"Udah waktunya pulang, tapi....Dia masih mengulur waktu untukku tetap tinggal."ℛ𝒶𝒾𝓃𝒶
Langit menyeka keringatnya yang mengalir dikening. Terik matahari membakarnya ketika tengah melakukan ekstra kurikuler dalam bidang Karate.
Yah......Setidaknya mengenakan Dogi putih menjadi pengganti seragam merahnya.
Dengan penampilannya yang sedemikian rupa, membuat histeris para perempuan yang melihatnya karna aura ketampanan Langit yang semakin meningkat mengundang rangsang kaum hawa.
Diajang Kumite, Langit cuma menonton karna dia masih mendapat pelatihan dasar dalam Karate. Bersabuk putih, padahal dia sudah menekuni bela diri ini sejak dini. Tapi, tak apalah, Langit ingin merasakan moment pelatihan karatenya dari awal.
Padahal banyak siswi - siswi yang tidak ikut serta dalam ekskul meneriaki Langit untuk disuruh maju memasuki medan tempur.
Seseorang menepuk punggung langit dari samping.
"Bro! Langit ya, namanya?,"
Langit menoleh, 'Ngagetin aja!!' Batin Langit, "Hm" Dan cuma dehaman singkat itu yang Langit sahutkan kemudian.
"Baru di ekskul ini?"
"Hm." Lagi-lagi Langit berdeham malas seolah-olah berbicara. "Banyak tanya Ini orang"
"Masih baru udah dapat banyak fans. Nah , giliiran gue yang sejauh ini udah dapat sabuk hitam, fansnya Satu-dua, bisa dihitung sama jari" Ujarnya membuat Langit tertoleh.
"Tujuan lo jadi anak Karate Karna mau dapat Fans?" Langit bertanya sebab ia pikir cowok ini telah salah kaprah.
"Ya enggaklah!" Bantahnya seketika.
"Tapi... Tujuan utama gue sebenarnya dua- duanya. Untuk bela diri dan mendapat banyak fans."
"Oh"
"Singkat banget jawaban lo_"
"LASKAR! MAJU KAMU!"
Orang yang dipanggil Laskar terkesiap, dia adalah orang yang berbincang dengan Langit tadi.
"Saya?"
"Setan Kali!"
Laskar takekeh, segera berdiri ketengah lingkaran karena paham apa maksud Sensei nya.
"Saya pilih. Langit Pak!"Pinta laskar membuat Langit melotot kaget.
"Ya gak bisa gitu, dong! Dia masih baru sedangkan kamu sudah bersabuk hitam. Pilih yang sepadan!!"
"POKOKNYA SAYA PILIH LANGIT, PAK!". Laskar tetap keukeuh.Rival, salah satu teman Laskar menceletuk, "Maksa banget sih, kar! Lo tuh sama halnya gajah nginjak semut!"
Laskar menyeringai. "Biar gak berisik tuh, cewek-ceweknya!" ujarnya menunjuk kerumunan para siswi dengan dagunya lalu mengeratkan sabuk hitamnya dengan bangga.
"Laskar, cari lawan lain saja!Dia masih baru." Sensei yang bernama Xiang Lue itu tetap tidak mendukung keinginan Laskar.
"Karena masih baru saya mau coba kemampuannya. Siapa tau dia adalah singa berbulu domba!!"
Sensei Xiang Lue tidak menanggapi setengah berpikir.
"Liat tuh ciwi-ciwi maunya Langit maju buat senggol bacok. Yakan, gengs?" Laskar meneriaki kerumunan siswi tersebut.
Semua menjawab pertanyaan Laskar dengan kalimat 'Yoi' Penuh antusias, membuat Laskar tersenyum penuh kemenangan.
"Yaudah lah, gue maju nih!" Langit akhirnya berdiri sendiri, memasuki tengah lingkaran seraya membenarkan sabuk putihnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Langit & Rain (END)
Jugendliteratur"Kita pernah jatuh cinta, pernah bersama namun akhirnya aku harus rela," . Hujan adalah fenomena paling mengerikan dalam hidup Rain. Dia keras, kejam, berkuasa, namun kecantikan dan kehormatannya begitu dijunjung tinggi. Dunia Rain seolah berubah s...