Chapter 14

2.4K 223 15
                                    

Happy Reading
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

..
.
.
..
.
💔

Author POV

Seminggu pasca insiden tersesat nya Irene di hutan membuat nya merasa canggung dan selalu menghindar saat bertemu dengan murid nya. Siapa lagi kalau bukan Wendy. Bayangan persetubuham malam itu membuat nya selalu berfikir jika hal yang ia lakukan adalah sebuah kesalahan. Berulang kali otak cerdas nya menyangkal dengan logika jika perasaan yang sering ia rasakan saat bersama Wendy hanya sebuah euforia semata. Bukan karna sayang, apalagi cinta.

Sama hal nya dengan saat ini. Begitu bel istirahat berbunyi, puluhan siswa berjubal keluar menuju kantin. Sedangkan Irene yang memang akan keluar kelas, menata dan merapikan buku dan bahan materi di lengan nya.

"Bu Irene! Tunggu! Boleh kita bicara sebentar? " cegah Wendy sebelum Irene semakin menjauh dari pandangan mata nya

"O-oh Wendy? Mau bicara apa? " balas Irene terbatas bata

"Boleh kita bicara nya di ruangan ibu saja? Nggak enak kalo ngomong nya disini? " saran Wendy sambil celingukan melihat keadaan sekitar.

"Boleh. Mari ke ruangan saya. "

Wendy berjalan tepat dibelakang Irene yang mendahului nya. Hingga tiba lah mereka di dalam ruangan yang khusus untuk para wali murid.

"Kamu mau bicara apa? Cepatlah, waktu saya tidak banyak! " 

"Ehm, maaf Bu sebelumnya kalau pertanyaan saya terdengar kurang sopan. Saya ada salah apa ya sama ibu? Kenapa akhir akhir ini ibu selalu ngejauh dan menghindar dari saya? "

"Ngehindar? Saya nggak merasa ngehindar dari kamu Wendy. "

"Masa sih bu? Apa cuma perasaan saya ya? "

"Kamu kesini cuma mau ngomongin itu aja? Kalau kamu sudah selesai, tolong keluar. Pekerjaan saya masih banyak"

"E-eh tunggu Bu Irene. Ehm, sebenarnya saya ke sini mau ngajakin Bu Irene nonton. Bu Irene ada waktu nggak besok Sabtu? Malam minggu. " ucap Wendy berusaha membujuk Irene

"Maaf Wen. Saya nggak bisa janji. "

"Yahhh, ko gitu si bu? Please, sekali ini aja bu. Ya ya bu. Sekali ini ajaaaa" rayu Wendy dengan puppy eyes nya.

"Hufttt, ya udah deh. Saya usaha in"

"Yess! Makasih Bu Irene sayanggg!! Besok saya jemput jam 7 ya bu. Bye!! " sorak Wendy girang

Sepanjang perjalanan di Koridor, Wendy tidak henti henti nya tersenyum. Langkah nya yang ringan sangat menguntungkan bagi nya untuk segera menyusul Seulgi di kantin.

"Woy lah! Senyam senyum aja lo dari tadi! Udah kaya orang gila tau gak? " seru Seulgi melihat tingkah aneh sahabat nya itu

"Biarin! Lo tau gak Seul? Hari ini gua seneng banget. Akhirnya gua sama Bu Irene besok ngedate. Lo bisa bayangin seseneng apa gua Seul? " heboh Wendy

"Lo serius Wen? Anjay! Hebat juga lo bisa naklukin tu guru killer. Gua ikut seneng kalo lo seneng Wen. Pokok nya lo besok harus tampil paripurna."

"Wihhh, thank Seul. Lo emang sahabat yang paling bisa ngertiin gua. "

"Its OK. Itulah gunanya sahabat Wen. Udah udah, ko malah jadi melow gini sih?! "

"Lo yang mulai duluan ya"

Bu Guru I Love You (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang