BAB 10

33 21 1
                                    

Happy reading...

Memang, paling mudah itu jatuh cinta sama teman sendiri, ya.Kita akan jatuh cinta karena kenyamanan, bukan kesempurnaan.

Malam dan Perasaan

Malam membawa bising pergi Suara dijadikannya sunyi yang tanpa artipun,

sudah dapat dimengerti

Aku suka malam, bukan karena warnanya yang hitam, bukan pula karena adanya gemerlap bintang yang tak padam.

Aku suka malam, karena ia mengetahui sebuah perasaan.

Malam kerap menjadi saksi atas doa-doa yang dipanjatkan Saksi atas usaha manusia di bumi yang dilakukannya secara ikhlas tanpa mengharap kembali

Kau tahu? Yang awalnya menunggu, menjadi tak sabar ingin bertemu Yang awalnya tak mau tahu, sesaat menjadi rindu Yang awalnya biasa saja, tiba-tiba menjadi serba terlalu.

Sudah sering bukan? Malam mengubah perasaanmu?
Jadi, apakah kamu juga menyukai malam seperti aku menyukaimu?

Petikan syair membentang luas dalam pikiran Al malam itu, apakah seorang Al telah jatuh cinta pada Della?

Pagi itu, matahari bersinar cerah. Angin berkesiur menarikan dedaunan sebagaimana mestinya.

Suasana pagi tetap dingin seperti seharusnya. Seperti biasa, irama pagi dan detak jantung kehidupan bermula, seperti itulah adanya.

Menjadi tidak biasa, ketika di pagi itu, aku melihatnya. Sesosok perempuan dengan senyum yang berbeda.

Sederhana, tapi tampak sempurna. Boleh jadi ini subjektif, tapi setidaknya, dengan cara pandang yang sama, aku melihatnya begitu istimewa.

Tampak biasa-biasa saja, pada mulanya, lalu bermetamorfosa menjadi kekaguman luar biasa.

Bertahan seperti itu adanya, berkelindan, dan waktu semakin mengikat kuat dalam-dalam.

“Yok geng kumpul, sarapan!"teriak Aldi.

Para kumpulan geng motor tersebut pun berbondong-bondong untuk mengambil jatah sarapan mereka dan mulai menemui kelompok nya masing-masing.

“Jangan lupa agenda kita habis ini, outbond!” peringat Al.

"Siap!"jawab mereka serempak.

Setelah sarapan mereka pun melaksanakan agenda mereka selanjutnya sebelum memutuskan untuk pulang, beberapa permainan asik telah dipersiapkan.

Gelak tawa mereka pun pecah ketika melihat tingkah laku Gibran dan Devan. Rara hanya tersenyum tipis melihat kelakukan Devan dihadapannya.

Bagaimana tidak? Devan dan juga Gibran tengah asik mempraktekkan goyangan pargoy ala ala tiktok yang pernah mereka lihat dan menyuruh Faiz untuk mengvidio mereka.

"Oi, begini gerakan nya!"teriak Gibran heboh.

"Iye-iye, ini kan!"balas Devan.

"Nah bang, ayo tolong vidio! Kasih aba-aba ye!"titah Gibran sementara Faiz berdecak.

"Ck, iye buruan dah! 1,2,3!"sahut Faiz mengarahkan kamera kearah 2 manusia gesrek itu membuat yang lain melihatnya tidak henti-hentinya tertawa.

Alex (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang