Chapter 8

2.5K 222 9
                                    

Happy Reading
.
.
.
.
.
.
..
.
.
.
.
.
.

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Budayakan vote and comment ⚠️









Author POV

Kedua wanita itu tengah duduk dengan tenang di bangku taman saat rembulan mulai menampakkan kehadirannya. Wanita yang lebih tua menjadi tempat sandaran yang lebih muda.

Perlahan tangan mulus nya mulai mengelus lembut surai yang lebih muda. Tidak sedikit orang yang memperhatikan kedua nya. Lama mereka masih nyaman dengan posisi nya hingga sapaan seseorang mengejutkan aksi yang lebih tua.

"Lhoh bu Irene? Ko sama Wendy? " sapa seorang itu yang bernama Seulgi.

"Ah, seulgi. Saya titip teman kamu ya. Saya buru buru soalnya, anak saya nungguin di rumah" balas wanita yang lebih tua itu yang kerap disapa dengan Irene. Dan wanita yang lebih muda tadi adalah Wendy.

"I-iya bu. Wendy kenapa bu? Ko muka nya babak belur gitu? " tanya Seulgi heran

"Saya juga tidak tahu Seulgi. Tiba tiba saja saya ketemu Wendy tadi sudah seperti itu. Kalau gitu, saya permisi dulu" pamit Irene setelah meninggalkan kedua nya ditaman.

"Iya bu, hati hati" balas Seulgi ramah

Seulgi yang sudah tahu akar dari permasalahan Wendy hanya mneghela nafas nya kasar. Ia benar benar merasa prihatin dengan keadaan sahabat nya yang jauh dari kata baik baik saja.

Perlahan tangan Seulgi terulur untuk membangunkan Wendy yang tertidur pulas di bahu Irene tadi. Ia sedikit menggoncangkan tubuh sahabat nya itu.

"Wen? Wendy? Bangun yuk, kita pulang. Lo nginep di rumah gua aja. " ajak Seulgi sambil menepuk pelan pipi Wendy.

"Hmmhh, lo Seulgi? Gua tadi mimpi ketemu Bu Irene disini tadi Seul. Rasanya nyaman banget tadi gua senderan di bahu nya. " racau Wendy setelah bangun karna efek minuman alkohol nya.

"Hm. Indah banget mimpi lo Wen. Sekarang pulang ke rumah gua ya, biar lo bisa lanjut mimpi lagi"

Wendy hanya pasrah saat Seulgi memapah nya masuk ke dalam mobil mewah nya. Bau alkohol dan asap rokok begitu pekat di baju Wendy. Seulgi langsung tahu jika sahabat nya itu belum ganti baju. Karna baju yang ia gunakan masih sama seperti malam kemarin.

Tidak butuh waktu yang lama, Seulgi sudah sampai di rumah mewah nya. Ia memarkirkan mobilnya asal dan segera membawa Wendy masuk ke dalam kamar nya di lantai dua.

Suasana rumah Seulgi selalu nya memang sepi dan sunyi. Rumah semewah itu hanya dihuni oleh nya dan beberapa pembantu dan pegawai lainnya. Sedangkan orang tua Seulgi selalu sibuk dengan pekerjaannya di luar kota.

Seulgi merebahkan tubuh sahabat nya itu dan mulai mencari pakaian ganti untuk nya. Ia mencari sebaskom air dingin untuk sekedar membersihkan tubuh Wendy dari kotoran.

Lelah mengganti baju Wendy, Seulgi akhirnya ikut berbaring di samping sahabat nya itu dan bersiap untuk masuk ke alam mimpi.



Wendy POV

"Ashhh... Pusing banget kepala gua. Aduhhh" ringis ku saat terbangun dari tidur ku.

Perlahan penglihatan ku mulai kembali normal. Sayup sayup aku mendengar suara gemericik air tidak jauh dari tempat ku berbaring. Lama aku menatap langit langit ruangan ini dengan saksama. Hingga tak lama kemudian aku menyadari bahwa ini adalah sebuah kamar. Ya, kamar Seulgi. Aku masih begitu ingat saat Seulgi membawa ku untuk menginap dirumah nya bulan lalu.

Bu Guru I Love You (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang