15. Kenangan indah

7 1 0
                                    

Hari ini janu berinisiatif untuk pergi ke tempat kesukaannya bersama orang yang telah merebut separuh nafasnya, Gracia.

"Gracia, mari kita membuat kenangan yang indah sebelum aku pergi"

Gracia terdiam ia menatap wajah janu dengan sedih, gracia tak bisa membayangkan hidupnya tanpa janu.

"Jangan natap aku kayak gitu.. nanti aku makin gak mau ngelepasin kamu."

"Ayok!" setelah mengucap kalimat itu janu menarik gracia menuju pantai

"Ih januuu jangan dicipratin air nya"

"Biarin"

"Kamu yaaa"

Entah dia sadar atau tidak, dia sudah terbiasa memanggil janu dengan sebutan kamu, orang-orang yang sedang berada di pantai melihat mereka seperti pasangan bahagia.

"Ada sunset!" gracia menunjuk ke arah langit, matahari yang tadinya bersinar menjadi redup dan akan berganti oleh gelapnya langit.

"Cantik banget" ucap gracia memandang kagum pada matahari terbenam itu

"Lihat ke matahari nya janu bukan ke aku"

"Kenapa aku harus melihat matahari itu sedangkan ada yang lebih menarik untuk di pandang?"  ucap janu sambil tersenyum manis pada gracia

Gracia salah tingkah ia membuang muka ke arah kiri, janu tertawa melihat itu menurutnya gracia lucu, selalu lucu dimata janu.

"Gracia.." Janu memanggil Gracia lalu menatapnya "Apa?" tanyanya

"Aku cinta sama kamu" ucap janu mengambil napas dengan dalam lalu menghembuskannya, "Tapi kita gak bakalan bisa bersama selamanya"

"Kita beda.."

"Selain aku dan kamu beda agama kita juga beda.. kamu sempurna sedangkan aku penyakitan."



---



"Selamat pagi janu" sapa gracia menghampiri pria bertubuh tinggi itu yang sedang membaca novel di perpustakaan

"Pagi juga gracia" sapanya balik menutup buku itu dan menatap wajah cantik dan juga manis itu

"Kamu hari ini sibuk?" tanya gracia

Janu tampak berpikir hari ini ia ingin menemani kakaknya berbelanja dan juga pergi kerumah sakit untuk melihat perkembangan penyakitnya apakah ada titik terang atau tidak.

"Maaf gracia hari ini aku sibuk mau temani kak kala berbelanja" jawabnya

Gracia murung hari ini ia berniat ingin pulang bersama dengan janu sambil mengobrol hal-hal random "Oke deh, kalo kamu butuh aku, chat atau telpon aja ya?"

"Iya cantik, kamu hati-hati ya pulangnya" dengan senyuman manis, janu mengusap pelan rambut halus gracia.

Gracia segera pergi dari depan janu, ia tak kuasa menahan gejolak di dalam dadanya.. gracia tau pasti dia jatuh terlalu dalam atas perlakuan janu padanya.

Goodbye JanuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang