UKS dan rasa iri

38 32 10
                                        


Aza perlahan membuka matanya, melirik ke arah kiri yang disana ada Nahlan yang sedang duduk sembari melihatnya.

"Akhirnya kamu sadar ay" Nahlan beranjak dari kursi yang ia duduki, menatap ke arah Aza.

Aza terlihat pucat. Nahlan membantu agar Aza bisa duduk di kasur dengan nyaman.

"Kamu belum makan? Kenapa sampe pingsan?" Tanya Nahlan sembari membuka nasi kotak yang ia beli tadi di kantin.

"Ga sempet makan lan" ujar Aza lemah.

Nahlan menyerahkan nasi kotak tersebut kepada Aza "makan dulu ay, kamu pucat banget sekarang"

"Iya lan"

Aza memakan nasi tersebut dengan lahap, Nahlan pasti sudah tau apa yang terjadi lagi kepada Aza semalam. Bagian bawah mata Aza terlihat menghitam, pasti gadis ini tidur kemalaman.

"Kamu di marahin lagi sama Tante sama Abang sepupu kamu?" Tanya Nahlan yang sangat tepat sasaran.

Aza menghentikan makannya, lalu merasa dadanya sesak tiba-tiba jika mengingat kejadian semalam.

"Kalo ada masalah tu cerita Ay" ucap Nahlan penuh pengertian.

Nahlan bukan hanya sekedar teman biasa bagi Aza, Nahlan merupakan satu satunya sahabat yang Aza punya. sosok laki-laki inilah yang biasa menemaninya di kala dirinya menbutuhkan tempat teduh maupun tempat bersandar. Nahlan memanggil Aza sebagai Ayla, yaitu nama depan dari namanya, hanya nahlanlah satu-satunya orang yang memanggilnya dengan sebutan Ayla.

Aza memejamkan mata sejenak "a-aku ga pa-pa lan " ucap Aza sembari gemetar.

Nahlan meluk Aza, mencoba menyalurkan energi positif.

"Kamu bohon ay" ujar Nahlan sembari memeluk dan mengelus kepalanya.

"Kamu ga baik-baik aja, setelah kamu tinggal sama Tante kamu"

Jika kalian berfikir bahwa Nahlan menyukai Aza melebihi rasa kepada seorang sahabat, tebakan kalian salah.

Nahlan hanya menganggap Aza sebagai sahabat tidak lebih pada saat ini. Aza lah yg sepertinya menganggap hubungan Mereka lebih dari itu. Oh iya, Nahlan juga sudah mempunyai kekasih yang bernama Helena kalarissa, jadi tak mungkin ia memiliki rasa lebih kepada Aza dari seorang sahabat.

Setelah Asa selesai makan, Nahlan pun kembali kekelas, aza masih tetap di uks karena tubuhnya masih lemas. Aza pun meminum obat agar tubuhnya kembali stabil.

***

Nahlan sudah berjanji akan mengantar kekasihnya, Helena ke Gramedia sepulang sekolah. Helena kalanissa adalah perempuan satu angkatan dengan Aza dan Nahlan. Perempuan ini berjabatan sebagai ketua MPK (majelis perwakilan kelas).

Nahlan sudah menunggu Helena selama 15 menit di parkiran, padahal Helena bilang dirinya tak akan lama di perpustakaan, Hanya mengambil satu buku saja tapi ternyata lama sekali.

Aza sedang menunggu angkutan umum lewat tapi sangat lama, bahkan Aza sudah berdiri di sana sekitar setengah jam, tak ada satupun muncul. Nahlan melihat dari kejauhan ada Aza yang sedang menunggu di halte. Karena sudah terlalu lama menunggu Helena, akhirnya ia menyusul Aza.

"Hai" sapa Nahlan sembari membawa motor Kawasaki W175.

Aza menoleh ke arah Nahlan. "Eh kamu belum pulang lan?" Tanya Aza.

"Belum, lagi nunggu Helena tapi dia lama" ucap Nahlan.

"Oh"

"Kamu belum pulang?" Ujar Nahlan berbalik bertanya.

"Aku nunggu angkutan umum lewat, tapi lama banget, padahal aku udah lama di sini, satupun gak ada yang lewat" ujar Aza sembari melirik ke sana kemari.

"Oh, ya udah mau aku anterin?" Tawar Nahlan.

"Eh, kamu kan sama Helena, udahlah kamu sama dia aja, palingan angkutan umumnya bentar lagi lewat sini" ujar Aza sembari tersenyum, ia tak mau membuat Nahlan dan Helena bertengkar hanya karena dirinya.

"Helena masih lama, mending aku antar kamu dulu" ujar Nahlan mencoba membujuk Aza.

Aza sangat ragu rasanya, ia takut Helena akan marah.

"Jangan aja lan" ujar Aza terus menolak.

"Gak p-" belum sempat Nahlan menyelesaikan ucapannya, suara teriakan terdengar dari arah parkiran.

"Nahlan!!"

"NAHLAN!!" Teriak Helena dari parkiran sekolahan, Nahlan menoleh ke arah Helena yang sedang melambaikan tangan ke arahnya. Aza juga melihat itu.

"Tuh Helena udah balik, antar sana" ujar Aza sembari tertawa meledek ke arah Nahlan.

"Hehehe, oke deh. Kamu pulangnya hati-hati ay" ucap Nahlan sembari memutar motornya menuju parkiran.

Helena gadis baik, ia kekasih Nahlan sejak mereka duduk di bangku kelas 11 SMA. Gadis ini berparas cantik dan anggun dengan rambut sebahu beserta lesung pipi yang ada pada kedua pipinya.

Helena tersenyum manis ke arah Nahlan "maaf kelamaan,tadi di suruh pak Aryo buat cek data di kantor" ujar Helena sembari memasang raut wajah merasa bersalah.

Nahlan tersenyum ke arah Helena dan mengacak kecil rambut kekasihnya tersebut. "Udah ga pa-pa. ya udah ayo naik" ucap Nahlan.

Helena pun menaik motor milik Nahlan, dan berjalan menjauhi parkian. Pasangan tersebut juga melewati halte di mana Ada berdiri.

Nahlan dan Helena tersenyum ke arah Aza, begitupun sebaliknya.

"Aku pulang duluan Aza" ujar Helena semari melewati tempat ia berdiri.

Aza pun tersenyum. "Iyaa hati-hati ya kalian" ujar Aza sembari melambai. Saat motor pasangan tersebut menjauh Aza tersenyum tipis, sangat tipis.

Aza melihat itu ada rasa iri pada dirinya.

"Keknya enak jadi Helena, punya pacar kek Nahlan" ujar Aza sembari melihat kepergian Nahlan dan Helena yang sudah semangkin jauh dan hilang dari pandangan Aza.

Aza menghembuskan nafas panjang. "Kapan aku bisa punya pacar?" Ujarnya pelan. Miris sekali kisah hidupnya ini, gagal di keluarga, sekarang gagal juga di percintaan, sepertinya takdir hidup gadis ini tak ada akhirnya.

"Aku iri sebenarnya iri sama Helena, bisa punya pacar seperti Nahlan" ujar Aza sembari menatap ke arah jalan sepi penuh arti.

Rumah singgahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang