011

271 16 2
                                    

Halo gan!!!

Sorry for typo yang aku buat ya guys

Jangan lupa vote and comment!!!

HAPPY READING GUYS

H-2 Menuju pernikahan

Matahari telah menunjukkan eksistensi nya, dan bulan pun kembali bersembunyi, Angin malam yang dingin yang bisa membuat sakit kini tergantikan dengan Angin pagi yang segar nan bisa membuat badan menjadi lebih fresh. Sangat tenang seharusnya.

Alarm apa yang dapat membangunkan orang yang sedang tertidur selain jam weker dan alarm di hp? Yap benar, alarm alami yang mama tercinta buat, suara keras dan cempreng milik sang mama tak akan pernah bisa tergantikan, benar begitu?

"DENADA,RENASYA!!. BANGUN KALIAN" Teriak sang mama dari arah dapur bawah

"Astaga mama..., Papa sampai terkejut lho dengernya" ujar sang papa, tangan kanannya ia bawa untuk memegang dada kirinya. lebay memang.

Karena pada dasarnya kamar kedua putrinya tidak kedap suara alhasil penghuni kamar tersebut keluar secara bersamaan, dengan penampilan yang sama sama berantakan, mereka berdua menuruni tangga yang di pimpin oleh Denada, setelah mereka sampai di dapur, mereka dudukkan dirinya di kursi meja makan sembari menunggu sang mama selesai memasak

"Jeffry sama jenan Dateng jam berapa kak?" Tanya sang papa

"Katanya sih jam setengah 9 pah" jawabnya, sang papa hanya menganggukkan kepalanya dua kali

"Ya sudah, sekarang adek sama kakak sarapan dulu terus mandi dandan yang cantik " ujar sang mama setelah meletakkan piring berisi masakan yang sepertinya enak sekali di atas meja.
.
.
.
.
Sedangkan di kediaman keluarga satria

Jika di kediaman Renasya fam's begitu tenang, yaa awalnya saja yang tak tenang. Maka di kediaman jenandara fam's kebalikannya.
Jika di kediaman Renasya fam's, Renasya dan Denada mungkin sudah mandi, maka di kediaman jenandara fam's kebalikannya. Bahkan jenan dan Jeffry pun belum bangun dari tidur nyenyak ya.

"Mas, jenan sama Jeff belum bangun juga?" Tanyanya, tangannya memegang gagang teflon pink kesayangannya. Senjata ampuh dalam membangunkan keluarga nya. Yang ditanya mengalihkan pandangannya yang semula menonton televisi kini menengok kearah sang istri.

"Belum ma-" jawabnya sedikit meringis saat ia melihat bahwa istrinya tengah memegang teflon kesayangannya

"Kalau Samuel udah bangun dari tadi, coba suruh Samuel buat bangunin abang abang nya" lanjutnya lalu kembali mengalihkan perhatian nya ke layar televisinya.

"SAM!- SAMUEEEELLLLLL!!!!" teriaknya keras membuat sang suami yang ada di ruang tamu hampir tersedak kopi yang ia minum.

"Iya ma... Sam denger kok,nggak budek kaya bang Jen " sahutnya dari kamar, lalu ia keluar dan melangkahkan kaki nya menuruni anak tangga dan menghampiri mamanya yang memanggilnya tadi.

"Kenapa ma?"

"Mama mau minta tolong ba-"

"Tolong apa?" Potongnya, membuat sang mama memukul kepala si bungsu menggunakan spatula pink nya kali ini, karena teflon nya sudah di letakkan di tempatnya.

"Dengerin dulu!" Ujarnya, membuat si bungsu dengan cepat menutup mulut dan memberi gestur tubuh seolah olah tengah mengunci gembok di bibirnya

"Bangunin abang abang mu sana" perintahnya

"Ck! Malesin"

"Pilih bangunin abang abang mu atau semua fasilitas yang mama sama papa kasih, mama tarik?!"

"Mama mah mainnya ancaman Mulu sih dih " cibir si bungsu

"Okey... Papa Cab-"

"IYA IYA MAMA CANTIK, IYA! ADEK BANGUNIN ABANG ABANG " ucapnya panik seraya berlari menaiki tangga dengan tergesa gesa, sedangkan sang mama hanya mengelus dadanya sabar

"Dasar! Nggak anak pertama,kedua,ketiga sama ajah, harus di ancam dulu baru gerak, persis kaya bapak nya" gerutunya.
.
.
.

"Bangunin siapa dulu ya?" Tanya nya pada diri sendiri saat sudah sampai di depan pintu kamar kedua kakak nya

"Bang Jeff dulu deh yang lumayan gampang" ia bawa kaki jenjangnya menuju kamar kakak pertamanya dengan pintu berwarna hitam dan disertai poster foto di abang nya sendiri dan juga tulisan "kamarnya cogan" tertempel apik di pintu itu.

Ia mendengus kesal saat melihat poster dan tulisan itu, apa apaan abangnya ini, narsis sekali, pikirnya. Padahal dirinya tak jauh berbeda dengan si Abang.

Pintu berwarna hitam itu ia ketuk sebanyak tiga kali, berharap orang yang ada di dalam sana cepat membukanya. Merasa tidak ada jawaban sama sekali dari dalam sana , ia memutuskan untuk memukul mukul pintu di depannya dengan kencang.

"ABAAAAANGGGGGGG!!!!!!!!"

Dan gotcha! Pintu itu terbuka menampakkan wajah tampan milik si Abang pertamanya yang tak jauh berbeda dengan orang gila depan kompleknya. Amburadul.

"Berisik dek!" Ujarnya kesal lantaran tidurnya diganggu anakan monyet lepas kendali

"Ya lagian dari tadi adek bangunin nggak bangun bangun, budek banget!"

"Iya deh iya... Abang minta maaf, ada apa sih emangnya?"

" Adek di suruh sama mama bangunin abang abang sekalian "

"Oooo" gumamnya dan langsung menutup pintunya di depan adiknya. Sungguh biadab.

'sianying, nggak berterimakasih banget!'-batinnya

"Bang Jeff ajah gini, apalagi bang Jen coba?!" Ia berbalik badan dan berjalan menuju kamar Abang keduanya dan segera mengetuk pintu kamar nya dengan brutal

"Bang Jen, cepet bangun!!!!"

Tak butuh waktu lama jenandara keluar dari kamarnya dengan penampilan yang sudah rapi dan langsung berjalan melewati Samuel, tanpa mengucapkan sepatah katapun.

"Salah apa gue selama hidup, di kasih Abang modelan kaya bang Jeff sama bang Jen?! " Gerutunya sambil berjalan dengan raut wajah yang masam .

"Kamu kenapa dek?" Tanya sang papa , saat melihat anak bungsunya turun tangga sembari mengomel disertai raut wajah tak bersahabat yang terpancar dari wajah tampan si bungsu

" Itu bang Jeff sama bang Jen, udah untung aku bangunin eh.. nggak bilang makasih sama sekali!"

"Kamu kayak nggak tau abang kamu ajah, mereka kan gitu, makanya kalau mama nyuruh papa buat bangunin mereka, papa nggak mau"

"Sebel banget!"

.
.
.
.
.

"Dompet udah di bawa?" Tanya sang mama

"Sudah"

"Kartu ATM?"

"Siap sudah"

"Handphone?"

"Siap sudah"

"Jati diri? Nyawa? Jiwa? Raga?"

"Mama apaandeh, udah semua kok, ya kan bang jep?"

"Iya ma, bener tuh kata jenan, kita udah siap kok"

"Oh, ya udah. Sana pergi"

'lah? ' batin kedua bujang itu.

TBC !!!!!!!!

Hello Mama!√Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang