16. Taman

3 2 0
                                    

Kakinya terhenti didepan mesjid megah berwarna emas itu, menunggu janu selesai sholat jumat.

Gracia tersenyum miris, ia tersadar satu hal jika mereka berdua berbeda. Tak lama seorang pria bertubuh tinggi dengan wajah pucat itu menghampiri gadis yang telah menunggunya melaksanakan kewajibannya.

Janu tersenyum "Maaf ya kalo lama"

"Gak apa-apa, kan ibadah" jawab gracia merasa tak keberatan

"Ayok pulang!"



---

"Kita mau kemana?" tanya gracia karena janu ingin membawanya ke taman terlebih dahulu

"Kamu ikut aja, aku mau nunjukkin sesuatu" Dia melajukan sepedanya menuju taman

Sesampainya disana..

"Ayok turun"

Gracia turun dari sepeda milik janu lalu memandang kagum pada taman itu banyak sekali bunga tulip, gracia sangat suka bunga tulip. bagaimana janu bisa tau akan hal itu?

"Wah cantikk" Mata gracia tak lepas dari bunga-bunga tulip didepannya

Janu tersenyum senang, Ia ikut senang jika gracia senang..

Bagaimana ia tau gracia menyukai bunga tulip? ia menjumpai arkan kemarin sore menanyakan hal-hal yang disukai oleh gracia, keinginan janu yang pertama adalah membahagiakan gracia sebelum ia pergi meninggalkan gadis itu.

"Kamu suka?" tanya janu sambil mengusap pelan rambut panjang gracia dengan lembut

"Suka banget, makasih ya?" Gracia memandang wajah janu dengan wajah bahagianya

Janu mengangguk pelan, saat ini gracia terlihat sangat gemas dimata janu.

Mata gracia yang tadinya berbinar berubah menjadi tangisan, ia memikirkan bagaimana jika ia tak bisa melihat janu lagi, ia takut.

Gracia memeluk erat tubuh janu ia menangis "Aku enggak mau kehilangan kamu, kamu harus sembuh."

Janu terdiam dan tersenyum miris berusaha menahan tangisan nya.

"Untuk saat ini aku bertahan terlebih dahulu, tapi.. kalo suatu saat aku menyerah, kamu harus ikhlas ya?" 

Janu mengucapkan kalimat itu dengan senyum manis dan mata yang memerah.



Goodbye JanuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang