PROLOG

612 11 0
                                    

           “Antonio itu memiliki sesuatu yang didambakan banyak perempuan, Sayang. Mama tentu tidak akan melewatkannya begitu saja. Ini kesempatan emas. Antonio memberikan penawaran yang tentunya membuat Mama tidak mungkin bisa menolaknya.”

           Jeffandra tidak pernah merasa se-terusik ini saat berbicara dengan Bleza Amargatha—Mamanya. Sebelumnya, keduanya selalu menarik topik menyenangkan sehingga tidak pernah ada keadaan yang berhasil merangkum keduanya dalam kecanggungan, oh bukan—keterdiaman karena rasa kecewa dan ego yang saling berbanding terbalik. Dan keadaan saat inilah keadaan yang paling dirutuki Jeffandra karena pemikirannya tidak lagi sejalan dengan sang Mama. Benar-benar tidak bisa menjadi sejalan meski pun dengan pemaksaan.

         “All women would be the same as me if men like him came and offered themselves.”

          Sebelumnya, Jeffandra menarik pertanyaan perihal bisakah sang Mama memikirkannya beberapa kali, Bleza menyangkal jika berpikir sekali saja sudah sangat cukup untuk dirinya menyimpul keputusan. Bleza belum tentu memiliki kesempatan yang sama jika menolak dan nasibnya belum tentu semulus seperti Bleza mendapatkan Antonio. Bahkan mungkin, Bleza akan kesulitan mencari pria baik yang sama, pria yang memiliki sikap dan perhatian sama atau dalam arti kehilangan kesempatan seumur hidup jika menyia-nyiakannya.

           “Kalau alasan paling mendesak buat Mama nerima lamarannya adalah uang, Jeffandra masih mampu, Ma. Jeff bisa kerja untuk menghidupi kehidupan kita sebagai gantinya.”

          “No, Sayang!" Bleza menarik dekat kursi, merangkum wajah putranya yang bertumbuh semakin tampan sebanyak hari. “Ini tanggung jawab Mama. Tugas kamu cuma sekolah dan belajar dengan baik. Mama gak mau bebani kamu dengan beban yang tidak seharusnya kamu pikul seusiamu.”

           Jeffandra menggeleng. “That is easy! Jeffandra enggak masalah sama sekali karena itu memang kewajiban Jeff buat Mama.” Asalkan tidak dengan benar-benar menerima lamaran pria itu dan menikah dengannya.

          Bleza menggangguk. “I understand, I know you mean well." merangkum lebih erat lagi, tapi juga bersama elusan lembut yang Bleza harap dapat menyentuh tidak hanya emosi dan api yang membara di kedua mata putranya, tapi juga hati kecilnya. “But not yet, Darling.”
     
          Jeffandra menjauh, beranjak dari tempatnya duduk kemudian mencoba membunuh kegusaran dan rasa frustasi yang sebentar lagi sempurna melingkupinya. Bleza keras kepala, Bleza bersikukuh pada pernikahan yang Jeffandra pikir tidak akan membuahkan apa pun dan di situlah titik paling dibencinya. Jeffandra sungguh tidak menyukainya. Pernikahan ini hanya seperti lelucon baginya yang tahu jika itu hanya dibuat mainan.  That's not funny at all, meski pun Jeffandra kerap kali menertawakan kebodohan yang hendak diperbuat sang Mama. Itu seperti menjerumuskan diri ke dalam jurang yang diciptakan sendiri.
         
         Bleza tidak mencintai Antonio pun sebaliknya. Penyumbang terbesar bagi pernikahan ini tentu saja adalah uang. Bleza menerima lamaran Antonio karena dia menggilai materi sedangkan Antonio menikahi Bleza untuk menghindari skandal yang melibatkannya. Mutualistic symbioses. Bleza mendapatkan imbalan yang setimpal dan Antonio juga akan bersih dari skandalnya. Namun dengan Jeffandra, kembali lagi ke prinsip awal, dia tidak akan pernah menjadi penyumbang utama meski pun itu adalah kebahagiaan bagi Mamanya. Kebahagiaan lahir tapi tidak dengan batin.
   
          “Whatever if it makes you happy.”

          You? Bleza bangkit dari tempatnya duduk, menahan langkah Jeffandra yang mulai muak berdebat dengannya meski tidak dengan Bleza yang tidak merasa melakukannya sama sekali. Berusaha keras memberikan pengertian sekali lagi dan berharap sang putra mau mengerti akan keinginannya tersebut. Biar bagaima pun, Bleza tidak melakukannya tanpa sebab. Semua itu untuk Jeffandra dan untuk keberlangsungan hidupnya bersama satu-satunya anak yang paling dicintainya. “Please, I'm sure you can't stand it going on like this.”

            Jeffandra meneruskan langkah tanpa peduli teriakan Bleza yang terus memanggil namanya di detik berikut. Tidak tahan? Jeffandra tentu saja tidak tahan dengan suratan pena yang tertulis di buku miliknya saat ini. Tapi bukan dengan seperti ini caranya menyelesaikan masalah demi masalah.

           Not by playing with fate.

***

16 Juli 2024.

Yeaa... welcome to the world Jeff, darl.

JEFFANDRATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang