Chapter 22

2.8K 165 14
                                    

Happy Reading
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

.
.
.
.
.
.
.







Author POV

Satu minggu berlalu. Hubungan Wendy dengan Irene masih terbilang hambar. Irene yang masih sibuk meluluhkan kembali hati Wendy, sedangkan orang yang dimaksud masih berlaku cuek kepada Irene.

Sama hal nya dengan pagi ini, Irene masih asyik mengintip Wendy di ruang gym. Pagi pagi sekali Wendy sudah meninggalkan kamar saat Irene masih terlelap.

Merasa sudah cukup panas, Wendy mengakhiri kegiatan nya pagi ini. Keringat terus mengucur di balik badan nya. Belum lagi diarea wajah nya. Setiap tetes keringat yang terjatuh, tidak luput dari pandangan nya.

Entah Irene mendapat pikiran darimana, ia perlahan mendekati Wendy yang masih terduduk sambil meminum botol air nya. Jemari nya terulur begitu saja untuk menyeka keringat di wajah Wendy. Wendy yang terkejut seketika mencekal pergelangan tangan Irene.

"Kenapa pagi pagi udah olahraga? Nggak nyenyak tidur nya ya? " ucap Irene merasa prihatin dengan Wendy yang bekerja terlalu keras.

"Aku tidak bisa tidur. Sore nanti akan ada meeting penting di restoran, dan aku harus memenangkan project ini. "

"Sepenting apa si project itu sampe kamu nggak pernah bisa tidur nyenyak. Selalu nya lembur aja" rengek Irene

"Sangat penting. Aku mau mandi minggir lah dari pangkuan ku"

"Kalo aku nggak mau gimana? " goda Irene

"Irene, ini masih pagi. Please, jangan aneh aneh"

"Aku cuma mau cium kamu ko"

CUP

Irene berhasil mencuri satu kecupan di bibir Wendy.

"Irene! Turun dari pangkuan ku sekarang! Aku mau mandi" kejut Wendy mendapat serangan mendadak dari Irene.

"Xi... Xi... Xi.... Iya sayang. Mau ikut mandi dong"

"Nggak! Minggir sana! "

Irene masih terkekeh melihat wajah Wendy yang memerah karna malu. Semenjak kejadian seminggu lalu, Irene menyadari satu hal dari Wendy. Sekeras apapun Wendy menolak kehadiran nya, namun jauh di lubuk hati Wendy, ia masih memikirkan dirinya. Tentu saja, Irene senang. Semangat nya untuk meluluhkan hati Wendy seakan berkobar kembali.

.
.
.
.

Wendy sudah rapi dengan setelan jas nya. Begitu juga dengan sang asisten. Siapa lagi kalau bukan Bella mulai meninjau kinerja pegawai nya.Karna sejak pagi tadi, para pegawai beserta para koki sibuk menata dan mendekor seisi restoran untuk meeting kedua bersama perdana menteri.

Ya, sejak kemenangan di babak pertama nya, perdana menteri mengajukan usul nya agar meeting selanjutnya diadakan di tempat Wendy.

Karna mengusung tema garden party, otomatis meeting akan diadakan di taman bawah. Istimewa nya, meeting ini akan dihadiri oleh beberapa puluh pegawai beserta antek antek perdana menteri. Jika dilihat lebih jauh, mungkin ini akan layak disebut sebagai pesta ketimbang meeting.

Bunga bunga sudah ditata secantik mungkin di sepanjang jalan menuju taman hingga sudut sudut restoran. Bella masih sibuk mondar mandir meneliti dekorasi taman, sedangkan Wendy mulai menilai cita rasa masakan para koki andalan nya.

Bu Guru I Love You (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang