Chapter 16

2.3K 205 22
                                    

Happy Reading
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

.
.
.

.
.
.
.
.
..





Author POV

Dua hari sudah semenjak Wendy operasi untuk luka jahitan dipunggung nya. Dan dua hari itu pula ia absen dari sekolah nya. Berita mengenai kejadian naas yang menimpa nya ia simpan rapat rapat agar tidak diketahui oleh sang ibu. Selama Wendy absen, hanya Seulgi yang datang untuk mengurus segala keperluan Wendy.

"Gimana keadaan lo Wen?" tanya Seulgi membuka pembicaraan

"Udah baikan ko Seul. Thanks ya. Gua jadi ngrepotin lo lagi. Nanti malem paling juga udah bisa pulang"

"Syukur deh. Wen! “

"Hm"

"Setelah apa yang terjadi kemarin, perasaan lo sama Bu Irene gimana? "

"Hhhh, gua juga nggak tahu Seul. Mungkin gua emang harus bisa ngelupain dia. Buat apa terus berharap sama orang yang nggak pernah bisa ngehargain kita? "

"Yakin lo nggak nyesel? "

Mendapat pertanyaan itu, Wendy hanya nenggelengkan kepala nya perlahan untuk meyakinkan hati nya.

"Seul, bantu gua beres beres yuk. Gua udah terlalu lama ninggalin mamah sendiri dirumah"

"Yuk lah! Gua anter lo pulang nanti"

Wendy dan Seulgi mulai mengemas beberapa baju Wendy selama ia menginap di Rumah Sakit. Setelah mengurus administrasi, kedua nya segera masuk ke mobil dan meluncur menuju alamat rumah Wendy.

"Mah, Wendy pulang!! " teriak Wendy saat masuk ke dalam ruang tamu mencari keberadaan sang ibu.

Kosong.

Hening.

Tidak ada sahutan sedikit pun dari sang ibu. Rumah nya pun tampak sunyi seperti dihuni beberapa hari.

Melihat kejanggalan itu, Wendy segera mencari ibu nya di setiap sudut ruangan. Satu per satu ia membuka dan mengecek ruangan yang memungkinkan ibu nya berada disana.

Sempat Wendy merasa putus asa karna tidak menjumpai sang ibu, sosok yang ia cari kini tengah berdiri lesu di ambang pintu masuk rumah.

"Mah?! Mamah dari mana aja? Wendy panik tadi cari mamah nggak ada. Kata pegawai toko hari ini toko mamah libur" risau Wendy sambil terus memeluk tubuh sang ibu.

"Hiks.... Pa-papah kamu Wen. Papah kamu meninggal. Baru kemarin malam, mamah dapat telefon dari polisi kalo ayah kamu dibunuh gara gara tidak membayar utang judi nya. Hiks... Hiks..... " ucap mamah Wendy tersedun sedu.

"A-apa mah? Papah meninggal? " beo Wendy seolah tidak percaya dengan omongan sang ibu.

"Berita nya udah kesebar kemana mana Wen."

Badan Wendy seketika luruh ke bawah. Meski ia benci dengan ayah nya, ia juga tidak Terima jika harus dibunuh oleh orang lain.

"Mah, mamah yang sabar ya. Masih ada Wendy disini. Wendy janji nggak akan ninggalin mamah sendiri. Kita urus pemakaman papah besok. " ucap Wendy berusaha menguatkan hati sang ibu.

Kedua nya masih menangis tersedu sedu di lantai dengan posisi berpelukan. Saling menyalurkan kekuatan satu sama lain.

Wendy POV

Bu Guru I Love You (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang