BAB 8

23 20 0
                                    

Happy reading...

Matahari yang telah terselimuti awan pekat, tak ada sinar matahari yang mampu menembusnya. Gelap layaknya perjalanan yang telah terjadi.

Menunggu cahaya yang seharusnya bersinar saat ini, tak lama Secara perlahan cahaya mulai menembus awan mencoba mengintipku di sela jendela kamar.

Dengan sedikit semangat, diri ini beranjak bangun dari tempat tidur, mencoba menapakan kaki yang masih lemas.

Menuntun langkah untuk bersemangat, dengan mata yang menatap cermin, Aku percaya aku pasti bisa.

Ya itulah gue, seorang lelaki muda yang ingin mencoba memulai cerita dan mengawali hari dengan penuh harapan, walau kadang semuanya terjadi tak sejalan.

Mau gimana lagi itu tetap perjalanku, tak tau arah kemana harus melangkah,tak tau cara untuk menikmati hidup yang fana.

Saat itu aku seperti Melihat awan berjalan, rintihnya sungguh pelan gugur dahan karena lelah menahan tangis dan tawa karena terlalu banyak kenangan suka dan duka tercipta.

Saat itu aku hanya menjalani hidup sebagai anak biasa tak punya mimpi yang berarti dan tak punya cinta yang layak untuk di nanti.

Yup! Di hari libur sekolah Al tengah bermalas-malasan di kamar tanpa melakukan kegiatan apapun, sampai terdengar getaran handphone nya.

Drrtt.... Drrtt...

Halo, lo dimana Al? “ tanya Faiz dari seberang sana.

“ Dirumah, kenapa?” jawab Al.

Gue kesana ya, sama Devan,” balas Faiz.

“Oke!" jawab Al singkat lalu telepon pun berakhir.

Tak berapa lama kemudian Faiz dan Devan sampai ke rumah Al dan meminta penjaga rumah Al untuk membuka pagar rumahnya dan masuk untuk menemui Al.

“Tumben lo berdua, ada apa?"tanya Al menatap kehadiran temannya.

“Liburan kuy!” ajak Devan.

“Ngecamp kita sama anak-anak!" tambah Faiz membuat Al menaikan satu alisnya sembari berucap. "Sekarang banget?"

“Yoi!" jawab Faiz mengganguk.

“Gue ajak rara ya!" ujar Devan.

“Yaelah pan, kalo lo ajak rara pasti Dela sama Iza ikut!” celetuk Al.

“Ya pasti lah!” tambah Faiz.

"Ayolah Al, sesekali ngecamp bareng cewe, sekalian cari suasana baru. Dulu kan kite kite aje sama anak-anak!"pinta Devan dan Faiz pun mengiyakan.

"Iye Al, gak papa lah sesekali beda bareng mereka,"tambah Faiz membantu Devan agar Rara bisa ikut.

Setelah beberapa pertimbangan akhirnya Al mengiyakan untuk mengajak sahabat Dela.

"Oke, kabarin mereka!"ucap Al membuat Devan senang bukan main, dan bergegas Devan menghubungi Rara.

“Halo, Ra?”sapa Devan.

“Iya kak kenapa?"tanya Rara dari seberang sana.

“Ikut yuk, liburan! Mau gak?"ajak Devan.

Hah, kapan kak?”tanya Rara sedikit terkejut.

“Sekarang, mau gak? Kalo mau siap-siap gih, abis ini gue jemput. Oh ya, kabarin juga  Izza sama Della ya!”balas Devan.

“Mau kak, oke bentar gue siap-siap dan kabarin mereka!"sahut Rara lalu telpon pun berakhir.

Alex (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang