Rainy night

3 1 0
                                    

"Aku ingin kembali. Memulainya seperti dulu lagi, dan tak akan ada kata selesai seperti yang pernah terjadi."

.

.

.

.


"Aku heran,"

Suara itu berasal dari mulut Rain yang kala itu sedang duduk berdua dimeja makan bersama Faro. "Kok Papa Sean bisa sebaik itu ya sama Rain?"

"Takdir."

Jawaban itu terdengar dari belakang, dan ternyata terlihat Gabby yang sedang membuka kulkas dan mengambil minuman kaleng disana. Rain mendengus kesal, "Gue gak nanya lo ya, njing"

"Suka suka gue," balas Gabby lalu segera melangkah pergi membawa beberapa botol yogurt ditangannya. 

Rain malas berdebat, jadi dia biarkan saja Gabby pergi dari sana menuju kamarnya. 

"Oh ya, Ra." Fero memanggil.

"Iya?"

"Ulang tahun lo udah dua hari lagi loh. Eh!" Faro segera membekap mulut, seolah-olah habis keceplosan.

"Ingat kok. Gak usah kaget. Bang Fero emang kebiasaan ngasih tau hari ulang Rain, jadinya gak ada kejutan." ucap Rain lalu melahap snack yang ada dimeja seraya bermain handphone. 

Faro terkekeh pelan. "Lo mau ngundang siapa aja keacara ulang tahun lo?"

***

Tok!

Tok!

Tok!

Ketukan dipintu terdengar beberapa kali, Jeva yang mendengarnya dari sofa segera beranjak berdiri dan melangkah cepat keluar untuk membuka pintu. Sementara Jessi sibuk berbaring di sofa panjang mendengar playlist Bernadya di Spotify. 

Begitu Jeva membuka pintu, yang telihat adalah seseorang bertubuh kekar dengan beberapa surat undangan ditangannya. "Ada apa ya?" tanya Jeva to the point. 

"Oh. Ini, ada surat undangan untuk Jeva, Jessi, juga Tuan Haris." beritahu orang itu lantas menyodorkan tiga undangan berwarna hitam dan gold kearah Jeva. 

Jeva mengerutkan kening dengan kuat. "Ini undangan apaan sih?" tanyanya entah pada siapa seraya membawa undangan itu masuk kedalam setelah berterima kasih kepada si pengantar surat.

"Jes, Pa, kita dapat undangan!" teriak Jeva begitu sampai didalam membuat Jessi maupun Haris spontan menoleh kearahnya. 

"Undangan apa?" tanya keduanya kompak dan Jeva hanya mengedikkan bahu seraya memberikan undangan itu.

Begitu mereka melihatnya, spontan ketiganya terkejut melihat nama "Raina Dwiannara' tertera disana. 

 

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Langit & Rain (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang