05

346 37 0
                                    


Hellowww i'm comeback lagi hehe

Tolong ya tinggal kan jejak berupa vote and comment nya, gratis kok

"Jenan mama mau ngomong serius kali ini!" Ucap nya tegas, dengan tatapan dingin dan menusuk dan tangannya tengah memegang sebuah pisau dapur yang kecil berwarna pink kesayangannya itu. Walaupun pisau nya kecil, tapi itu bisa membunuhmu jika dengan sengaja di iriskan ke arah pergelangan tangan, mau coba?

"O-okey... T-tapi itu pisaunya di taruh dulu bisa ma? Hehe.., jenan takut tiba tiba mama bunuh aku" jawabnya takut takut, mata kecil itu terus memandang sang mama di seberang meja makan.

Tek

Pisau itu ia letakkan diatas meja dan mendudukkan dirinya di kursi dan menatap serius kearah putranya

"Duduk Jen!" Titahnya, jenandra mengangguk cepat dan langsung duduk tanpa protes, ia masih takut omong omong. Selagi pisau pink itu masih disana di hadapan sang mama, ia memilih menurut saja dari pada nanti pisau nya menancap di dadanya bagaimana? Dia kan belum nikah sama renasya hehe.

"Ada apa ma?" Tanya nya hati hati dengan nada bicara yang halus, tak ingin membuat sang mama marah.

"Besok kamu ikut mama!" Jawabnya

"Kemana?"

"Rumah temen mama" ah... Jenan paham sekarang, ia akan dijodohkan, right?
"Ma... Jenan kan udah bilang... Kalau jenan mau cari pendamping sendiri, nggak perlulah di jodoh jodohin gitu.."

"Halah! Nunggu kamu pasti lama, kaya nunggu kepekaan papamu! Lagian mama kan cuma minta itu ajah ke kamu, masa kamu tega nolak?"

'cuma katanya?! Jeritnya dalam hati

"Hufft.. ma-"

"Turutin perintah mama, baru sekarang lho mama minta sesuatu sama kamu, mama udah bebasin kamu mau ngelakuin apa ajah yang kamu mau, masa permintaan mama nggak mau kamu turuti? Kamu sayang mama nggak sih?!" Selanya , tatapannya sendu, membuat hati jenan sakit. Benar selama ini orang tuanya selalu membebaskan semua yang ingin ia lakukan, lantas mengapa dirinya tak mau menuruti perintah sang mama?

" Mama mohon nak... Ini demi jiun juga.." dirinya bimbang, sungguh!, Memang ia akui umurnya yang sudah masuk 26 tahun nan sudah matang untuk menjalin rumah tangga, tapi.. ini menikah dengan orang yang tak ia kenali sekalipun!

'hufftt apa salah nya mencoba?' ucapnya dalam hati

"Okey ma.. jenan turuti"

"Serius Jen?!"

"Iya.."

"Makasih sayang, maaf kesannya mama maksa kamu.. tapi ini demi kamu Dan anak kamu, mama nggak mungkin kalo harus terus jagain jiun lagi.. umur mama udah mulai tua, jadi gampang capek"

"Nggak papa ma.. jenan juga minta maaf ya.. selama ini jenan selalu menentang mama soal masalah ini" ucap jenan, ia membawa tubuh sang mama dalam dekapannya seraya mengelus pelan punggungnya

"Ma.. jenan berangkat ke kantor dulu ya.."

"Iya hati hati"
.
.
.
.

Dengan mengendarai mobil mewahnya yang berwarna hitam, kemeja hitam dan jas hitam, serta bawahan dengan warna senada, ia bawa kaki panjangnya itu ke dalam bangunan megah, menaikki lift dan menekan tombol no '5' ,tempat dimana ia akan menenangkan pikirannya. Ruang CEO .

Langkah nya terhenti, sayup sayup ia mendengar suara musik yang menggelegar tak lupa juga dengan suara orang yang ikut menyanyikan lagu itu, ah.. pasti teman teman gila nya itu.

Ceklek

"Pagi.." ucapnya, bungannya disambut dengan ucapan 'pagi juga boss' atau apa gitu, eh dirinya disambut dengan suara nyanyian menggelegar antara Haidar dengan Jemian teman nya.

Hello Mama!√Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang