Zee?

6 3 0
                                    

"Jika kamu merasa tidak bersalah, selamanya kamu tidak akan menemukan kebenaran."

                                                                         
ℛ𝒶𝒾𝓃𝒶

Raina|

Langit...

Langit|

Raina...

Pada malam ketika keduanya berada dalam kamar masing-masing, entah ini kebetulan atau takdir. Mereka mengirim pesan secara bersamaan, dalam waktu yang sama, sama-sama memanggil, sama-sama merindukan, membuat keduanya sama-sam atersenyum pula.

Langit| 

Ada apa?

Rain|

I want U

Usai mengirim balasan dengan terburu-buru Rain menaruh handphonenya di bawah bantal. Lama ia mendapatkan respon dari Langit setelah itu. Semakin Rain menunggu balasan, semakin ia merasa kecewa kerena ternyata setelah ia periksa layar handphonenya tidak ada jawaban dari Langit. Oleh karena itu, Rain memilih untuk tidur setelah memadamkan lampu. 

Hening. Hanya bunyi detak jam di dinding.

Beberapa saat kemudian larut malam. Dan jiwa Rain telah lama berpetualang di alam mimpi. 

Lalu diantara kegelapan, cahaya keluar dari layar handphone Rain yang tergeletak di atas nakas memberi tahu bahwa Zee menelpon. 

Drrrt...Drrrttt...

Handphonenya terus bergetar dan Rain tak kunjung terbangun hingga Zee memutuskan panggilan dan ruangan kembali gelap. Menit berikutnya,

Drrrt...Drrrtt...

Handphone bergetar kembali dengan panggilan yang sama lalu kembali terputus.

Drrtt...Drrrtt...

Untuk yang ketiga kalinya Zee menelpon. Sepertinya ada sesuatu mendesak darinya hingga tidak menyerah untuk menghubungi Rain. 

Rain akhirnya terbangun, seolah ada setruman yang mengalir. Seperti ada dorongan, spontan Rain mengechek handphone nya, dan tiga panggilan tak terjawab dari Zee. Rain memilih untuk menelpon nya balik. Dan ketika terhubung, "Ada apa Zee?"

Nut..Nut...Nut..

Panggilan itu terputus. 

Rain kembali menelpon, merasa ada yang tidak beres. "Halo, Zee?"

"Rain!! Rain!! Ha__halo!"

Rain tersentak kaget mendengar suara panik Zee di sebrang. 

"Rain, gu..gue.."

"Ada apa?!" desak Rain Karena Zee kesulitan untuk melanjutkan kalimatnya. "Lo tenang deh, emang ada apaan sih, sampai terengah-engah begitu?"

"Langit Ra! Langit!"

Langit? Ada apa dengan Langit? " Yang jelas dong Zee, kalo ngomong!"

"HOTEL BRINA SEKARANG!!"

Nutt...Nut..

Panggilan lagi-lagi terputus secara sepihak. Rain segera bergegas turun menyalakan lampu dan bersiap mengganti pakaiannya lalu sedikit menyemprotkan parfume. Seluruh penghuni rumahnya sudah tidur, hanya Rain yang terjaga sendirian. Beberapa kamar sudah dipadamkan lampunya termasuk kamar Fero, kakak tertuanya. 

Langit & Rain (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang