22

432 57 3
                                    

Hari sudah berganti, ada yang berubah di hari baru ini. Cuacanya mendung sejak pagi, bahkan tidak ada sejengkal pun cahaya sang mentari yang bisa masuk ke dalam rumah warga

Rintik hujan perlahan semakin deras seiring waktu berjalan, berhasil membuat beberapa orang sedikit mengeluh karena tak bisa melakukan aktivitas dengan bebas seperti biasa

"Kak.. beomie masih tidak mau diajak bicara?" tanya soobin menatap dino dengan tatapan berharapnya, sejak beomgyu sadar dari pingsan kemarin sampai sekarang masih tidak mau membuka suaranya

Bertemu saja enggan

Dino menggelengkan kepalanya pelan, masih untung beomgyu tidak mengunci pintu kamarnya walaupun anak itu tak bisa didekati sama sekali sejak kemarin. Dino sendiri hanya bisa datang untuk mengantarkannya makanan saja

"Belum, kalian tunggu saja" ujar dino seraya membersihkan meja makan miliknya, melirik kearah soobin dan yeonjun yang ikut membantu dirinya membersihkan rumah saat ini

"Sampai kapan? aku sudah menunggunya selama lima tahun, tapi mengapa seperti ini?" yeonjun berujar lirih, mulai menatap kearah jendela dan tersenyum sendu kala manik indahnya melihat rintik hujan diluar sana

"Kebahagiaan tidak akan bisa digenggam tanpa sebuah pengorbanan, walau kecil tapi itu salah satu hukum alam" balas dino menggedikkan bahu acuh, kembali membersihkan meja diruang tengah dan meninggalkan dua putra daehwan itu termenung dengan bebas

"Kak, aku ingin memeluk beomie" cicit soobin saat dirinya sudah berdiri tepat dibelakang yeonjun, ikut menatap kearah jendela dan menundukkan kepalanya. Ia merindukan semua hal yang pernah dirinya rasakan saat dulu, sebelum kejadian lima tahun lalu terjadi begitu saja

"Apa beomie masih takut hujan?" gumam soobin memeluk dirinya sendiri karena rasa dingin yang mulai menusuk tulangnya, kembali melangkah dan mendekati yeonjun yang sudah menatap lekat kearah langit mendung diatas sana

"Tolong kembalikan adikku secara utuh, aku janji tidak akan lalai lagi dalam menjaganya. Kumohon"

.


.


.

Beomgyu kembali memeluk dirinya sendiri diatas kasur, menatap kearah jendela dan bergidik ngeri karena sadar sedang hujan diluar sana. Kemudian menenggelamkan kepalanya dilipatan tangan

"Aku takut" lirihnya pelan, mengepalkan kedua tangannya saat muncul rasa ingin berlari keluar dan memeluk seseorang untuk dimintai usapan di punggungnya. Ia takut, beomgyu tidak suka hujan

"Eunghh" suara leguhan itu terdengar dengan samar di salah satu kereta kuda yang membawanya pergi menjauh dari tempatnya tinggal, netra indah nan bulat itu perlahan mengerjap menyesuaikan cahaya

"Dia sadar?" tanya seseorang memastikan, menatap lekat kearah anak laki-laki yang sudah ia ikat sejak berhasil membawanya pergi dari kamarnya

"Kamu kurang keras memukulnya? kenapa bisa secepat ini sadarnya?" suara obrolan itu tentu terdengar dengan jelas oleh anak laki-laki yang baru saja sadar dari alam bawah sadarnya, kemudian mengernyitkan dahinya pelan

Dimana dia?

"Hai adik manis, kamu sudah sadar?" laki-laki yang hampir seumuran dengan sang pengawal pribadi itu mengeluarkan suaranya lebih dulu, menyapa anak laki-laki itu tanpa memperdulikan tatapan ketakutan yang sudah dikeluarkannya

"Kalian siapa?" lirihnya seraya menatap satu persatu orang disana, lalu meringis kecil saat mendapat sebuah guncangan yang berhasil membuat luka di perutnya kembali merasakan perih yang luar biasa

SCYLLA KINGDOMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang