Dalam diamku aku terpana
Melihatnya bercanda sekaligus tertawa
Sesekali ia menyapa
Walau bukan untukku senyumnya tibaHai, kata pria itu
Kucoba beralih menatap pintu
Hai, sekali lagi mata kami beradu
Seindah bianglala membuatku canduDalam diamku aku tersadar
Alunan indah itu terdengar samar
Kumantapkan hati meskipun gentar
Namun ia tetap menunggu dengan sabar"Terima kasih," ucapnya.
"Untuk apa?"
"Segalanya."Lalu pria itu pun pergi dan tak pernah kembali selamanya.
———
KAMU SEDANG MEMBACA
Trash Poem
PoetryJangan dibaca. #3 >>> poet [25-02-2023] #13 >>> poetry [25-02-2023] © dindatwou - 2021