BAB 15 (END)

27 21 0
                                    

Happy reading...

Dan di akhir cerita akhirnya Della, Izza dan rara berbahagia dengan pasangan masing-masing.

Berbeda dengan hubungan antara Della dan Al yang udah kenal dekat dengan keluarga masing-masing, dan pada saat liburan akhir semester, Al memutuskan untuk pulang dan kembali berlibur dengan della.

Yup... Begitu dengan semua kawan-kawan se geng motornya yang pastinya turut ikut serta. Terdengar suara dering telfon yang tengah ditunggu-tunggu Della.

"Malam sayang," sapa hangat Al dari seberang sana.

"Malam, mas!" sahut Dela senang.

"Lagi apa kamu?"tanya Al dari seberang sana.

"Abis belajar sih mas, kalo kamu?"tanya Dela.

"Oh aku abis nemenin adik ku belajar sih, ketemuan yuk mau gak?"ajak Al.

"Boleh mas, ayo!"jawab Dela lalu ia ijin untuk mematikan telepon Dan Al yang menghampirinya.

Dimalam yang hangat itu mereka bertukar cerita, dan memutuskan untuk bertemu di taman komplek perumahan Della.

Dan mereka mulai mengobrol ringan dengan memakan cemilan yang di bawa Al.

"Gimana, mau lanjut dimana kamu sayang?" Al mempertanyakan study yang akan ditempuh Della nantinya.

"Di Unair aja lah! Biar bareng kamu,"jawab Della.

"Serius ?" tanya Al tidak percaya.

"Iya, mama sama papa nyuruhnya gitu. Lagian aku juga ada keluarga disana,"jawab Dela menjelaskan.

"Oh gitu, ya udah, besok pagi aku kerumah, mau ketemu mama mu. Oke?"sahut Al.

"Oke mas!"balas Dela.

"Oh ya, kamu niatnya mau ambil jurusan apa?"tanya Al.

"Aku pengennya sih Psikologi, kalo gak Sastra Indonesia,"jawab Dela.

"Oh, bagus lah sayang, semoga bisa keterima di jurusan itu. Semangat!"balas Al menyemangati Dela.

Dela pun tersenyum senang dan membalas. "Iya dong, harus!"

Tak terasa ternyata della dan Al begitu banyak mengobrol dan bercanda gurau malam ini hingga tak terasa langit semakin gelap.

Dan mereka memutuskan untuk pulang dan melanjutkan obrolannya melalui telfon lagi.

Memang hoby mereka mengobrol secara tidak langsung mungkin ya?

Terasa pagi ini sungguh menyenangkan, dengan mengayuh sepeda nya Della menuju sekolah sambil bernyanyi dan bersiul, entah mengapa burungpun tertawa, mungkin karena siulanku tak seindah nyanyiannya.

Uhhhh... Lagian ngapain juga aku beradu siul dengan burung, jelas saja aku pasti kalah, walaupun terlalu sibuk dengan burung ternyata aku berangkat terlalu pagi, pantas saja jalanan yang biasanya ramai kini sepi tiada kuda besi yang melitasinya.

Sesampainya di sekolah, ternyata benar aku terlalu pagi untuk berangkat sehingga sekolah masih sepi.

Dering HP ku nyaring berbunyi ternyata itu dari Al yang menghubungi ku lewat video call. Dia berkata kalau nanti pulang sekolah akan menjemput ku.

Alex (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang