BAB 14

100 5 0
                                    

       "Ternyata sekolah di sekolah kamu seru banget ya, Kak? Aku jadi ketemu orang-orang yang asyik."

       Di sekolahnya yang lama, sebenarnya bukan tanpa alasan Ciara mengatakan tidak memiliki teman. Awalnya, Ciara berteman baik dengan gadis yang duduk sebangku dengannya, namanya Kyle. Tidak ada yang mengganggu pertemanan keduanya dan keadaan aman-aman saja selama Ciara bersekolah di sana. Keduanya juga sangat akrab hingga ke mana-mana terbiasa bersama. Namun, sejak kehadiran seorang gadis yang digadang-gadang sebagai primadona di sekolahnya, dan Ciara sering kedapatan melihat Kyle berada di lingkaran pertemanannya. Sikap Kyle mulai berubah padanya, gadis itu jadi sering mengabaikannya. Semakin hari, semakin runyam hubungan pertemanan keduanya, Kyle tiba-tiba jadi sering marah tanpa sebab padanya. Gadis itu juga tidak sekali dua kali mengumpati Cia dengan umpatan kasar yang tidak pernah Ciara duga akan keluar dari bibirnya.

       Kyle adalah gadis manis lugu, kacamata tidak pernah tertinggal bertengger di hidungnya. Namun sejak Ciara tahu Kyle masuk dalam lingkaran sircle si primadona, penampilan gadis itu berubah seratus delapan puluh derajat dari pribadi aslinya. Begitu juga dengan sikapnya. Hubungan pertemanan keduanya selesai setelah Kyle sendiri yang memutuskannya. Gadis yang semula sederhana dalam segi penampilan dan juga pemikiran, kini berubah menjadi gadis yang besar kepala dan bersikap sekenanya. Mungkin sebenarnya seharusnya Ciara bersyukur, dia jadi dijauhkan dari lingkungan toxic bersama orang-orang yang termasuk di dalamnya seperti mereka.

        Jeffandra sebentar melilitkan seatbelt sebelum menjawab pernyataan Cia. "Nice," gadis di sampingnya terlihat senang sekali. Bukankah sejak berangkat dari rumah pun seperti itu? Dan ketika semuanya sesuai dengan ekspetasi si gadis, tentu saja dia akan semakin senang dan bahagia.

         Ciara mengangguk. "Makasih ya, Kak?" membuat Jeffandra terhenti untuk melajukan mobilnya, "Kamu udah berbaik hati mau nerima keputusannya aku dan keputusan kita bersama," gadis itu menyandar di bahunya. Dan apa katanya? Menerima dengan baik keputusannya dan keputusan bersama? Itu keputusan yang diputuskan sebelah pihak tanpa benar-benar diputuskan dengan baik. "Makasih udah jadi Kakak yang baik hari ini."

         Jeffandra dapat merasakan tangan Ciara melingkar di perutnya, kepala gadis itu juga berpindah dari bahu ke dadanya. "Aku jadi gak sabar nunggu lusa deh," dengan senyum yang semakin mengembang tercetak di bibir, Ciara berbicara lagi ketika matanya tepat bertemu dengan mata Jeffandra. "Biar aku sempurna dapetin kasih sayangnya kamu sebagai Kakak."

       Jeffandra mendengkus, entah kenapa perasaan muak tiba-tiba menyergapnya. Oh... benar. Pernikahan di lusa hari, Jeffandra hampir melupakan itu karena sibuk hampir seharian mengurus sang putri yang sangat merepotkan ini. Semuanya karena makan malam sialan yang berakhir membuatnya terjebak bersamanya, membuatnya mau tidak mau harus melaksanakan tanggung jawab yang tidak pernah ingin Jeffandra pikul sebelumnya. Tanggung jawab mengesalkan.

       Jeffandra harap hari-harinya tidak turut berlangsung sial bersama gadis yang merepotkannya ini.

        Selalu ada hening yang melibatkan keduanya beberapa lama, lalu pikiran-pikiran yang selalu dengan cepat timbul memupus kekesalannya. Well, Jeffandra memang tidak pernah kehabisan akal. Cowok itu akan selalu menemukan jawaban yang pada akhirnya berhasil meredakan setiap emosi yang berkumpul di dirinya.

         Melajukan mobil putih metalik yang telah resmi menjadi miliknya itu, dengan satu tangan lain yang pada akhirnya memeluk setengah tubuh Ciara. Ada sesuatu yang mungkin tidak disadari gadis itu dari caranya menyentuh. "I promise to show perfect affection for you."

***

         Begitu pintu terbuka, yang pertama Ciara cari tentulah papanya. Dan menemukan Antonio di ruang utama benar-benar membuat kebahagiaannya bertambah sempurna. Ciara langsung berlari ke arahnya. Bercerita kepadanya perihal first impressionnya hari ini lewat pelukan yang sangat erat di tubuhnya. Anak yang manja kepada papanya, seperti biasa.

JEFFANDRATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang