Pagi ini Aza sudah bangun sembari membawa barang yang ia bawa sebelum
masuk ke rumah Dalion, yaitu tas,
baju seragam dan juga sepatu sekolahnya.Dalion masih tampak marah kepada Aza. Laki-laki itu tak ada menegurnya sedikitpun saat di meja makan, Aza jadi bingung sekarang harus apa jika Dalion marah seperti ini.
Ia memberi kode kepada mama Lola untuk membuka pembicaraan dengan Dalion di meja makan, mama Lola pun mengangguk paham.
"Yon, kamu antar Aza pulang ke rumahnya ya" ujar mama Lola.
Papa Damar yang sedang makan pun tersentak kaget. "Loh Aza mau pulang?" Tanyanya.
Aza tersenyum tipis lalu mengangguk tanpa membuka suara. Tapi Dalion lah yang berbicara menjawab ucapan papa Damar.
"Ya Kitakan bukan siapa-siapa dia pa, jadi gak ada hak buat nahan biar gak pulang. Iya kan ma" ujar Dalion sembari menatap sinis ke arah Aza, sungguh Suasana yang sangat canggung untuk Aza sekarang.
Mama Lola pun tau perasaan Aza dan kondisi keadaannya saat itu. "Apasih kamu Yon, alay amat jadi cowo gitu aja main sindir" ujar mama Lola sembari terkekeh kecil.
"Gak ada aku nyindir siapapun" ujar Dalion.
"Makanya, biar bisa larang-larang tuh minimal punya status, jangan kek yang baca nih, gak punya status kok ngatur" ujar mama Lola sembari terkekeh kecil, meledek.
Papa Damar pun paham apa maksud dari semuanya. Ia pun memanaskan Dalion agar sedikit lebih peka dan paham.
"Kamu kenapa sewot gitu yon kalo Aza pulang?" Ujar papa Damar.
Dalion diam kaku. Ia pun tak tau menjawab pertanyaan itu. Tanpa menjawab ucapan papa Damar, Dalion beranjak megandeng Aza lembut.
"Ayo aku antar pulang" ujar Dalion sembari meninggalkan kedua orang tuanya yang lagi makan.
Mama Lola dan papa Damar tertawa melihat tingkah laku Dalion.
***
Memang benar jika Aza akan tetap pulang ke rumah lamanya, untuk mengambil beberapa barang dan mengambil benda milik Aza di rumah tantenya, Alea.
Dalion pun mengantar Aza tepat di depan gang yang cukup kecil, karena mobil tak mungkin bisa masuk ke dalam gang sempit tersebut.
Dalion berjalan membelakangi Aza sembari terus diam, ia masih merasa kesal.
Aza terse tipis, sebenarnya ia tak ada niat untuk mempermainkan Dalion, apagi mengenai dirinya akan pergi.
Tapi mama Lola memaksa agar melakukan itu untuk membuat Dalion sadar akan suatu hal yang dirinya miliki.
Saat sudah tiba di ujung gang, tampaklah sebuah rumah kecil bertingkat dua dengan tampilan sederhana.
Aza membuka pintu kayu tersebut dengan perlahan, pasti Tante Alea dan bang Rangga pergi, hal ini sudah biasa terjadi selama Aza tinggal di sana. Mereka berdua akan pulang sekitar pukul 10 malam.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rumah singgah
RandomKekacauan sudah terjadi semenjak Aza di tinggal oleh kedua orang tuanya. Di tambah lagi ia harus hidup bersama Tante dan Abang sepupunya yang kasar dan pemabuk berat. Kesedihan Aza di tambah ketika ia di tuduh menjadi benalu di hubungan sahabat laki...