10. Rumah untuk berpulang

4 1 0
                                    

Pertemanan janu dan gracia semakin hari semakin baik, bahkan mereka tidak tau jika perasaan mereka terbawa dalam hubungan pertemanan itu.

Hari ini gracia ingin pergi ke rumah arkan karena hari ini adalah ulang tahun pacarnya, ia sudah siap lalu menaiki mobil yang dikemudikan oleh supir yang dipekerjakan keluarganya yaitu om deni.

Ia menginjakkan kaki pada trotoar lalu berjalan pelan dengan membawa hadiah ditangan kanannya, sebuah gitar listrik keluaran terbaru yang sangat pacarnya inginkan dari dulu.. ia mengetuk pintu itu namun pintu itu tidak dikunci ia mengucap salam lalu berjalan masuk kedalam rumah arkan.

Gitar ditangan kanannya terjatuh, menimbulkan bunyi yang sangat keras.

Ia melihat arkan bercumbu dengan gadis lain, ia tak percaya ini.. air matanya menetes dengan mata yang memerah.

"Sayang.. aku bisa jelasin.."

"Jelasin apa lagi, HAH?"

"UDAH JELAS KAMU CIUMAN SAMA CEWE ITU DI DEPAN MATA KEPALAKU SENDIRI! BRENGSEK!"

PLAK..

"KITA PUTUS!" gracia berjalan dengan emosi menuju pintu untuk keluar dari rumah arkan, si lelaki brengsek.

Ia meraih ponsel di kantong celana jeansnya

"Janu, aku butuh kamu.." lirihnya di panggilan itu

"Kamu kenapa?" tanyanya dengan nada panik

"Aku butuh kamu, aku butuh tempat cerita,aku butuh pelukan."

"Kamu dimana?

"Aku di kafe biasa"

"Aku otw, kamu jangan kemana-mana, tenangin diri kamu dulu."

Janu meraih hoodie coklatnya lalu bergegas pergi menuju kafe tempat biasa mereka bersama

Sesampainya di kafe, gracia langsung mendekap tubuh janu, menangis di dadanya. "Everything it's gonna be okey, let it flow.." suara janu yang pelan mampu membuat gracia merasa tenang dan membuatnya sedikit melupakan kejadian menyakitkan tadi.

"Arkan lagi?" disaat gracia sudah tenang, janu membuka suara dengan menanyakan apakah ini tentang arkan lagi

Gracia mengangguk lemas "Dia selingkuh, aku di selingkuhin"

"Harusnya aku dari awal gak jatuh cinta sama arkan" ucap gracia meremas ujung bajunya sendiri

"Kamu gak salah, gracia"

"Jatuh cinta itu gak salah, kita gak bisa nyalahin perasaan kita sendiri, cinta itu datang dengan sendirinya."

Lagi dan lagi kalimat yang diucapkan dari bibir janu mampu membuatnya tenang. "Makasih ya janu?"

"Simpan terimakasih itu untuk di lain hari, aku senang bisa berteman dan mendengarkan mu bercerita, gracia."

"Anggap aku rumah untuk mu berpulang ya? disaat kamu lelah dan merasa sendiri.. kembalilah kesini."



Goodbye JanuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang