07

320 30 0
                                    

Haiiii guys!

Comment nya dong, bagus nggak sih ini cerita? Aku kok nggak pede ya buat lanjutin ini, takutnya nggak bagus terus aneh

Kasih masukkan dong, bagus apa enggak ya...

Happy reading...

Flashback

"Nah itu anaknya turun" celetuk Chandra membuat eksitensi mereka teralihkan ke arah dimana anak gadis itu tengah menuruni tangga, di bantu oleh sang kakak. Kakinya sakit kalian ingat?

'deg'

Flashback end

" Renasya?!"

"Tuan?!" Mereka berujar kompak setelah renasya sampai di sana, belum duduk dia masih berdiri dengan keterkejutan nya

"Kakak cantik!" Pekikan si kecil jiun, membuat keterkejutan nya buyar, si kecil jiun bediri dan dengan cepat menubrukan dirinya di pelukan renasya.

"Ah.. ashh" ringis renasya saat kaki milik jiun tak sengaja menginjak kaki miliknya, membuat pelukan itu terlepas

"Ya ampun, duduk dulu sini sayang" ucap Windi seraya merangkul bahu sempit sang anak dan menuntunnya untuk duduk di sofa

"Kakak cantik.. jiun minta maaf ya.." ucap sikecil jiun merasa bersalah karena telah membuat kakak cantiknya kesakitan

"Nggak papa sayang.." jawab renasya seraya memberikan senyumnya yang teramat manis melebihi gula

'sial! Manis banget senyumnya, gula ajah kalah nih!'  batin jenan

"Nenek.. jiun mau duduk disana sama kakak Renasya, boleh?.." tanya nya pada neneknya dengan tatapan memohon

"Coba tanya ayah, boleh enggak" jawabnya, si kecil jiun mengalihkan pandangannya ke arah sang ayah dengan tatapan yang sama. Memohon.

"Boleh ya ayah? Eung.."

"E-eh boleh sayang.." ucapnya sedikit gugup

.
.
.
.
.

"Renasya.." panggilnya, membuat renasya menengok ke arah samping dengan tatapan penuh tanya

"Jadi.. papa sama Mama mau jodohkan kamu sama jenandra" ucap sang mama

"Hah?!" Ia terkejut, memang sih dirinya itu belum memiliki kekasih, tapi.. nggak di jodohin juga kan?!

"Gimana sayang?" Ini Irina, kedua matanya menatap penuh harap kearah renasya. Aduh renasya bingung.

"Eung.. Rena ngga tau, Rena butuh waktu sendiri dulu, nanti kalau Rena udah ada jawaban nanti Rena kesini lagi, permisi .." ucapnya lalu berdiri dan hendak berjalan namun cekalan tangan kecil itu membuatnya menoleh ke belakang, ah tangan jiun.

"Kakak mau kemana?" Tanyanya sedih

" Kakak mau ke kamar mandi dulu ya, jiun di sini ya sama nenek" jawabnya jelas berbohong, lalu berlalu ke taman belakang rumah

"Om.. Tante.. jenan izin menyusul Rena ya, boleh?" Tanya jenandra yang dibalas anggukan kepala dari Chandra dan Windi

Kaki jenjangnya ia bawa ke arah taman belakang rumah untuk menyusul renasya, setelah sampai di sana, matanya menatap sekeliling mencari si objek dan ketemu, Rena tengah duduk di ayunan taman.

"Renasya.." panggilan itu sontak membuat renasya terkejut

"Eum?"

"Kamu keberatan dengan perjodohan ini? Jika kamu keberatan saya bisa bantu buat bicara sama mereka agar mereka membatalkan perjodohan ini" katanya, renasya tampak menggelengkan kepalanya

"Sebenarnya Rena bukan keberatan tapi..-"

"Kamu masih ragu?"

" Iya Rena ragu, Rena takut"

"Takut kenapa hm?"

" aku takut nggak bisa jadi istri sekaligus bunda yang baik buat mas jenan sama jiun"

"Mas?"

"Iya hehe, Rena manggilnya mas ajah ya?"

"Astaga gemes banget kamu" tangannya terulur mencubit pipi chubby remaja di depannya, ia duduk lesehan di bawah rumput hijau, tak memperdulikan bahwa celananya mungkin akan kotor, lalu ia bawa kedua telapak tangan renasya untuk ia genggam.

"Renasya.. mau dengerin mas ngga?" Renasya mengangguk dan siap untuk mendengarkan

" Dulu... mama juga sempat pengen jodoh in mas sama perempuan pilihan mama, tapi saya menolaknya, bahkan jiun pun sama menolak orang itu.  Jiun termasuk anak yang sulit untuk didekati walaupun dengan saudaranya sendiri, namun waktu melihat bagaimana akrabnya jiun sama kamu, mas langsung bisa ngerasain hati mas menghangat, dan jiun pun pasti udah ngerasa nyaman sama kamu, kamu boleh bilang kalau mas  terlalu lebay atau apapun itu, tapi yang pasti mas ngomong jujur sama kamu" ujarnya

"Soal perasaan, kita jalanin dulu.., kan kata orang "cinta itu datang karena terbiasa" , so? Izinin mas ngikat kamu, izinin mas gantiin posisi papa kamu buat ngejain kamu walaupun nggak akan sepenuhnya bisa tergantikan posisi papa kamu di hati, ya?" Lanjutnya

Kedua mata renasya berkaca kaca mendengar penuturan yang sangat sangat tulus yang di lontarkan oleh jenandra untuknya, ia sedih, ia bahagia dan ia terharu dengan kata kata 'calon suami nya', eyy 'calon suami' kiw kiw

"Hufftt mungkin ini jalan terbaik buat aku, nggak ada pilihan lain selain nerima "

"Iya.. Rena izinin mas ngikat Rena, Rena izininas jagain Rena"

"Serius?!" Tanya nya semangat

"Iya.. ayoo!!"

"Ayo? Kemana? KUA?"

"Hissh! Ke dalam mas, mereka nunggu jawaban aku loh"

"Oh iya"

.
.
.
.
.

Setelah masuk kedalam rumah, mereka berjalan menuju ruang tamu dengan berdampingan dan tangan jenandra yang bertengger di pinggang ramping milik renasya

"Mama.. papa, renasya mau menerima perjodohannya" ucap renasya

"Kamu serius sayang?!" Tanya Irina yang dibalas anggukan kepala olehnya

"Terima kasih sayang"

"Pernikahan kalian akan diadakan di hari yang sama dengan kak Denada dan kak Jeff menikah, bagaimana?" Usul Chandra , ia tak ingin ribet

"Ngga masalah, iya kan dek? Jawab jenan

"Iya mas"

"Okey sudah diputuskan ya"

"Nenek, apa itu tandanya kak renasya akan jadi bunda nya jiun?" Tanya sikecil

"Iya sayang, jiun seneng ngga?" Jawab Irina

"Seneng! Seneng banget," ia berjalan menuju renasya dan memluknya erat

"Yey akhirnya jiun punya bunda cantik!" Ucapnya antusias, mengundang tawa gemas dari mereka semua

"Ya sudah kita pamit ya.." ucap Irina

"Iya hati hati..."


TBC

Hello Mama!√Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang