BAB 1

334 9 0
                                    

      

       “Bokap lo sakau, Jeff. Dia kayak orang gila. Kemarin setelah gue liat dia main di sana, dia ngamuk dan hampir ngebunuh orang tongkrongannya.”
       
        Jika ada yang bertanya ‘Who does Jeffandra hate the most in this world, maka dengan senang hati Jeffandra jawab Williamlah orangnya. Jeffandra pernah punya kenangan manis bersamanya, namun dengan mudahnya, kenangan-kenangan itu tertutupi oleh kebejatan William dan ternoda tangannya. Jeffandra sesak setiap kali mengingatnya. Bukan karena Jeffandra merasa kehilangan akan sosok yang disebut-sebut kepala keluarga, akan tetapi karena perbuatan bejat William pasti menyisakan luka yang basah di relung Bleza. Dahulu saat Jeffandra masih remaja, Jeffandra selalu tidak bisa melakukan apa pun ketika William datang ke rumah. Ia akan membiarkan pria sialan itu memporak-porandakan seisi ruangan dan mengambil yang bukan haknya dari Bleza. Uang yang didapatkan mamanya dengan kerja keras, akan raib dan jatuh di tangan William dengan mudahnya.

        Saat itu, Jeffandra masih berusia dua belas tahun. Dia tidak punya daya untuk maju apalagi melawan sang papa. Begitu pun dengan Bleza yang akan dengan pasrah uang haknya direbut William, membiarkannya pergi begitu saja setelah memberantakkan seisi rumah. Yang penting bagi Bleza saat itu, tentu Jeffandra dan keselamatannya. Bleza pernah mendapati kekerasan daripada William saat bersikukuh menolak menyerahkan uang padanya,  bekas luka di pipinya adalah bukti nyata William dengan kebejatannya. Pria sialan itu pemabuk, pemakai, dan selain dua hal itu, William seringkali menyalahgunakan uang yang ia rebut dari Bleza untuk berjudi. Hanya saja tiga tahun terakhir ini, pria itu tidak pernah lagi memperlihatkan batang hidungnya. Diperkuat perihal pernikahan sang mama dan pria bernama Antonio yang pasti tersebar dengan cepat, mungkin dari sana nyali milik William mulai menciut mengingat siapa pria pemilik nama panjang Adelard Antonio Laurence tersebut. Tidak keliru mamanya menerima lamaran Antonio setelah lepas melalui penceraian dengan William, pria kaya itu akan dengan mudah meminta polisi untuk datang dan menangkapnya.

         “Kenapa lo gak penjarain aja sih Bokap lo? Dia tuh udah meresahkan banget. Bayangin berapa yang bisa dia bunuh per-harinya sebanyak dia frustasi dan stress!” Setelah menunjukkan padanya aksi mengamuk William lewat vidio yang tersave di ponsel miliknya, Steven—salah satunya teman yang mengajaknya ke kafe ini mulai berargumentasi. “Bokap lo udah masuk buronan yang dicari polisi dan harus dipenjarakan segera karena bisa merusak keseimbangan ekosistem.”

        Jeffandra mengepulkan asap ke udara dari rokok yang disesapnya. Alasan lain dirinya membenci William tentu saja karena pria itu tidak berguna, benar. Dia tidak bisa diandalkan dan dia hanya bisa memberi bencana bagi kehidupannya dan kehidupan sang mama. Jeffandra sekali lagi akui mamanya tidak salah memilih pria seperti Antonio untuk menggantikannya. “Gue enggak minat.” Nama William berartikan pelindung yang kuat, sementara pria sialan itu—dia justru malah menjadi seseorang yang menghancurkan bukan melindungi, Jeffandra benar-benar tidak melihat peran ayah dari sosoknya sama sekali. “Biarin polisi yang nyelidiki biar mereka sempurna buat digaji.”

         “Bokap lo bisa makin menjadi kalau dibiarin gitu aja.” Stev mendecak. “Kita tinggal atur waktu yang tepat aja buat nangkap. Sekalian seisi tongkrongannya.”

        Jeffandra beranjak, melakukan apa yang Steven sarankan hanya akan membuang waktu berharganya.      

         “Lo mau kemana Jeff? Gue belum selesai ngomong anjir.”

        Jeffandra mengabaikan Steven, meski pun suara cowok itu yang meninggi menyusul di telinganya sekali pun, Jeffandra tetap melanjutkan langkahnya. Tidak akan habis waktu untuk membicarakan pria tidak berguna dengan segala kebejatannya itu, dan sekali lagi... Jeffandra harus tekankan di sini. Dia tidak akan mau membuang waktunya hanya untuk membahas lelaki yang sialnya Jeffandra punya nama itu di belakang namanya.

JEFFANDRATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang