19

3K 523 57
                                    

Pagi-pagi di sambut dengan sesuatu yang menyegarkan mata. Tidak sia-sia (name) berangkat hari ini walaupun rasa nya malas bersekolah, tapi setelah melihat sesuatu itu (name) menjadi bersemangat kembali.

"Silakan perkenalkan diri, kalian."

"Nama gue Michael Kaiser. Mohon bantuannya, salam kenal." Kaiser memperkenalkan diri, membuat semua mata terarah pada lelaki bule itu. Sangat tampan. Begitu lah pikir para perempuan dikelas. Bukan hanya perempuan, tapi laki-laki pun juga berpikiran sama.

Lalu, laki-laki di samping Kaiser juga memperkenalkan diri nya.

"Hallo. Nama ku Alexis Ness. Panggil aja Ness. Senang bertemu kalian, mohon bantuannya ya." Senyum nya begitu lebar, membuat semua mata mengarah kepada Ness. Laki-laki dengan senyum lebar.

"Buset, ganteng bener dua Jerman. Apa lagi yang nama nya.. siapa tadi? Mikel?" Karasu berbisik-bisik pada Otoya.

"Bukan mikel, goblok." Balas Otoya.

"Lah terus apa?" Tanya Karasu. "Gue lupa suer. Nama nya susah betul."

"Nama nya tuh Mikey."

"Lu berdua diem atau gue timpuk pake buku paket?" Yukimiya yang duduk di depan Karasu dan Otoya mengancam, wajahnya kesal karena dua orang dibelakang nya berisik.

"Jam pelajaran mau di mulai. Tenang dikit kek."

"Iya maaf, Yang Mulia Yukki." Ucap keduanya.

Kesan pertama (Name) terhadap dua Jerman itu sangat takjub.

"Ada ya manusia seganteng itu di dunia nyata. Gue kira cuman ada di dunia fiksi." (Name) menatap kagum, ia tertarik dengan salah satu orang Jerman itu. Yaitu Michael Kaiser.

"Rambut nya jamet dih." Sindir Nagi yang dapat (name) dengar. "Rambut kok warna-warni, keren apa kayak gitu." Tambah Nagi.

"Heh, gi. Kecilin suara lo. Nanti kalo orang nya denger kit heart gimana." (Name) berbisik, berbalik badan menghadap Nagi yang ada di belakangnya.

"Bodo amat. Kan bener, mana sok ganteng bang—" belum Nagi selesai mengucapkan ucapan nya, (name) segera menutup mulut Nagi dengan mencubit bibir nya.

"U-uh kit kit." Rintih nya kesakitan.

"Makanya diem." (Name) kesal. Melepaskan cubitan dari bibir Nagi. Nagi masih merintih. "Gurunya ngapa belom masuk dah." Keluh (name).

"Mau gue usap tapi lumayan cubitannya (name)." Batin Nagi.

***

"Woi wibu." Reo seperti biasa menghampiri Nagi untuk di ajak ke kantin. "Males." Sebelum di ajak sudah menolak.

"Ya udah, nitip gue aja sini. Lo mau apa. Roti kayak kemarin? Atau lemon tea?" Tanya Reo.

"Gak usah."

"Lah tumben lo?" Biasanya Nagi kalau mager ke kantin ya nitip Reo. Kalau gak nitip roti (soalnya roti sangu nya, dia makan waktu jam pelajaran) atau nitip lemon tea.

"Hehe." Nagi terkekeh, membuat Reo bergidik ngeri.

"Lo kenapa dah gi? Aneh. Serem ah lo ketawa. Gak kayak Nagi yang gue kenal—"

"Permisi" sebuah suara menghentikan obrolan Reo dan Nagi.

"Eh? Iya, kenapa?" Tanya Reo, mendapati kedua anak baru itu menghampiri nya. Padahal tadi lagi sibuk di kerumuni para manusia lain.

Blue Lock High School | Bllk x readerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang