🅒🅗🅐🅟🅣🅔🅡 ➊➐ ✓ 𝔹𝕒𝕙𝕒𝕪𝕒

1.8K 367 1
                                    

"Mijin~~ main yokk."

Sekarang mereka sedang berada di Kamp Pelatihan.

Di kamar Mijin terlihat sudah banyak orang.

"Kalau botol soda ditaruh di atas HP... Nah, jadilah green light! Sains!"

"Wahh keren."

"Menakjubkan."

"Hey, ayo main The Truth!" Ajak Yui.

"Eh, tapi aku gabisa minum." Ucap Mijin.

"Gapapa hihi. Zin sama Seok lebih gabisa lagi." Ketawa Haneul.

"Zin kena, haha! Ada orang yang kau suka gak di kelas?"

"Eh? Ugh, aku gaboleh mabuk."

[M/n] kembali mengingat seberapa merepotkannya Zin saat mabuk langsung mengambil gelasnya dan menghabiskan alkohol itu dalam sekali tegukan.

Sampai akhir, semua alkohol harusnya punya Zin dan Mijin, diminum semua oleh [M/n].

"[M/n] lebih jago minum dari dugaanku."

"Apa dia tidak mabuk sama sekali?"

"Seriusan nih pada mabuk semua? Zin hanya minum 1 gelas loh." Ucap [M/n] yang melihat situasi sekarang.

"Oh sudah malam. Aku akan gendong mereka berdua ke kamar. Kebetulan kami 1 kamar."

"Kalau gitu kami serahkan padamu. Aku akan urus Haneul sama Yui." Ucap Mijin.

[M/n] langsung mengangkat tubuh Zin dan Seok secara bersamaan. Mijin sudah tidak kaget lagi sih.

[M/n] dulu sering minum. Jadi sekarang dia sudah cukup kebal dan terlatih.

"Sudahlah tidur aja deh. Mau cepat-cepat pulang, kangen Leon."

–––

[M/n] terbangun di tengah malam karena kebelet.

'Seharusnya aku jangan minum banyak tadi.'

[M/n] sebenarnya juga ngeri malam-malam gini harus ke WC sendirian.

Zin dan Seok juga masih pingsan.

PRIIT! PRIT!

[M/n] menegang seketika saat mendengar bunyi peluit di tengah malam.

"A, Apa? Apa itu? Hantu?!"

Walaupun [M/n] sudah tremor, dia tetap pergi memeriksanya. Suara tersebut berasal dari gudang.

'Di kunci?'

[M/n] mendekatkan telinganya ke pintu gudang itu.

"Cepat buka bajumu. Aku nggak punya banyak waktu."

"Hiks... Kumohon lepaskan aku."

Mata [M/n] melebar seketika saat mendengar percakapan itu.

brak! BRAK!

[M/n] terus berusaha membuka pintu yang terkunci itu.

"KALAU BERANI 1 LAWAN 1 SINI!!" Teriak [M/n] dengan kesal.

[M/n] akhirnya menabrak pintu itu dengan kepalanya. Dahi [M/n] sebenarnya cukup keras.

"KYAA!! SESEORANG TOLONG!"

Terdengar suara Mijin yang menjerit keras. [M/n] tanpa pikir panjang langsung menendang pintu itu sekuat tenaganya.

BRAK!!"

"A-Apa-apaan? Sendirian? Bagaimana pintunya bisa roboh!?" Ucapnya.

"Zeus. Dari awal tampangmu memang lumayan, tapi sifatmu benar-benar muka 2 ya?" Ucap [M/n] dengan aura-aura menyeramkan di sekitarnya.

"Mukamu benar-benar bikin muak."

Dengan kecepatan tak masuk akal, [M/n] tiba-tiba sudah di depan Zeus.

Zeus begitu terkejut dengan kecepatannya itu. Dan lebih kaget lagi melihat mata [M/n] yang sudah berubah menjadi warna hitam semua.

BUAK!

[M/n] memukul orang itu sampai menabrak ke dinding. Mungkin tulang hidung Zeus sudah patah sekarang.

[M/n] langsung mendekati orang itu dan menginjak alat kelamin orang itu dengan kuat.

"AKHHARHRH!!!!!! SIALAN!" Teriak Zeus kesakitan.

"Apa perlu kuhilangkan? Agar tidak ada korban lagi."

[M/n] menendang orang itu tanpa ampun. Darah sudah bersimbah ke mana-mana. Zeus juga sudah pingsan.

"[M/n]! Hentikan!" Ucap Mijin yang tentu tidak di dengar olehnya.

[M/n] sekarang sudah hilang kendali dengan pria bejat ini.

Dan tiba-tiba banyak orang yang mendengar keributan akhirnya ramai-ramaian datang ke gudang itu.

Wajah Zeus sudah hancur tidak terlihat lagi.

Setelah tragedi menyeramkan itu, [M/n] langsung disidang di kantor polisi.

"Maaf, seharusnya aku tidak memukulnya sampai seperti itu." Ucap [M/n] sambil menunduk.

Mijin tersenyum melihat itu.

"Makasih udah nolongin tadi."

Mijin memeluk [M/n] yang sedari tadi terdiam itu.

Mata [M/n] udah berkaca-kaca sekarang.

"Maaf. Harusnya aku tidak menunjukkan sisi seperti itu lagi."

Mijin terkekeh pelan.

"Sudahlah jangan ditahan. Mirip anak kecil saja."

°>°

🄵🄰🄺🅃🄰 [🄼/🄽] : 𝘑𝘪𝘬𝘢 𝘥𝘪𝘢 𝘵𝘦𝘳𝘭𝘢𝘭𝘶 𝘮𝘦𝘯𝘢𝘩𝘢𝘯 𝘥𝘪𝘳𝘪 𝘶𝘯𝘵𝘶𝘬 𝘮𝘦𝘯𝘨𝘩𝘢𝘫𝘢𝘳 𝘴𝘦𝘴𝘦𝘰𝘳𝘢𝘯𝘨. 𝘔𝘢𝘬𝘢 𝘥𝘪𝘢 𝘢𝘬𝘢𝘯 𝘵𝘪𝘥𝘢𝘬 𝘵𝘦𝘳𝘬𝘦𝘯𝘥𝘢𝘭𝘪.

Mandirii {Lookism X Malereader}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang