Grap!!
Seseorang menarik Aza dan menggendongnya keluar dari sisi jembatan tersebut. Lalu memeluknya erat.
Pelukan itu terasa hangat. Aza terdiam kaku.
"Lo jangan gila bodoh!" Umpat laki-laki tersebut sembari memeluk Aza erat.
Aza masih menutup matanya, pelukan hangat itu terasa nyaman bagi Aza. Seseorang itu seperti tulus memeluknya. Ia merasa bahwa ini adalah jawaban dari Tuhan atas segala keluh kesahnya tadi.
Aza membuka matanya yang terasa berat. Seseorang yang tadi menggendongnya dan membawanya masuk ke dalam sebuah mobil hitam.
Laki-laki itu menjalankan mobilnya, membiarkan Aza yang masih terdiam mematung. Pandangan Aza kosong.
"Lo jangan gila, mau bunuh diri di jembatan?!" Ujar laki-laki itu sembari membuka topik pembicaraan.
Mendengar ucapan laki-laki itu, Aza terisak. Hatinya ngilu dan sakit.
"K-kamu kenapa? Kenapa harus bawa aku ke mobil kamu?" Tanya Aza sembari terisak kecil.
Aza diam sembari menahan isakannya. "Kenapa nahan aku?! Aku pengen mati!, Kamu seharusnya gak nolongin aku!!" Ujar Aza mengeluarkan segala rasa sesak yang ia rasakan. Sungguh sakit.
Laki-laki itu menatap Aza sendu. Tanpa menjawab ucapan Aza laki-laki itu menepikan mobilnya di sisi mini market lalu keluar sebentar.
"Lo tunggu sini, jangan ke mana-mana" ujarnya sembari pergi keluar.
Aza menatap kosong ke arah jendela mobil langit masih menitikan air hujan. langit pun sedang bersedih hingga sudah tak mampu menahannya dan keluarlah air hujan, Hujan pun pasti sedang berduka hingga sedari tadi tak ada niat untuk berhenti sedikitpun.
Air mata Aza terus menerus keluar tanpa henti. Ia memukul dadanya yang terus merasakan sesak, seolah-olah rasa itu akan hilang jika ia memukulnya tapi yang ada hanya rasa sakit yang ia rasakan.
Laki-laki tadi masuk lagi ke dalam mobil sembari membawa dua gelas coklat panas dan beberapa makanan lain termasuk handuk.
"Minum ini, Lo kedinginan. Buat hangatin badan Lo" ujar laki-laki tersebut.
Aza menatap ke arah laki-laki itu, tampan dan teduh.
"K-kamu gak mau ngeracunin aku kan" ujar Aza sembari menggigil.
Laki-laki itu terkekeh. "Ngapain sih, lebih baik gue pura-pura gak liat elo mau bunuh diri tadi daripada bawa elo ke sini cuman buat di racun. Lo lucu" ujarnya sembari terkekeh kecil.
Aza pun mengambilnya lalu meneguk perlahan. Hangat.
Laki-laki itu juga menyodorkan handuk tadi kepada Aza dan di ambil.
"Udah Lo keringin dulu tuh badan Lo, udah basah dan keriput tuh tangan. Pasti udah lama di hujan" ujar laki-laki sembari menyalakan mobil lalu melaju lagi entah ke mana.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rumah singgah
RastgeleKekacauan sudah terjadi semenjak Aza di tinggal oleh kedua orang tuanya. Di tambah lagi ia harus hidup bersama Tante dan Abang sepupunya yang kasar dan pemabuk berat. Kesedihan Aza di tambah ketika ia di tuduh menjadi benalu di hubungan sahabat laki...