🅒🅗🅐🅟🅣🅔🅡 ➌ ✓ 𝕊𝕒𝕜𝕚𝕥

3.2K 548 17
                                    

'Makanan di rumah sepertinya sudah menipis. Aku harus membelinya lagi.'

[M/n] berjalan keluar pintu apartemennya dengan lusuh di malam hari.

"Toko ini terlihat lusuh... Tapi yasudahlah, daripada nggak ada cemilan nanti."

"Selamat datang!"

"Oh, ha-halo!" Penjaga kasir itu mendadak menyapa [M/n].

'Akh, dasar bodoh! Pasti [M/n] tidak mengenalmu saat ini.'

[M/n] hanya melirik ke Seok kecil penjaga kasir sana. Lalu melambaikan tangannya dengan senyuman khas anak kecilnya.

'Me-Menyilaukan!' pikir Seok.

'Tapi, harusnya dia tidak mengenalku saat ini. Kenapa dia tadi melambaikan tangannya? Apa pada dasarnya dia memang anak seperti ini ya...'

"Aku beli ini, ya."

'Banyak sekali, apa ini dia makan sendiri? Tapi dari postur tubuhnya tidak mencerminkan itu. Dia sepertinya rajin olahraga, ya.'

"Totalnya 12.000 won."

[M/n] mengeluarkan dompetnya, dia sedikit terkejut.

"Anu... Apa bisa bayar pakai kartu? Aku lupa bawa cash."

"Tentu saja bisa. Ini silahkan."

[M/n] mengeluarkan Blackcard-nya, kartu itu cukup membuat Seok tercengang.

'A-Anak orang kaya juga?!'

"Okee, sudah ya. Makasih kak Seok~!"

"I-Iya."

[M/n] sekarang akhirnya bisa pulang dengan tenang tanpa perlu takut kehabisan cemilan untuk minggu ini.

"Huh, tunggu dulu? Tadi dia panggil, kak Seok?"

————

[M/n] saat sampai ke rumah langsung merebahkan dirinya di kasur.

'Melelahkan tiap hari senyum gitu di sekolah. Tapi untung saja aku bisa dapat banyak teman, kalau tidak bisa-bisa aku dimarahin dan dihukum ayah habis-habisan.'

Pada dasarnya ayah [M/n] khawatir kalau [M/n] akan besar jadi anak nolep tanpa bersosialisasi sama sekali, karena itu ia selalu memaksa [M/n] untuk mencari teman di sekolahnya.

Seperti biasa, di jam 8 malam gini [M/n] mulai main sama HP-nya. Pada dasar inilah wujud aslinya, hanya anak nolep yang suka bermain game.

Bagaimanapun orang tuanya memaksa, [M/n] tetap tidak ingin mematuhinya, kecuali memakai kekerasan.

———

Hari membosankan dan menyiksa bagi [M/n] kembali lagi.

Hari ini kepala dan badanku berat sekali...

Seperti hari-hari biasa untuk mageran seperti [M/n] berangkat sekolah diantar menggunakan mobil.

"Tuan muda, apa anda baik-baik saja? Muka anda terlihat begitu merah."

[M/n] hanya menjawabnya dengan deheman.

Ukh... Berat sekali, badanku juga tidak ingin bergerak sesuai kemauan-ku.

Walaupun begitu, [M/n] tetap memaksakan diri untuk ke sekolah.

"Hoii, [M/n]. Tumben sekali kau loyo gitu?" Sapa salah satu anak di sekolah.

"Un..."

Gawat, suara dan tenagaku tidak bisa keluar. Gelap.

[M/n] tanpa sadar menabrak seseorang. Dia sedikit menarik baju orang itu agar dia tidak tumbang saat ini.

Yang bajunya ditarik itupun terkejut, tiba-tiba ada seseorang yang lebih pendek dari dia menabrak dan menarik pelan bajunya itu.

"[M/n]?" Panggilnya.

[M/n] dengan susah payah mendongak ke atas untuk melihat wajah orang yang dia tabrak itu, namun kepalanya sakit sekali sekarang.

Matanya sudah berkunang-kunang, semuanya menjadi gelap.

"[M/n], ada apa denganmu?!" Tanya orang itu yang sadar kalau [M/n] akan segera tumbang.

Dia langsung menahan badan [M/n] agar tidak terjatuh.

"Park Hyung Seok... Pusing."

Hanya itu yang dapat diucapkan [M/n] saat sadar kalau yang sedang menahannya adalah Seok.

Dan

Endingnya [M/n] dibawa ke UKS dengan keadaan Seok yang super duper panik.

Walaupun sempat mereka dorong-dorongan untuk menggendong [M/n] ke UKS.

°>°

🄵🄰🄺🅃🄰 [🄼/🄽] : [𝘔/𝘯] 𝘴𝘢𝘢𝘵 𝘮𝘢𝘭𝘢𝘮 𝘩𝘢𝘳𝘪 𝘴𝘶𝘴𝘢𝘩 𝘵𝘪𝘥𝘶𝘳, 𝘫𝘢𝘥𝘪 𝘥𝘪𝘢 𝘮𝘦𝘮𝘪𝘭𝘪𝘩 𝘶𝘯𝘵𝘶𝘬 𝘤𝘢𝘳𝘪 𝘢𝘯𝘨𝘪𝘯 𝘥𝘪 𝘭𝘶𝘢𝘳, 𝘥𝘢𝘯 𝘮𝘦𝘮𝘢𝘪𝘯𝘬𝘢𝘯 𝘨𝘢𝘮𝘦-𝘯𝘺𝘢.

Mandirii {Lookism X Malereader}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang