KAMU SEDANG MEMBACA

Kalan dan Lukanya[END]

Ficção Adolescente

Halo Aku bikin cerita lagi nih! [SUDAH TAMAT! DAN PART MASIH LENGKAP] Jan lupa di kasih vote dan komen kalau tertarik! Sederhana Ini tentang KALAN SAMUDRA Yang hidupnya tak pernah bahagia. Ia juga sudah punya pacar. Namanya FLORA AMALTHEA Dan...

#fiksiremaja #luka #penyakit #rekomendasi #sad #sakit #sekolah #wattpad

12. Surat Dari Dia

153 12 14 
                                    

                                              
Votmen! Di setiap paragraf biar aku semangat buat updatenya. 
Jan nyesel jika aku bikin Sad Ending🙄😏

                            

                                Jan nyesel jika aku bikin Sad Ending🙄😏
                            
                              
                              
                                
                                  
                                  
                                
                              
                             
                            

                            

                              
                              Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
                            

                          

                          
"Sepertinya Tuhan sangat menyayangiku. Sampai-sampai ingin mengambilku lebih cepat."-Kalan Samudra. 
********
Kalan memasuki kamarnya saat sesudah pulang dari sekolah. Cowok itu langsung berlari ke arah kamar mandi tanpa niatan untuk mengganti pakaiannya. 
Hanya cukup melepaskan sepatunya dan tasnya ke sembarang arah. Dan, setelah sampai di dalam kamar mandi. 
Cowok itu merasakan sesak napas lagi. Keringat mulai bercucuran. Seragamnya kusut, rambutnya acak-acakan. 
"Kanker jantung sialan!" 
"Bun ..., Kala udah gak kuat." Kalan memejamkan kedua matanya. "Sakit ...." 
Kala terduduk di lantai kamar mandinya. Cowok itu menyenderkan diri ke dinding kamar mandi. 
Sesekali cowok itu meremas kuat bajunya. "Bunda ...."
Kedua matanya mulai memanas dan berair. Detik ini juga, dirinya menangis. "Bun ...."
"Kalan!" Tiba-tiba datang Lisya. 
Wanita setengah baya itu langsung jongkok di hadapan Anaknya. "Kalan, berdiri." 
Perlahan Kalan berdiri diikuti oleh Lisya. "Bun?" lirih Kalan. 
"Iya, Sayang? Kenapa?" tanya Lisya. 
"Kalan capek, Bun." 
Lisya tersenyum. Ia mengusap rambut Kalan. "Istirahat kalau capek. Jangan maksain diri untuk melakukan hal yang bikin kamu capek." 
"Bun, Kalan kangen Ayah," kata Kalan. 
Lisya terdiam. 
"Sudah, Kamu ganti baju. Nanti kita makan," ujar Lisya yang berusaha mengalihkan topik. 
Kalan hanya mengangguk. 
Dan Lisya pun keluar dari kamar Kalan. Sedangkan Kalan, cowok itu langsung berganti pakaian seragamnya. Lalu keluar dari kamar ke bawah. 
Sesampai di lantai bawah. Kalan langsung ke meja makan karena ingin makan. Dan, disana juga sudah ada Lisya. 
"Duduk." 
Kalan pun duduk saat sesudah mendengar perkataan Ibunya lalu mulai makan. Hanya keheningan diantara Lisya dan Kalan. 
"Permisi." 
Tiba-tiba datang Pak Dio-supirnya Lisya. Lisya dan Kalan pun serentak menoleh ke Pak Dio. "Ada apa?" 
"Ini, ada surat." Pak Dio menyodorkan sebuah kertas putih yang terlipat ke Lisya.
Kalan dan Lukanya[END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang