3. Marah

258 28 18
                                    

Halo~!
  Baca selagi On Going!
Jangan nunggu tamat:)
Siapa tau aku dionpubliskasikan

Kembali lagi dengan aku hehe.

Jan lupa di kasih vote dan komen di setiap paragraf, biar aku semangat juga buat nextnya.

No silet Readers....

*********

Di sekolah

Suasana kantin begitu ramai. Kalan sekarang bersama kedua temannya juga ada di kantin. Kalan menghela napasnya kasar saat Flora tidak bersamanya melainkan dengan Damar di tempat meja lain.

Kalan masih memperhatikan Flora dengan Damar dengan tatapan tak sukanya. Kedua tangannya mulai mengepal saat Damar berani memegang tangan Flora dan membelai rambut Flora.

Ia tidak suka jika gadisnya di sentuh oleh laki-laki lain selain dirinya!

Ingat itu!

"Bro? Lo kenapa?" tanya Jimmy saat melihat raut wajah kesal Kalan.

Kalan berdecak tanpa minat menjawab pertanyaan dari Jimmy. Jimmy yang pertanyaannya tidak dijawab Kalan, mengendus kesal.

Lalu ia ikutan menatap arah pandang Kalan. Jimmy tersenyum penuh arti dan tertawa geli. Ia sekarang jadi tau kenapa Kalan seperti itu.

"Lan? Lo mau kemana?" tanya Jovan saat melihat Kalan berdiri.

Kalan tidak menjawab pertanyaan dari Jovan. Ia langsung melangkah menuju ke tempat meja yang ditempati Flora dan Damar.

"Ra, lo----"

Brugh!

"-Awshh!" ringis Damar saat terkena tonjok dari Kalan.

Flora sontak terkejut. "Kalan?!"

"Lo kenapa nonjok Damar?!" kata Flora sembari berdiri dari duduknya dan berhadapan dengan Kalan.

"Apa? Kenapa? Gak suka?" tanya Kalan balik sembari mengangkat salah satu alisnya.

"Ya iyalah! Lo tiba-tiba datang bukannya apa kek. Ini malah nonjok Damar. Gue gak suka!" balas Flora yang kini mulai emosi.

"Gue yang gak suka, Ra! Daritadi gue cemburu liat lo sama Damar!" ujar Kalan sembari menunjuk ke Damar yang kini masih setia mematung berdiri di belakang Flora.

"Damar itu sahabat gue! Lo jangan berlebihan gini! Bukannya kemarin-kemarin lo gak papa gue deket sama Damar? Kenapa sekarang lo gini, Kalan?"

"Gue.Gak.Bisa.Terus-terusan.Liat.Pacarnya.Dideketin.Sama.Cowok.Lain!" kata Kalan penuh penekanan di setiap katanya.

"Damar itu sahabat gue!"

"Gue pacar lo, Ra! Kalau lo gak lupa!"

"Lo itu cuma pacar. Bukan siapa-siapa gue. Jadi, stop. Larang gue deket sama Damar!" kata Flora.

Kalan tersenyum miris. "Oh, berarti lo juga ngebolehin gue deket sama cewek lain, Ra?"

Flora gelagapan. "Y-ya iya. Terserah lo. Hidup-hidup lo. Gue gak larang lo."

"Oke," ujar Kalan dengan singkat.

"Jadi, ya. Kalan. Jadi stop larang gue. Posesifin gue, gue gak suka."

"Ra, lo--"

Brugh!

"GUE BELUM PUAS MUKULIN LO, DAMAR!" kata Kalan sedikit meninggikan nadanya.

Kalan dan Lukanya[END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang