22

3.2K 567 55
                                    

"(Name)-chan suka Bang Sae?"

"Hah? Ya, kalo benci sih ngga. Suka dikit. Suka sebagai temen doang." Jawab (name).

Meanwhile di kantin:

"Gue mencium bau-bau nt." -Otoya.

"Yah, gak asyik. Siapa yang berani nge-nt-in bang Sae ya?" -Karasu.

"Maksud lo?" Tanya Sae dengan tatapan sinis yang mematikan. Otoya sama Karasu langsung kicep.

"Gak bang, canda." Ucap Karasu sembari tertawa canggung.

Kembali dengan (Name) dan Nagi.

"Kenapa gi? Kok tiba-tiba nanya gitu? Gue kelihatan naksir Sae ya? Lumayan sih si jambu, tapi karakter gepeng ku lebih menarik."

"Kelihatan akrab, banget." Ucapan Nagi membuat (name) terpaku sejenak. Akrab? (Name) dan Sae? Akrab? Yakali, setiap ketemu aja selalu ribut. Mana ada 'akrab' nya.

"Itu sih cuma didepan, kalo di belakang lain." Ucap (name). Nagi menganggukkan kepala.

"Gue ke kantin dulu ya? Dadah gi." (Name) melambaikan tangan, berjalan cepat-cepat karena bel masuk sebentar lagi. Dan perut nya sudah keroncongan tidak karuan. Harus segera diisi sebelum tambah loyo.

***

"(Name)-senpai? Gu-aku denger (Name)-senpai lagi di untit seseorang ya?" Tanya Rin, dia ikut makan siang di kantin bersama anak-anak kelas (name) karena di ajak (baca: dipaksa).

(Name) mengangguk sebagai jawaban.

"Masih nguntit?" Tanya Rin lagi. (Name) menjawab "iya." Lalu Rin tidak berani untuk bertanya lagi. Takut nya ini topik yang membuat (name) tidak nyaman.

"Eh udah lihat Chibi Maruko-chan? Seru banget ternyata, wkwk. Bukan cuma jalan ceritanya aja sih, tapi karakter-karakter nya juga menarik." Karasu memulai obrolan tentang Chibi Maruko-chan.

"Bener. Si siapa itu, waifu nya bang Sae. Kasihan betul. Tapi hebat sih, Maruko gak pernah nyerah." Otoya juga ikutan. Ternyata dia juga nonton Chibi Maruko-chan, nobar sama Karasu.

"Gue tau kenapa bang Sae sampe nge-waifuin Maruko-chan." Karasu mengangguk-angguk, sok tahu. Padahal sebenarnya Sae gak waifuin Maruko-chan, tapi memang suka nonton gara-gara inget rumah.

"Sumpah lo dua berani bicarain bang Sae waktu orang nya gak disini. Parah." Bachira memotong pembicaraan mereka.

"Lah, kayak lo gak aja Meg." Ucap Otoya. Bachira hanya memayunkan bibir.

"Bang Sae itu yang mana?" Tanya Kaiser. Sedari tadi dia hanya diam tidak mengerti arah pembicaraan mereka semua. Ada yang ngomongin soal sampo, ada yang ngomongin soal bola, ada yang ngomongin soal Chibi Maruko-chan, ada yang ngomongin soal game, dan pertanyaan Rin kepada (name) yang Kaiser baru tahu.

"Yang rambut nya keatas warna jambu, cakep, tatapan matanya dingin kayak adek nya." Bachira menunjuk Rin, sebagai contoh ciri-ciri wajah Sae. Wajah mereka itu copy paste, bedanya Rin bisa baby face (ke Sae doang).

"Ooh. Anak kelas berapa?" Tanya Kaiser.

"12. Masa lo gak tau? Eh? Akhir-akhir ini kan bang Sae gak ikut ekskul ya." Bachira memutar otak. Tapi bukan otak nya di putar Bachira.

"Ya iyalah. Kelas 12 persiapan ujian. Yakali nge-ekskul yang ada nilai jeblok." Sahut Chigiri.

"Lah, Bang Sae kan pinter! Peringkat 1 dari seluruh kelas 12. Kalo peringkat sekolah 2, soalnya yang 1 Reo." Ucap Bachira. Chigiri hanya menghela nafas panjang.

Blue Lock High School | Bllk x readerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang