Chapter 20

2.6K 189 8
                                    

Happy Reading
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

.
.
.
..
.
.
.
.
.
..






Author POV

Malam berganti dengan pagi. Sinar matahari mulai mengintip dari celah celah gorden menganggu seorang wanita yang masih asyik bergelung dibawah selimut tebal nya. Sayup sayup mata coklat milik wanita itu terbuka, mencoba menyelaraskan cahaya yang masuk melalui retina nya.

"Eunghhhhh....... Hoammm" uap Irene, wanita pemilik mata coklat itu

Tangan nya terus meraba raba tempat kosong disamping nya. Hingga ia benar benar bangkit dari tidurnya. Pandangan mata nya terus mencari keberadaan seseorang yang dicari nya.

"Hnghhh, ternyata kamu tidur disana. Segitu bencinya ya kamu sama aku sampe sampe nggak mau tidur seranjang sama aku? " lirih Irene dengan wajah sedihnya.

Tidak ingin menyia nyia kan waktu, Irene membuka selimut dan berjalan mengendap endap menghampiri tempat Wendy tertidur. Ya, semalam Wendy lebih memilih tidur di sofa daripada harus seranjang dengan Irene.

Jemari lentik Irene terulur mengelus lembut surai rambut Wendy, lalu turun menyusuri kening, mata, hidung lalu berhenti tepat di bibir tipis Wendy yang dulu sering mencuri ciuman dari nya.

"Sungguh, aku rindu dengan ciuman hangat kamu,sayang" gumam Irene

Tanpa Irene sadari, gerakan putaran halus yang diciptakan Irene, membuat Wendy geli. Mata Wendy terbuka begitu saja melihat pemandangan di hadapannya. Posisi Irene yang begitu dekat dengan wajah nya membuat Wendy kembali bergetar.

"Astaga!! " teriak Wendy

"Akhh! " pekik Irene juga terkejut mendengar Wendy berteriak

"Apa yang anda lakukan di depan wajah saya barusan? Hah.. Hah.... " ucap Wendy ngos ngos an karna terkejut.

"A-aku tadi hanya mau membangunkan mu. Tapi ternyata kamu sudah bangun dulu" elak Irene

"Hahh, terserah. Cepatlah mandi sana! Aku akan memasak"

"Tunggu! Aku juga mau belajar resep masakan mu! Setidaknya tunggu aku selesai mandi"

"Hhh, baiklah. Saya tunggu lima belas menit, lebih dari itu akan saya tinggal"

"Siap, kapten! " seru Irene semangat

Irene segera menyiapkan beberapa pakaian yang akan ia kenakan. Langkah nya yang ringan cukup membantu ia masuk ke kamar mandi lebih cepat. Irene menghidupkan shower dan mulai membuka lingerie nya. Tubuh polos nya terekspos begitu saja saat baju yang ia kenakan luruh seutuh nya ke lantai.

Karna takut ditinggalkan Wendy, Irene mempercepat mandi nya. Sebelum keluar, Irene lebih dulu memastikan penampilannya di depan cermin. Hingga sebuah rona merah yang tersembul di dada nya membuat ia mengernyit heran. Bekas merah itu ia usap berniat untuk menghilangkan nya.

"Eo, kenapa ini merah? Apa digigit semut? Tapi, kasur Wendy bersih ko. Masak ada semut nya? Apa nyamuk ya? " gumam Irene dalam hati tanpa menyadari bahwa itu adalah tanda yang diberikan Wendy karna bentuk nya yang terlalu kecil.

Tanpa berfikir panjang, Irene segera menutup tubuh nya dengan baju yang agak tertutup dibanding kan dengan sebelumnya. Mungkin dengan bertanya pada Wendy, ia akan menemukan jawabannya.

Selesai berdandan, Irene segera menuruni anak tangga di samping kamar nya mencari keberadaan Wendy di dapur khusus bukan dapur tempat pegawai masak.

"Wendy, ihhh ko aku ditinggal si? Katanya nunggu aku selesai mandi? Tapi ini ko udah duluan? " tanya Irene sambil mengerucutkan bibir merah nya

Bu Guru I Love You (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang