-22-

5.9K 353 28
                                    

Haiii maaf lama up hehe🙏🏻




HAPPY READING








Seminggu berlalu. Hubungan si manis dan kedua Jung semakin harmonis. Mereka berencana untuk menikah, saat bayi yang berada dalam kandungan si manis lahir.

Si manis dan Jeamin berada di halaman belakang Mansion. Si manis sedang ingin menyirami tanaman yang kedua Jung belikan untuknya beberapa bulan yang lalu. Sedangkan Jeamin, ia tengah memeriksa laporan-laporan yang di kirimkan oleh bawahannya. Sesekali mata setajam elang itu mengamati adiknya yang tengah tersenyum sembari mengajak bicara calon buah hatinya. Bibir tipis itu ikut tersenyum, kala melihat sang adik menggerutu kesal karena buah hatinya tidak merespon ucapannya beberapa kali.

Keduanya tidak sadar, ketika sedang di awasi oleh tiga pria dominan yang berdiri tak jauh dari keduanya. Bibirnya tak tahan untuk tersenyum, ketika si manis menjahili Jeamin dengan merampas ponselnya dengan paksa.

"Nana, kembalikan ponsel hyung!"

"Tidak mau, wlee. Lagipula hyung terlalu fokus pada ponsel ini. Nana tidak suka hyung abai pada Nana."

"Iya, Nana sayang. Maafkan hyung ya? Sekarang kembalikan ponsel hyung. Ada pekerjaan yang harus hyung selesaikan."

Kening si manis berkerut, "Hyung tidak membunuh orang lagi kan?"

Jeamin terdiam.

"Jangan bilang hyung ingin membunuh lagi."

"Nana, hyung tidak—"

"—Jangan membunuh lagi. Nana mohon. Cukup waktu itu menjadi terakhir kalinya hyung membunuh. Jangan lagi." Cicit si manis.

"Dengarkan hyung. Hyung berjanji ini akan menjadi yang terakhir kalinya hyung membunuh. Nana tau? Hyung sudah lama mengincar orang ini." Jeamin membawa tubuh yang sedikit lebih mungil darinya kedalam pelukannya. Mengusap punggung si manis. Sesekali ia bubuhkan kecupan-kecupan kecil di kening si manis.

"Kali ini, siapa tergetmu, sayang?" Haechan melingkarkan tangan kekarnya ke pinggang ramping Jeamin.

"Ck, jangan mengejutkan ku, Donghyuck!" Jeamin berdecak pelan, saat mendengar kekehan yang keluar dari bibir kekasihnya.

Jeamin mengernyitkan keningnya, ketika merasakan si manis yang mendusalkan kepalanya ke dada bidang miliknya.

"Nana? Kenapa?" Jeamin bertanya.

"Dada hyung sangat lebar dan keras. Tidak seperti Nana yang besar serta kenyal dan mengeluarkan asi seperti ini." Si manis menunjuk kearah dadanya yang membesar.

"Itu hal wajar, baby. Karena kau tengah hamil." Jaehyun mengecup pipi si manis yang semakin mengembang.

"Tapi Nana ingin dada seperti Na-Je hyung, Daddy." Bibir semerah cherry itu melengkung ke bawah.

"Nana sudah memilikinya. Bahkan dua sekaligus." Sahut Jeno.

"Eung? Dua sekaligus?" Si manis bingung.

"Iya, dua sekaligus. Punya Jeno dan punya Daddy." Ujar Jaehyun.

Blush

Pipi bulat itu memerah, semerah tomat yang masak. Ia memeluk tubuh Jeamin. Menyembunyikan wajah merahnya. Jaehyun yang kurang suka melihat interaksi si kembar, tangannya menarik lengan si kembar hingga menabrak dada bidangnya.

"Hoekk hoekk."

Mereka panik, ketika si manis mual secara tiba-tiba. Bukankah morning sickness-nya sudah berakhir beberapa bulan yang lalu? Tapi kenapa si manis masih mual?

SUGAR DADDY II JAENOMIN [S1 END✅]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang