Chapter 4

2.7K 247 4
                                    

Happy Reading
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
..
..
.

.
..
.
.
.
..
.
.
.

Budayakan Vote sebelum Baca ⚠️
Don't Be Silent Readers (•ˋ _ ˊ•)









Author POV

Hari Senin kembali menyapa semua umat manusia. Hari yang paling menyebalkan khusus nya untuk anak anak sekolah. Baru saja mereka menikmati masa luang nya harus dihadapkan kembali dengan tugas dan pr.

Hal tersebut juga berlaku untuk Wendy dan Seulgi. Pagi ini sedikit berbeda dengan pagi sebelumnya. Seulgi yang notabene anak konglomerat, biasa diantar jemput oleh sang supir, kini datang ke sekolah mengendarai motor sport nya.

Motor Seulgi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Motor Seulgi


S

eulgi memarkirkan motor nya tepat disamping motor Wendy. Kebetulan saat itu Wendy masih diatas motornya karna harus merapikan rambut nya terlebih dahulu.

"Anjay!! Motor baru Seul? Motor hasil nendang pintu Seul? " kejutan Wendy melihat motor sport Seulgi

"Enak aja! Hasil tabungan uang jajan gua nih. Sorry ya gua gak pernah tantrum kalo minta sesuatu sama ortu gua" bela Seulgi

"Bagus deh. Tapi tumben lo beli motor? Bukannya enak naik mobil Seulgi? Kan naik mobil adem. "

"Hee.. He... He... Sebenarnya gua beli motor biar bisa antar jemput Sunmi, pacar gua. Kalo naik mobil rugi Wen, gak bisa ngrasain kenyal nya gunung Sunmi. "

"Anjir! Pagi pagi udah mesum aja pikiran lo. Efek keseringan nonton bokep lo ya? "

"Jangan keras keras anjing! Ntar ada yang denger bisa kacau masalah nya "

"Ayo lah Seul. Mau upacara juga. Jangan lupa pajak jadian lo nanti ya. Bakso spesial Lek To. "

"Iya iya tenang aja. Gua traktir sepuas lo, mumpung gua lagi seneng "

"Asik!!! "

Wendy dan Seulgi masuk ke kelas melewati beberapa lorong kelas sambil sesekali bercanda. Para siswa lain menatap mereka iri, ada juga yang kagum.

Wendy membawa topi nya sebelum upacara dimulai. Semua siswa berbaris rapi sesuai urutan kelas masing masing. Barisan wanita di depan sedangkan laki laki dibelakang.

Selama upacara berlangsung, matahari bersinar begitu terik hingga tidak sedikit keringat yang mengucur dari dahi dan pelipis Wendy.

"Anjir lama banget si ngomong nya! Itu ngasih amanat apa curhat sih? Perasaan dari tadi kaga kelar kelar tu pembina upacara. Gua bakar mic lo baru tau lo" omel Seulgi sambil berbisik ke arah disebelahnya.

Bu Guru I Love You (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang