06

303 29 0
                                    


Hai sayang!!

Vote and comment guys

.
.

Tak terasa malam sudah berganti dengan pagi, sinar rembulan tergantikan dengan sinar matahari , suara jangkrik yang mimikri pada malam hari tergantikan dengan suara kicauan burung .

"Jenan ! Bangun kamu!" Ucapnya seraya memukul pantat milik si pangeran tidur menggunakan teflon pink kesayangannya

" Haish anak ini..." Geramnya, tak kehabisan akal, ia sekarang membawa tangannya ke arah hidung yang mancung bak perosotan di taman bermain, ia menekan ujung saluran pernapasan itu, tak peduli aksinya ini mungkin di anggap pembunuhan jika orang lain yang melihatnya, ia mana peduli, yang terpenting anaknya  bangun

"Hah..hah...hah... Mama! Mama mau buat jenan mati?!" Ujarnya galak

"Apa?! Mau protes?!, Sana mandi, siap siap, mama mau ke kamar jiun" jawabnya lebih galak

"Siap siap? Mau apa?" Tanya nya. Hey dia masih linglung, nyawanya belum sepenuhnya terkumpul

"Jangan berlagak lupa Jenandra Aldiano !" Ucapnya
Mata sipit itu terbuka lebar, lantas ia langsung turun dari ranjang dan langsung menyambar handuk hitam yang tersampir di tempat handuk. Ngeri bos, nyonya besar marah.
.
.
.
.

"Jiun..  cucu nenek, ayo bangun" ucapnya lembut, berbeda sekali saat dirinya membangunkan jenan tadi. Maklum lah, dia lebih sayang cucu nya dari pada anaknya, anak nya sudah besar katanya

"Ayo sayang bangun..., Katanya mau kerumah kakak cantik?" Ujarnya sekali lagi, menumbalkan 'kakak cantik' agar sang cucu kesayangan nya bangun, dan berhasil! Cucu nya bangun

"Eung.." lenguhannya terdengar dari bibir si kecil

"Bangun yuk, nanti di tinggal lho mau? Nanti nggak ketemu kakak cantik lho.., nanti kakak cantiknya nggak mau jadi bundanya jiun gimana?..." Ucapnya menakut nakuti cucu nya

"Nggak! Iya ini jiun sudah bangun kok, memangnya kakak cantik akan menjadi bundanya jiun ya nek?!" Tanya nya sangat antusias

"Iya sayang... Nah sekarang jiun bangun, setelah itu mandi ya.."

"Iya nenek.."

"Apa mau nenek mandikan?" Tawarnya, yang di balas gelengan tegas dari si kecil

"Nda mau! Jiun kan sudah besar!"

"Hahaha.. iya iya cucu nenek sudah besar, ya sudah sana mandi nanti terlambat, kalau sudah nanti kebawah ya sayang?"

"Okkie!"
.
.
.
.

Setelah selesai membangunkan anak kedua dan cucu nya, Irina tengah sibuk di dapur bersama para temannya siapa lagi kalau bukan perabotan rumah tangga yang di dominasi warna pink. Iya! Secinta itu Irina dengan warna pink.
Kalau kata satria sang suami "mata ku jadi sakit, lihat barang barang warna pink". Terserah si bapak deh.

Grep

"Masak apa sayang?" Tanyanya seraya memeluk Irina dari belakang

"Masak nasi goreng sama ayam tepung doang, nggak papa kan mas?" Jawabnya sekaligus menanyakan pendapat tentang masakannya

"Loh... Ya ngga papa dong, apapun makanan yang dimasak sepenuh hati sama kamu, yang awalnya nggak enak jadi enak" jawabnya, cih gombal.

"Hih gombal, kaya buaya!"

"Beneran lho ma.., serius deh ngga bohong!"

"Iya iya, sudah sana duduk, eh mas panggilin mereka semua dulu dong mas, suruh makan" titahnya

Hello Mama!√Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang