Chapter 4 - Momo?!

144 22 7
                                    

Bagaikan tikus yang terpergok oleh kucing, Akari bisa merasakan jantungnya berdegup lebih cepat. Walau begitu, ia mencoba untuk menghilangkan kegugupannya dibalik senyumannya, dan mempertahankan ketenangannya.

"Kau mencariku?" tanyanya.

"E-erm.... Kudengar kau sering datang ke sini....dan aku penasaran apa yang biasa kau lakukan, jadi..." jawabnya ragu-ragu, agak gugup.

Tampaknya Akari sudah tidak gugup lagi sekarang. "Yah, aku biasa di sini hanya menyendiri karena tidak pandai berteman, apalagi dengan laki-laki. Anzu juga sedang sibuk bersama Trickstar hari ini." jelasnya. Mika hanya ber-oh tanda mengerti.

"Tadi....kau mendengar suaraku, ya?" tanyanya lagi. Mika tersentak, namun akhirnya mengiyakan. "I-iya..."

"Suaraku tidak bagus, ya?"

Mendengar hal itu, kedua mata Mika membulat, seakan tidak percaya. "Aku malu, sampai didengar oleh anggota Valkyrie ini.....suaraku tidak indah, tidak selaras dengan keindahan lagu Valkyrie—"

"Itu tidak benar!"

Kali ini, Akari yang tersentak.

"Suaramu indah...itu mengingatkanku pada Valkyrie di masa lalu....saat Valkyrie masih berjaya....sebelum kami menjadi seperti ini.." ucap Mika terbata-bata.

Akari menghela nafas lega. Reaksinya tidak terduga, tapi ia senang.

"Aku senang kau menganggap suaraku indah, Mika." Ia melontarkan seulas senyum tulus padanya.

"Mika, apa Valkyrie akan kembali?"

"Aku tidak tahu..." jawabnya jujur.
"Tapi aku benar-benar ingin bisa tampil di panggung lagi bersama Teach..." tersirat sedikit kesedihan dan kerinduan dibalik kata-kata Mika.

Mika merasakan ada tangan yang menepuk pundaknya. Gerakan itu diulang, seolah bermaksud menenangkannya. Mata indah Mika bertemu dengan Akari.

"Semangat, Mika!"

Melalui ucapan semangat dari Akari, Mika merasa hangat. Ia pun melontarkan senyum cerah dan ceria yang selalu ia pasang di wajahnya setiap hari.
"Iya! Terima kasih!"

Entah karena sinar matahari yang berkilau— Atau karena senyum Mika yang cerah yang dapat membuat siapapun yang melihatnya merasa hangat—

Tanpa Akari sadari, bibirnya membentuk senyuman lebar yang bahagia.

Mika begitu cerah, ia seperti matahari.

***

"Minggir, para rendahan! Biarkan aku lewat!"

"Ini adalah kawasan Akademi Yumenosaki. Sebelum mendapat izin, kalian tidak boleh sembarangan masuk—"

Keributan terjadi, terlihat beberapa anggota OSIS dan beberapa siswi dari sekolah lain— yang terlihat dari seragam mereka yang berbeda, tak henti-hentinya adu mulut.

Karena mereka siswi, anggota OSIS yang semuanya laki-laki kesulitan meredakan situasi ini, mereka tidak bisa sembarangan menggunakan kekerasan, terlebih pada perempuan.

Akari yang lewat mendengar semua keributan itu. Tidak suka kebisingan, ia hendak meninggalkan tempat kejadian.

"Awas! Aku tidak peduli! Bawa Akari Tenshouin ke hadapanku!"

Ia serasa membeku di tempatnya. Ia mengenali suara cempreng dan tidak tahu sopan santun itu.

Merasa namanya dipanggil, Akari pun mendekat, menerobos orang-orang yang menjadi penonton keributan tidak berarti ini.

𝐒𝐮𝐫𝐞𝐥𝐥𝐚 𝐌𝐢𝐧𝐨𝐫𝐞 [ 𝘢𝘯 𝘌𝘯𝘴𝘦𝘮𝘣𝘭𝘦 𝘚𝘵𝘢𝘳𝘴 𝘧𝘢𝘯𝘧𝘪𝘤 ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang