"Kemarilah Nhu." ujar Zee dan Nunew pun berlari memeluk Zee.
Zee menatap Max dan merangkul bahu Nunew sementara Nunew memeluk pinggang Zee dan berjalan keluar dari gudang itu.
Max hanya tersenyum melihat mereka.Setelah keluar Zee membawa Nunew ke tempat sepi di bawah tangga dan menempelkan tubuh Nunew ke tembok dan memegang bahunya.
"Kau baik2 saja? Maaf, tadi Phi ada urusan dengan dosen hingga pagi2 harus menemui dia." ujar Zee.
Nunew menganggukkan kepalanya.
Dan Zee pun menarik lagi tubuh Nunew dan memeluknya.
Zee memegang tangan Nunew dan membawanya duduk di tangga."Besok hari libur dan Phi harus pulang, bagaimana denganmu?" ujar Zee.
"Nhu juga mungkin akan pulang dengan James." ujar Nunew.
Zee menundukkan kepalanya dan menganggukkan kepalanya.
"Hati2 di jalan. Jangan ceroboh dan pakai alat2mu untuk menyamarkan aromamu." ujar Zee dan Nunew pun mengangguk.
.Keesokan harinya Nunew dan James naik sebuah taksi.
Mereka dalam perjalanan pulang ke rumah Nunew.Sesampianya di sana Nunew dengan langkah pelan memasuki rumah.
"Sawadikhap Pho, Mae." ujar Nunew.
"Sawadikhap paman, bibi." ujar James.
"Ah James apa kabarmu, nak?" tanya Saint.
Nunew hanya menunduk dan berjalan di belakang James.
"Aku baik2 saja, Bi. Nunew juga baik2 saja." ujar James.
"Ah kau pulang juga, New." ujar Saint.
"Khap, Mae."
"Besok, Mae sudah mengundang teman2 Mae datang kesini. Jadi bisakah kau pergi dulu dan menginap di rumah temanmu?"
James menatap Nunew dan Nunew yang menunduk lalu tersenyum dan menatap Mae.
"Baiklah Mae. Besok pagi2 New akan pergi." ujar Nunew sambil tersenyum, namun wajah James terlihat marah.
"Baguslah, anak baik. Setelah kuliah kau sedikit berubah, tahu mana yang baik dan mana yang salah."
James berdiri karena tidak sabar dengan hinaan yang di ucapkan Saint, namun Nunew menarik tangan James dan menggelengkan kepalanya.
"Kalau begitu saya permisi dulu, paman, bibi." ujar James.
"Ayo Nhu, kau tinggallah di rumahku dulu." ujar James dan Nunew pun mengangguk sambil tersenyum.
"Terima kasih James. Bibi nanti akan menghubungi ibumu." ujar Saint namun James tidak meresponnya dan pergi dengan menggandeng tangan Nunew.
Setelah diluar gerbang rumah, James menghentikan langkahnya dan melihat pada Nunew.
Nunew menundukkan kepalanya dan meneteskan airmata.James menghela nafas panjang dan memeluk Nunew.
"Ayo, kita pergi jalan2. Apa kau membawa Scent blockermu?" tanya James dan Nunew mengangguk.
Akhirnya mereka pergi bermain di sebuah game station, Nunew tertawa dan bergembira.
James melihat Nunew dan merasa bahagia bisa melihat Nunew tertawa.Hingga malampun tiba mereka berdua pun pulang ke rumah James dan Nunew pun menginap di sana.
.Keesokan harinya mereka kembali ke kampus.
Nunew begitu bahagia karena dia akan bertemu lagi dengan Zee.
James dan Nunew berjalan memasuki pelataran sekolah ketika tiba2 aroma kopi tercium oleh Nunew.Nunew menghentikan jalannya yang mengejutkan James.
"Ada apa Nhu?" tanya James sambil melihat kanan dan kirinya.
Tiba2 James melihat Max yang berjalan mendekati mereka.
James menghalangi Nunew di belakang punggungnya.Max berjalan bersama dengan kedua temannya.
"Halo Nunew. Apa kabarmu?" ujar Max sambil tersenyum.
"Jangan ganggu kami, Phi." ujar James.
"Aku tidak bermaksud mengganggu kalian, aku hanya ingin berkenalan saja." ujar Max dengan seringainya.
"Salam kenal, Phi. Sekarang tolong biarkan kami lewat." ujar James lagi.
"Aku tertarik pada Nunew, bukan padamu. Jadi menyingkirlah dan biarkan aku dan Nunew saling mengenal." ujar Max dan mulai mengeluarkan taringnya.
Max menjilat taringnya dan berjalan lebih mendekat.
James pun bersiap dan berjaga2.Namun tiba2 Zee melompat dan berdiri tepat di depan James dan menghadap pada Max yang membuat Max berhenti berjalan.
Mata Zee merah menyala dan taringnya mencuat keluar."Menjauhlah kau dari mate ku, atau salah satu dari kita akan mati di tempat ini." ujar Zee.
Max membelalakkan matanya dan tiba2 sebuah raungan mengelegar di kejauhan, dan seorang pria berlari dengan taring dan cakarnya yang panjang dan tajam.
Zee dan Max pun menunduk dan menjadi normal kembali.Setelah pria itu mendekat pria itupun sudah menjadi normal.
"Apa yang kalian lakukan? Ini lingkungan kampus, jangan membuat kekacauan di sini." ujar pria itu yang ternyata adalah salah satu dosen disana.
Zee merangkul Nunew dan berjalan pergi dari hadapan Max dan dosen itu diikuti oleh James.
Zee membawa Nunew kembali ke kamarnya.
Dan Nunew yang ketakutan di dudukan di pinggir tempat tidur.
James mendekati Nunew dan memeluk Nunew."Kau baik2 saja, Nhu. Jangan khawatir. Aku akan menjagamu." ujar James.
Nunew memeluk pinggang James dan menangis.
James melihat pada Zee dan mengusap punggung Nunew.Setelah beberapa saat, Nunew tampak tenang dan tertidur.
James mengajak Zee keluar dari kamar."Phi, apakah benar kalau Nunew adalah jodohmu? Dan apakah kau benar2 menyayanginya dan berjanji akan menjaganya selalu?" tanya James.
"Humm. Aku sangat yakin dan aku benar2 mencintai dia, aku akan menjaganya walaupun nyawaku taruhannya." Ujar Zee, dan James pun tersenyum.
"Jangan langgar janjimu, Phi. Sebagai seorang Alpha janji melindungi matenya, kematianlah sanksinya jika Phi melanggarnya." ujar James dan Zee pun menganggukkan kepalanya.
"Humm. Aku tahu, tapi apa maksudmu meminta janjiku?" tanya Zee.
"Aku minta sebagai anggota keluarga Nunew untuk menandainya menjadi sepenuhnya milikmu. Untuk sekarang ini hanya Phi yang bisa aku percaya." ujar James dan Zee pun termenung.
"Ada sesuatu yang Phi harus tahu dan aku sekarang akan menceritakannya pada Phi." ujar James dan Zee pun mengernyitkan dahinya.
Akhirnya James pun menceritakan tentang hidup Nunew dengan orangtuanya juga kehidupannya yang selalu terancam sewaktu di sekolah dulu.
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
Unbreakable Love (018) (ZeeNunew)
FanfictionKisah sang Alpha Zee Pruk Panich dan Matenya Male Omega Nunew Chawarin. Di dunia author.. 01/04/23