yang aku sukai, saat itu mulai terlintas di fikiranku tentang apa itu arti rasa nyaman, bagaimana cara agar aku bisa nyaman di sekolah, apakah dengan memberikan prestasi yang banyak atau mungkin berpacaran dapat membuatku menjadi nyaman di sekolah.

Lain halnya dengan kehidupan Al yang dikatakan kesepian dan kurang perhatian dari kedua orang tuanya, dikarenakan orang tuanya yang sibuk mementingkan pekerjaan dari pada kenyamanan anaknya, meskipun Al bukan anak satu-satunya dia tetap merasa kesepian jika terus berada dirumah.

Maka dari itu, Al menciptakan geng motor bersama para sahabat nya, yang mana geng itu cukup terkenal di Jakarta.

Dan tak terkejut kedua orang tuanya juga mengetahui geng itu, akan tetapi tidak di hiraukan oleh mereka.

Sempat beberapa kali orang tua Al mencoba membujuk Al untuk membubarkan geng motor tersebut, tetapi hanya ada pertengkaran serta perdebatan antara Pratama alias papa Al dan Al itu sendiri.

Tepat tengah malam pada pukul 12 dini hari, terlihat geng motor Asaxilagos berkeliaran di sepanjang jalan, gelak tawa mereka mewarnai malam hari itu.

Tak hanya sekali bahkan beberapa kali mereka terlibat dengan petugas jalan seperti polisi, tapi hal tersebut tak membuat mereka kapok, malah dihiraukan oleh mereka, dan mereka semakin menjadi-jadi.

"Gimana Al, jadi nggak?"tanya Aldi.

Al mengganguk. "Emang udah siap bang?"tanya Gibran.

"Iye, udah ah bacot banget lo berdua!"sahut Al malas karena keduanya terlalu banyak bicara.

Si kepin dah dimane, Iz?"tanya Devan tiba tiba karena sedari tadi diam.

"Bentar lagi, eh itu Kevin udah nyampe!" jawab Faiz sambil matanya mengarah ke seorang pengendara motor diujung sana bersama anggotanya yaitu YB.

Dan ternyata malam ini mereka dua geng rival dari Asaxilagos dan juga YB akan melangsungkan pertandingan balap liar di rel tempat mereka biasa berbalapan

"Lama banget tuh anak!"celetus Kevin.

"Sabar, palingan ntar lagi sampe, nah itu mereka!" jawab Kenzie.

Tak berlangsung lama, geng dari Asaxilagos menghampiri mereka, dan berhadap-hadapan langsung dengan Kevin.

"Oke gak usah basa basi, kalo gue menang apa taruhannya?'' tanya Kevin menatap Al sengit.

"Terserah lo mau apa?" jawab Al tak kalah menatap rivalnya sengit.

"Dela jadi milik gue, deal?!" jawab kevin dengan senyum nakalnya membuat Al emosi.

"Kurang ajar! Nggak usah lo bawa-bawa Dela!" bentak Al.

"Woy... santai, man!" ucap kenzie sembari melindungi ketuanya.

"Tenang, gak usah emosi gitu bro. Lagian lo sendiri yang bilang kan terserah? Seharusnya kalo lo merasa laki-laki sejati pantang ingkar omongan!"ujar Kevin menyindir Al.

Dengan wajah yang masih merah padam Al akhirnya menyetujui hal tersebut. "Oke, kalo itu mau lo! Tapi ingat! Kalo gue menang, kasih motor lo itu ke gue, deal?!"balas Al sembari mengeluarkan smirk andalannya.

"Oke, deal!"sahut Kevin.

"Yakin lo Al, Dela jadiin taruhan?"

" yakin lo Al, dela lo buat taruhan?"tanya Devan tak yakin.

"Tenang Dev, gue pasti menang dan dapetin motor si cunguk yang udah ngerebut cewek lo! " jawab Al sembari menatap kearah motor Kevin yang tengah diperiksa oleh anggotanya.

"Shit! Gak usah ingetin gue soal itu!"marah Devan.

"Kenapa, gamon lo?"ejek Al.

"Dih, kaga! Yang ada gue gedek kalo lihat tuh cewe dan inget penghianatan nya!"balas Devan kesal.

"Affah iyah?"ejek Al lagi Devan kesal dibuatnya dan akhirnya pergi meninggalkan sahabat bangke nya itu sedangkan Al tertawa.

"Oy, ketawa bae lo! Sini gue bantu benerin motor lo!"ujar Faiz dan Al mengganguk.

Saat ini, seusai motor mereka berdua di check oleh kawan nya. Al dan juga Kevin tengah bersiap-siap menaiki motornya dan menuju ke arena balap.

"Sudah siap?!"tanya sang perempuan sembari memegang bendera keduanya mengangguk.

"Oke, Bersiap! SATU!
DUA-"

Hitungan perlombaan akan segera berakhir Al maupun Kevin sudah bersiap mengegas motornya.

"TIGAAA!"

Dan di saat perhitungan telah berakhir di mulai lah perlombaan itu, belokan demi belokan maut Al lalui, dirinya percaya bahwa dirinya lah yang akan menang secara dari yang sudah sudah selalu Al yang memenangkan nya sementara Kevin nihil! Dan juga Kevin telah jauh tertinggal di belakangnya.

Dan benar, sesuai dugaannya Al yang memenangkan perlombaan itu dan mendapat sorakan gembira dari anggota Asaxilagos.

"See! Gue menang lagi. Siniin motor lo dan banyak lah berlatih ya bro!"ucap Al dengan lagaknya dan menepuk bahu Kevin membuat sang empu menatapnya tak terima.

"Wedehh.... Emang keren sahabat gue nih! Menang terus!"ucap Aldi bangga.

"Jelas! Kevin mah gampang buat dikalahin! Oh ya, tolong angkut motor cunguk itu! Buat kita jual dan uangnya kita sumbang buat anak-anak di panti,"balas Al dan Aldi memberi jempol atas suruhan Al.

Dan ya, seusai balapan itu mereka anggota Asaxilagos pulang dengan raut wajah gembira sementara YB harus menelan kepahitan diwajah mereka karena ketua mereka yaitu Kevin kalah dan harus memberikan motornya.

....

Hai-hai! Gak kerasa ya bulan puasa sudah kunjung berakhir, puasa kalian gimana lancar gak? Dan kira-kira kalian ikut lebaran di tanggal berapa? Tulis di komen ya!

Kalo aku sih, ikut pemerintah aja penetapannya yang kapan hehe :)

Jangan lupa untuk vote dan komen terimakasih

See u next part!💋



































Alex (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang