06

4.4K 728 184
                                    

"eh (name). Porno itu apa?" Bachira gendeng. Nanyain itu waktu jam pelajarannya pak Ego mana nanya nya ke (name).

(Name) gak gubris cuekin aja. Toh lama-lama si Bachira kesel terus berhenti tanya.

Waktu jam istirahat Bachira langsung ngacir kekantin. Ngambek dia sama (name) gara-gara dicuekin.

"Hayo (name)" orang-orang ini suka banget gangguin (name)? Naksir apa ya?

"Lah tu anak nanyain porno-porno mana lagi pelajarannya pak Ego, ke gue lagi. Ya gue cuekin lah. Kenapa nanyanya ke gue dah? Padahal Karasu sama Otoya lebih tahu itu." Ucap (name) kesal.

"Tadi mereka bahas video porno terus Bachira nanya ke mereka porno apaan? Tapi malah disuruh tanya ke lo." Reo menerangkan. (Name) kesal jewer telinga kedua orang itu keras-keras.

"Aduh neng sabar napa." Ucap Karasu. Karasu tiba-tiba terkaget lalu menutup mulutnya dengan kedua tangan.

"Napa su?" Tanya Yukimiya.

"Gak papa." Akhirnya (name) melepaskan jewerannya dan pergi ke kantin diikuti Reo yang geret Nagi. Kasihan banget tuh bayi.

"Kenapa su? Tadi lo kelihatan kaget." Tanya Otoya.

"Kayak nya (name) itu deh." Karasu mulai serius. Otoya langsung konek. Dia tahu maksud Karasu. Otoya ngangguk.

"Mending jangan buat (name) marah." Ucap Otoya. Karasu ngangguk.

"(Name) pms?" Tanpa sensor Yukimiya berucap. Kedua nya membekap mulut Yukimiya.

"Tolong di sensor!"

"Mmf. mefasin fangan ngo bemua. Mahu." Translate: maaf. Lepasin tangan lo berdua. Bau.

"Lo ngomong apa Ki?"

Yukimiya terdiam, tangannya langsung nabok kepala Karasu sama Otoya.

"Jijik banget tangan lo." Ucap Yukimiya.

"Ih tangan gue bau jigong lo." Karasu bergidik. Langsung pergi ke toilet disusul Otoya yang juga sepemikiran sama Karasu. Dua idiot ini memang halal di spike pala nya.

***

"(name)" seseorang menghampiri (name). Murid perempuan, kalau tidak salah sekelas sama (name).

"Kenapa?"

"Kamu deket sama Reo kan? Boleh minta nomor Reo gak?" Lagi-lagi terjadi. Sebagai temannya Reo dari SD sampe hari ini dia selalu jadi target para cewek-cewek minta nomor Reo, atau sebagai kurir. (Name) capek. Menolak dengan cepat.

"Pelit. Mentang-mentang deket sama banyak cowo."

(Name) ingin rasanya memukul orang itu pakai kapak.

"Maaf ya, pasti Reo gak bolehin." Ingin rasanya (name) berkata kntl.

Cewek itu mengerucutkan bibirnya lalu pergi. Seperti nya dia sedang memaki-maki (name).

"Eh tunggu. Kemarin siapa ya yang gue impiin? gue ngimpi apaan kemarin?" (Name) masih berusaha nginget-nginget apa yang dimimpiin kemarin waktu tidur selama 4 jam. Tapi waktu terus berputar (name) makin-lama makin lupa.

"(Name)?"

(Name) menoleh, mendongak saking tingginya orang itu.

"Nagi? Kok disini?"

"Gendong"

"Hah?"

"Eh, salah. Maaf. Bukan, itu maksudnya lo ngapain disini? Bukannya tadi mau ke toilet?" Tanya Nagi. Salting dia.

"Oiya. Tadi gue otw ke toilet tapi ada ular lewat makanya gue masih disini."

"Ular? Ada ular?"

"Iya. Ya udah gue ke toilet dulu ya. Dadah."

(Name) pergi meninggalkan Nagi yang masih berdiri lemes. Mikirin ular yang dimaksud (name).

"Harus lapor kalo ada ular disekolah." Nagi salah paham. Tapi dia gak beneran ngelapor kok.

(Name) selesai dengan urusan toilet langsung balik kek kelas. Jalan dengan santai tiba-tiba dari tangga menuju keatas ada suara berisik.

"Ah!"

(Name) terkejut. Suara? (Name) penasaran itu suara apa, langsung pelan-pelan naik ke tangga.

Betapa syoknya (name) melihat itu langsung kabur dari sana, cepet-cepet ke kelas gak berani lihat lagi.

Apaan itu anjay, batin (name) masih syok.

Brak!

Pintu digeser kasar oleh (name). Seluruh murid tercengang dengan tidak kesantaian (name).

"Santai (name)." Karasu keringet dingin, masih inget tadi kelakuan jailnya ke (name). Apa lagi (name) lagi dapet.

(Name) masih syok.
Jalan nya loyo gak bertenaga.

"Kenapa (name)? Lo kayak habis lihat setan aja." Chigiri bertanya-tanya.

"Gak sengaja lihat. Gak sengaja. Gak sengaja." Gumam (name) berkali-kali.

"Lo habis lihat apa? Setan?" Tanya Karasu yang juga mulai penasaran. Habis wajah (name) pucat pasi kayak gak dikasih makan selama setahun.

"Mata gue." (Name) menutup kedua matanya. "Udah ternodai."

"Apaan woi? Lo lihat apa?" Kesabaran Karasu setipis tisu dibagi dua.

"Su"

"Lo manggil gue?" Tanya Karasu.

"Lo pernah ciuman gak?" Tiba-tiba? Karasu bergidik, kayaknya (name) melihat apa yang belum dilihat secara langsung deh. Anak ini kan otaknya udah gak polos lagi.

"Gak. Kenapa?"

"Tadi gue lihat orang ciuman." Nah kan bener tebakan Karasu.

Nagi yang masih sibuk main game berhenti. Reo yang lagi ngobrol-ngobrol sama Yukishima juga berhenti ngobrol. Chigiri sama Isagi syok. Bachira mulai tertarik.

"Siapa yang ciuman (name)?" Tanya Bachira. "Kayak gimana? Di bibir itu? Yang bibir sama bibir itu? Gue tau dari Karasu sama Otoya. Katanya ciuman itu bibir sama bibir."

Bachira itu polos tapi ngeselin.

"Aku gak kenal itu siapa, tapi kayaknya kelas 12." Ucap (name).

"Wkwk, lo syok sampe pucet cuman gara-gara lihat orang ciuman?" Karasu tertawa terbahak-bahak.

"B-bukan itu."

"Terus apa?"

"Cowok—sama cowok." Seketika tubuh (name) merinding mengingat kembali memori yang ia lihat.

Satu kelas yang nyimak langsung juga merinding.

"seriusan?" (Name) ngangguk. "Kok gue jadi merinding ya?"

(Name) menatap satu-persatu teman nya itu, apa lagi Reo sama Nagi.

Reo yang ditatap sama (name) bertanya-tanya, berapa detik baru nyadar.

"Gue gak gay woi! Gue masih lurus, bukti nya gue lagi suka sama or-gak." Seketika semua orang melirik kearah Reo.

"Apa tadi?" Otoya mulai tertarik omongan terakhir Reo. Reo suka sama orang? Siapa?

"Lo suka sama siapa Re?" Bachira juga mulai semangat.

"Maksudnya, gue masih bisa suka sama cewek. Gue lurus." Ucap Reo salah tingkah.

"Iya, terus siapa yang lo suka?" Tanya Otoya sama Bachira ngotot.

"Rahasia, ah. Minggir sana gue mau hafalin kosakata." Wajah Reo memerah, dia tidak mau membahas perkataan nya itu.

"Oh ayo lah Re. Belajar nya kan bisa nanti malem." Ini juga anak satu ngotot pingin tahu terus.

"Kalian gak boleh maksa Reo buat jawab. Mungkin itu bener-bener rahasia perasaannya sendiri. Siapa tahu Reo masih ragu-ragu." (Name) tumben pinter ngomongnya.

Yang lain ngangguk-ngangguk. Akhirnya topik diganti. (Name) memutuskan menghapus memori yang ia lihat tadi.

"Lupain-lupain" sekarang (name) trauma sama tangga naik ke kelas 12.

Blue Lock High School | Bllk x readerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang