BAB 18

90 8 0
                                    

      “Sumpah, Cia. Kok lo gak pernah kasih tahu sih kalau lo itu putri daripada Adelard Antonio Laurence?” Ciara baru saja akan duduk dan melepas ranselnya. Ketika mendengar itu, pergerakannya terhenti. Ciara sempat mengambil jeda untuk mencerna ucapan Kelaya, tertegun tapi juga menenangkan dirinya di sana. Hingga Kelaya duduk, hingga tubuhnya benar-benar mendarat di kursi. Ciara memindai ragu dan gugup wajah ketiga temannya. Iris dan Audrey juga di sini.

      “Kalian .... ” Ucapan Ciara menggantung, perasaan gadis itu langsung campur aduk dibuatnya.

       “Yaps.” Berbeda dengan si Aya yang heboh, Iris terlihat anggun dan santai. Gadis itu menjetikan jari dengan sebelah mata mengedip. “Kita udah tahu kalau lo sama Jeffandra Kakak Adek,” sehingga telunjuknya persis  menembak saat menunjuk Ciara.

       Ciara menurunkan tali tasnya, masih dengan perasaan gugup, karena biar bagaimana pun kemarin Ciara telah membohongi ketiganya. Berbohong pada mereka perihal siapa Jeffandra. Lagi pula bagaimana ketiganya bisa tahu? Soal papanya, Ciara tidak bisa memungkiri daripada kejujuran yang diungkapkan Kelaya, jika gadis itu terang-terangan menatap Antonio yang melongok dari jendela mobil hingga memotretnya, sebagai bukti jikalau Ciara menyangkal atau meragukan penglihatannya.

       Audrey terkikik geli, wajah gelisah Ciara lucu sekali. Harusnya dia tidak akan setegang ini jika tahu siapa ketiganya sebenarnya. “Kita dapet informasi itu setelah si Aya ngeintrogasi si tiga cowok bodoh.” Tiga cowok bodoh, siapa lagi jika bukan Christ, Laksa dan Dhipa—yang menggelikannya adalah teman Jeffandra. “Dan dengan gampangnya, mereka ngungkapin itu cuma modal digoda doang.” Audrey tertawa lagi.

      “Kalau Jeffandra pacar lo .... ” Ciara semakin berdebar ketika pembicaraan kembali diambil Kelaya. Dari pertama gadis itu, kemudian pada Iris, pada Audrey dan kini pada Kelaya lagi, Ciara terus menujukan tatap takut dan juga was-was. “Artinya lo berdua main api di belakang bokap nyokap, dong?!”

       Hah? Ciara melotot. Tadinya, dia pikir Kelaya akan menghakiminya perihal kebohongan Ciara padanya atau pada dua temannya; perihal status Jeffandra, melakukan protes padanya atau setidaknya marah karena merasa dibohongi. Tapi ternyata, ucapan gadis itu benar-benar jauh dari dugaan Ciara. Meski pun sebenarnya tak kalah membuatnya terkejut, sih. Tetapi bagaimana Kelaya bisa tahu juga perihal papanya dan calon mama? Apa si tiga serangkai itu juga bercerita padanya perihal hubungan papanya dan Bleza?

         “Bukannya bokap lo sama nyokapnya Jeffandra mau nikah sebentar lagi, ya?” Ciara terkejut lagi, dan akhirnya... Kelaya menjawab rasa penasaran di kepalanya. Gadis itu terus terang jika dia adalah salah satu followers papanya sudah cukup lama ini. Dan Kelaya pernah tak sengaja melihat postingan Antonio di hari pertunangan mereka berdua. Itulah sebabnya gadis itu bisa heboh sedemikian rupa. “Parah sih kalau bener.”

        “Tapi seru gak, sih?” Kelaya yang selesai menggeleng lalu mengalihkan tatap pada Iris yang berbicara. “Apalagi kalau Cia sama Jeff udah ke tahap ketergantungan. Bayangin, deh.” Dengan tanpa beban, bahkan di wajahnya yang sama sekali tak mencerminkan sebutan annoying. “Mereka berdua main, kegap sama bokap nyokapnya, terus bisa bayangin juga, kan, gimana meledaknya emosi mereka nanti?” Cewek itu bagi Kelaya bukan annoying lagi, tapi idiot. “Auto batal acara pernikahan mereka itu.”
          
         “Lambe!” Mulut Iris ditampar tak santai, hingga hampir Iris memekik—Audreylah pelakunya. “Gak usah didengerin perkataan cewek iding ini,” terlambat sih, tapi Audrey harap tidak ada kata-kata Iris yang masuk ke hati Ciara, meski sebenarnya wajah memprihatinkan gadis itu sudah cukup memupus harapannya. “Lo sama Jeffandra enggak mungkin sampai ke tahap itu, kan?”

        Ciara menggeleng. Yang benar saja. Lagi pula ada-ada saja mereka ini. Ciara tidak sangka jika seliar itu pikiran mereka. Oke fine, Kelaya menurutnya masih bisa diselamatkan. Tapi Iris, cewek itu di luar dugaannya. Audrey juga ternyata tak ada bedanya! “Aku sama Kak Jeff cuma sebagai Adek Kakak aja, kok. Enggak beneran pacaran.” Yah... mungkin pengakuan adalah jalan ninja bagi Ciara agar mereka tidak berpikir lebih jauh.

JEFFANDRATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang